Saraswati

Beberapa minggu yang lalu sebuah paket sampai di meja kerja saya. Paket itu ternyata berisi dua buah buku baru dari penerbit AKOER. Satu buku tebal berjudul Digitarium Baron Leonard, satu lagi buku tipis berjudul Saraswati karya Kanti W. Janis.Siapa Baron Leonard dan Kanti W Janis ?. Setelah membaca sedikit keterangan tentang penulisnya di sampul belakang kedua buku tersebut, barulah saya tahu bahwa kedua penulis ini adalah penulis muda yang masing-masing baru melahirkan novel perdananya. Salut untuk penerbit AKOER yang konsisten memberi kesempatan kepada penulis-penulis baru untuk menerbitkan karyanya. Sebelumnya sudah ada dua nama yang novel perdananya diterbitkan oleh AKOER yaitu Akmal Nasery Basral Imperia, dan Andhika Pramajaya Narkobar, The MotivatorSetelah menimang-nimang mana dulu yang akan saya baca, akhirnya saya memutuskan membaca terlebih dahulu novel Saraswati karena lebih tipis, dan juga karena saat ini saya sedang membaca novel tebal The Historian (Elizabeth Kostova). saya juga tertarik dengan endorsment dari penerbit di cover belakang buku Saraswati yang ditulis sbb :Terus terang kami terperangah ketika membacanya pertama kali. Secara tradisi biasanya kisah cinta, hanya memiliki 2 akhir penyelesaian. Apakah berakhir dengan happy ending atau tragedi perpisahan. Dalam Saraswati, Kanti keluar dari jalur tradisi ini. Secara tidak terduga Kanti menawarkan klimaks alternatif yang baru.Tak membutuhkan waktu yang lama untuk membaca novel ini. Saraswati menceritakan persahabatan dan kisah cinta antara Saraswati dengan Disam. Saraswati adalah anak tunggal dari pasangan suami istri yang berasal dari Bali, sedangkan Disam seorang peranakan Belanda yang ayahnya berasal dan berkebangsaan Belanda.Persahabatan mereka berawal saat mereka masih kecil dimana Disam (10 tahun) terjatuh dari sepedanya tepat di depan rumah Saraswati yang pada saat itu berusia 15 tahun. Dengan telaten Saraswati merawat luka-lika Disam, dan semenjak itulah mereka bersahabat. Disam memiliki keluarga yang tidak harmonis, ayah dan ibunya kerap bertengkar, sedangkan Saraswati selalu merasa kesepian karena kedua orang tuanya sering bepergian. Untuk mengusir kesepiannya Saraswati mengisi hari-harinya dengan melukis. Disam yang depresi akibat keluarganya dan Saraswati yang selalu kesepian membuat persahabatan mereka kian kental. Namun sayangnya persahabatan mereka terputus secara tiba-tiba Saraswati menghilang begitu saja dari rumahnya tanpa memberi kabar pada Disam.Setelah persahabatan mereka terputus berbagai kejadian menimpa keluarga mereka. Orang tua Disam bercerai, sedangkan kedua orang tua Saraswati meninggal karena kecelakaan. Namun mereka berhasil keluar dari masa-masa sulitnya dan menjalani kehidupannya masing-masing. Saraswati tetap melukis sambil bekerja di sebuah galeri lukisan. Disam dengan bermodal wajah indonya yang tampan menjadi seorang model.Setelah tujuh tahun kehilangan kontak, tiba-tiba mereka bertemu kembali. Pertemuan ini menjalin kembali persahabatan antara mereka berdua yang sempat terputus selama tujuh tahun. Karena bukan lagi anak kecil, persahabatan mereka lambat laun menumbuhkan benih-benih cinta diantara mereka. Namun baik Disam maupun Saraswati belum menyadari sepenuhnya apakah mereka benar-benar saling mecintai atau tidak.Belum yakin dengan apa yang mereka rasakan, Saraswati kedatangan tuniang-nya (nenek) bersama seorang pria (Bisma) yang merupakan cucu dari sahabat Tuniang di Bali. Rupanya kedatangan Tuniang bersama Bisma ke Jakarta memiliki misi tersembunyi. Tuniang ingin agar Saraswati berkenalan dengan Bisma dan menjodohkannya. Hadirnya Bisma membuat cemburu Disam hingga akhirnya Disam maupun Saraswati menyadari bahwa sesungguhnya benih cinta diantara mereka telah tumbuh.Sayangnya Saraswati labil dalam pendiriannya, disatu pihak ia mencintai Disam, dilain pihak ia ingin membahagiakan Tuniang sebagai pengganti kedua orangtuanya yang telah meninggal.Cerita terus bergulir. Siapa yang akhirnya akan dipilih Saraswati ?Tema cinta dalam novel ini menurut saya sebuah tema yang umum. Walau ditulis oleh seorang novelis baru, kisahnya ditulis dengan lancar dan mengalir. Pergulatan batin antara Disam dan Saraswati tersaji dengan menarik dan mampu mengajak pembacanya memahami apa yang mereka rasakan.Di pertengahan cerita penulis mengajak pembacanya untuk berjalan-jalan ke Bali sambil menyaksikan prosesi ngaben seorang puteri raja Bali. Bagi saya, ini nilai tambah dari novel ini. Dengan agak mendetail penulis mendeskripsikan prosesi ngaben sehingga memberi pengetahuan baru bagi saya mengenai prosesi sakral yang sudah menjadi obyek wisata yang paling banyak diminati oleh para turis dalam dan luar negeri. Seandainya bagian ini dieksplorasi lebih dalam lagi tentunya akan lebih menarikLalu bagaimana dengan endingnya yang dikatakan keluar dari tradisi kisah cinta?Endingnya memang tak terduga, namun saya tak melihatnya sebagai sesuatu yang istmiewa seperti yang dikatakan oleh penerbit pada deskripsi novel ini sebagai ending yang keluar dari tradisi kisah cinta.Mungkin saya yang salah, atau kurang peka dalam mengapresiasi novel ini khususnya dalam endingnya. Karena itu saya mengajak teman-teman yang telah membaca novel ini untuk mendiskusikan lebih lanjut. Apakah benar novel ini memiliki ending yang tidak biasa?Namun telepas dari soal endingnya. Saya menilai bahwa novel ini adalah novel yang baik dan enak dibaca. Sebagai novel perdana Kanti W janis, novel ini merupakan modal awal yang sangat baik untuk profesinya sebagai seorang penulis. Jika dilihat dari gaya berutur, penggunaan kalimat-kalimat narasi dan dialognya, semua itu mampu menyeret pembacanya kedalam kompleksnya kisah percintaan antara dua pribadi yang memiliki masa lalu yang kelam.Siapa sebenarnya penulis novel ini ?Sayang tak ada keterangan yang cukup mengungkapkan jati diri penulisnya selain nama lengkapnya, foto, dan sebaris kalimat yang menyatakan bahwa Kanti W Janis adalah penulis belia dan Saraswati adalah novel perdananya.Padahal setiap saya membaca sebuah buku, hal pertama yang saya lihat selain judul, sinopsis, endorsment,dll, saya selalu membaca bagian biodata penulisnya dimana saya akan mendapat informasi tentang penulisnya seperti pengalaman menulisnya, apa akitivitasnya disamping menulis, dikota mana ia tinggal, dll. Mungkin bagi sebagian bagian ini bukanlah hal yang penting, namun bagi saya biodata penulis adalah hal yang perlu saya ketahui sebelum membaca karyanya. Biodata penulis adalah salah satu cara penulis menyapa saya selain dari karyanya sendiri. Dan lagi, bukankah pembaca berhak mengetahui lebih dari sekedar nama penulis dari sebuah buku yang sedang dibacanya?

Kingdom of Strangers

Sembilan belas mayat perempuandengan pergelangan tangan terpotongberhasil ditemukan ketika sebuah kuburan misterius digali di gurun pasir Arab. Kebenaran yang mengerikan dan mengejutkan pun terungkap: pembunuh berantai telah beroperasi di Jeddah lebih dari satu dekade.Namun, inspektur kepala Ibrahim Zahrani terganggu oleh misteri yang sangat dekat dengan dirinya sendiri. Gundiknya, Sabria, tiba-tiba menghilang. Tetapi, sebagai aparat hukum terhormat dan mengingat perzinaan dikenai hukuman mati, Ibrahim mungkin melaporkan kasus tersebut, sebab hal itu akan membahayakan karier dan nyawanya. Dia lalu membawa kasus ini ke Katya Hijazi, ahli forensik di kepolisian yang diam-diam berharap dipromosikan menjadi detektif. Terlibat dalam dua penyelidikan, Ibrahim harus lebih berhati-hati untuk menyembunyikan rahasianya sendiri.Menggambarkan kehidupan perempuan di salah satu budaya paling tertutup di dunia, novel ketiga dari trilogi ini menyuguhkan ketegangan psikologis seputar misteri pembunuhan berantai serta kisah heroik membongkar kejahatan perdagangan manusia di Arab Saudi.PenulisZo Ferraris pindah ke Arab Saudi setelah Perang Teluk I. Ia tinggal bersama suami dan keluarga besar Baduinya yang berdarah Arab Saudi-Palestina, yang belum pernah menyambut orang Amerika ke dalam kehidupan mereka sebelumnya. Dia memperoleh gelar MFA dari Columbia University. Dan saat ini tinggal di San Francisco.Novel pertamanya, Mencari Nouf, telah memenangkan Los Angeles Times Book Award, dan masuk dalam 10 Best Novels of Spring versi The Independent, serta telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 negara.

Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Henry Guntur Tarigan dilahirkan tanggal 23 September 1933 di Linggajulu, Kabanjahe, Tanah Karo, Sumatra Utara. Ayahnya bernama Rulo Tarigan dan ibunya bernama Kawali beru Surbakti. Henry Guntur Tarigan menikah dengan M. Intan Sisdewatu Purba tanggal 14 Agustus 1957 di Berastagi, Sumatra Utara.Menyelesaikan pendidikan Sarjana Muda pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Bandung tahun 1960; Sarjana Pendidikan pada FKIP Universitas Padjajdjaran Bandung tahun 1962; mengikuti Studi Pasca Sarjana Linguistik di Universitas Leiden, Nederland tahun 1971 -1973; meraih gelar Doktor dalam bidang Linguistik pada Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Jakarta tahun 1975 dengan disertasi yang berjudul Morfologi Bahasa Simalungun.Pernah menjadi pengajar tetap pada FPBS-IKIP Bandung, pada Fakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung, dosen luar biasa dalam mata kuliah "Kemahiran Berbahasa Indonesia" pada Fakultas Sastra Universitas Leiden dan pada Hendrik Kraemer Institut Oegstgeest, Belanda (1972-1973); dosen luar biasa STIA-LAN-RI Bandung (1980-1983); dosen terbang/luar biasa pada Universitas Palangkaraya. Kalimantan Tengah; dosen luar biasa pada Universitas Katolik Parahyangan; Guru Besar pada FPBS IKIP Bandung.Beliau sering mengikuti berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri dalam bidang kebahasaan antara lain di Hull (Inggris, 1972), Hasselt (Belgia, 1972), Paris (Perancis, 1973), Leiden (Belanda, 1973), Hamburg (Jerman Barat, 1981), Chicago (Amerika Serikat, 1987), Columbus, Ohio (Amerika Serikat, 1987), Tallahassee (Florida, USA, 1987).

BUNDA SEKOLAH PERTAMAKU

"Buku ini terdiri dari lima bab. Bab pertama tentang pembiasaan dasar islami. Bisa ala biasa. Begitulah kehidupan ini anak pun akan menjadi bisa terhadap shalat puasa berdoa berdzikir dan dasar keislaman lainnya karena ada pembiasaan sejak dini. Kebiasaan bukan hasil dari proses kematangan melainkan sebagai akibat dari pengalaman atau proses belajar. Perilaku dilakukan berulang-ulang dan makin lama jangka waktunya maka akan semakin bagus hasilnya. Ada dua hal yang membantu pembiasaan menjadi efektif menurut Bunda Wening. Pertama contoh atau teladan. Tanpa teladan terlebih dahulu anak akan sulit melakukan sebuah pembiasaan. Kedua pembiasaan yang konsisten dengan cara melatih sang anak sejak usia dini. Bab ini juga dilengkapi panduan wudhu shalat puasa wajib dan doa-doa harian anak. Bab kedua membahas tentang membaca menulis dan berhitung yang sering disingkat calistung. Anak-anak itu suka sekali bermain. Karenanya ibu harus bisa membuat suasana belajar dengan permainan. Maka dengan itu anak akan suka belajar karena menyenangkan. Bab ketiga masih membahas tentang bermain yakni berikan main yang mencerdaskan. Bagaimana itu? Salah satunya dengan cara story telling. Dengan menggunakan buku cerita bergambar sang ibu menceritakan maka anak pun akan senang. Selain itu ini juga akan mendekatkan sang ibu dan anak. Bab keempat memberikan penjelasan adab-adab dalam Islam yang harus dibiasakan pada anak. Misal adab makan tidur kepada orang tua dll. Bab terakhir buku ini membahas tentang tumbuh kembang anak dan stimulasinya. Termasuk tips mengasuh anak sejak dalam kandungan. Karena sejatinya mengasuh dan mendidik anak bukanlah kewajiban seorang ibu saja maka buku ini wajib dibaca oleh kalangan bapak calon bapak bahkan lelaki yang belum menikah sekalipun. Buku ini akan memberikan wawasan parenting tak hanya teori namun sekaligus mudah dipraktekkan.

My Possessive Boyfriend

Mungkin semua perempuan akan merasa bahagia jika bisa mendapatkan cowok seperti Reza. Tapi tidak dengan Dara. Dara menyesal kenapa dulu ia menerima Rezacowok pengekang itu. Dara benar-benar sial.    "Enggak, Ra," tolak Reza mendengar permintaan Dara.    "Boleh, ya?" bujuk Dara dengan wajah melasnya.    "Enggak!"    Boleh, Za."    "Sekali enggak, ya enggak."    "Ih ... nyebelin banget, sih. Dara ngambek karena tak berhasil membujuk Reza.    Bagaimana kehidupan Dara yang selalu dilarang ini dan itu oleh pacarnya yang notabene cowok paling posesif? Dara juga tak habis pikir, bagaimana Reza mencintai sampai segitu dalam padanya. Reza akan melakukan apa pun untuk Dara agar dia tidak kehilangan gadisnya. Ya, miliknya.    "Aku melakukan ini karena aku perhatian sama kamu, Ra."    "Aku jauh lebih butuh pengertian daripada perhatianmu, Za."Tentang PenulisNama lengkapnya Fasti Nur Aistya. Lahir di Kediri, 27 Oktober 2000. Perempuan yang tidak suka hujan ini sering dipanggil Fasti oleh temannya dan dipanggil Tya kalau di rumah. Pada saat menulis novel ini, dia masih berumur 16 tahun. Sekarang, dia masih duduk di bangku kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan, tepatnya di SMKN 2 Kediri.Perempuan yang suka nonton drama korea, anime, dan film action ini, mulai menggeluti dunia kepenulisan saat masuk SMK melalui akun Wattpad. Sampai saat ini sudah ada enam cerita yang dia tulis di Wattpad, My Possesive Boyfriend yang merupakan karya pertama yang berhasil diterbitkan, Backstreet, Azalea, Stalker, Not Kompak But Somplak dan Unfair Love. Bagi kalian pengguna Wattpad bisa cek profil @fastiaistya untuk menemukan karya lainnya. Ig : @fastiaistyaAsk.fm : @fastiaistya