Jurnalistik Foto Suatu Pengantar

Pernahkah Anda membaca media massa cetak tanpa ada sebuah foto di dalamnya? Rasanya tidak ada media massa cetak (surat kabar, tabloid, dan majalah) yang tidak menyertakan foto dalam setiap terbitannya. Foto seringkali menjadi daya tarik bagi pembaca sebelum membaca berita. Terutama foto yang dimuat di halaman pertama surat kabar, yang biasanya berhubungan dengan headline berita hari itu.Setiap foto harus mampu memukau indra dan perhatian orang seketika itu. Bagaimana pun tampilannya, ketika dipamerkan di ruang publik, sebuah foto mempunyai pengaruh yang sangat kuat, dapat menggetarkan perasaan dan menggugah pikiran orang yang melihat dan membacanya.'Tanpa gambar, aksara tak bermakna" begitulah kata pepatah lama. Fotografi adalah seni melihat yang dapat memberikan banyak kisah atas berbagai momen yang terjadi.Buku ini tidak hanya membahas secara teoretis apa dan bagaimana membuat foto jurnalistik, tetapi juga teknik dasar praktis yang dapat dilakukan oleh para jurnalis foto untuk membuat serta menghasilkan foto jurnalistik yang baik dan layak diterbitkan dalam media massa cetak.Buku ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa komunikasi jurusan jurnalistik, para "pecandu" fotografi, dan Anda yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang jurnalis foto.***RITA GANI, dosen tetap bidang kajian Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi UNISBA, mengampu mata kuliah Jurnalistik Foto. Saat ini, ia sedang melanjutkan pendidikan di Program Doktoral Pascasarjana UNPAD. Selain memotret, menyukai traveling dan olahraga yoga, ia juga aktif menulis di berbagai surat kabar, mengisi materi di berbagai pelatihan, dan melakukan berbagai penelitian, terutama yang berkaitan dengan media literasi.RATRI RIZKI KUSUMALESTARI, lahir di Denpasar, 31 Januari 1975, menyelesaikan studi S1 di Jurusan Ilmu Jurnalistik Fikom Universitas Padjajaran Bandung. Saat ini sedang menyelesaikan studi S2 di perguruan tinggi yang sama. Ketertarikannya dengan dunia fotografi bermula dari bangku kuliah dan mulai serius menekuninya sejak mengajar mata kuliah Dasar Fotografi, Teknik Fotografi dan Jurnalistik Foto di Fakultas Ilmu Komunikasi UNISBA.

Ayah... Kisah Buya Hamka BK

BUYA HAMKA. Nama besar ini bukan hanya dikenal sebagai ulama besar, melainkan juga sebagai sastrawan, budayawan, politisi, cendikiawan, dan pemimpin masyarakat. Ketokohan serta keagungan karyanya membuat banyak orang tertarik untuk mengabadikannya.Melalui penuturan anak kelimanya, Irfan Hamka, Republika Penerbit ingin mengenal sosok besar Hamka, namun dari sisi yang lebih dekat; Buya Hamka sebagai seorang ayah, suami, dan kepala keluarga.Buku Ayah menyuguhkan banyak kenangan, pengalaman, dan kisah luar biasa yang mungkin tak akan kita peroleh selain dari orang-orang terdekatnya.  Dan, Republika Penerbit merasa beruntung bisa "mendengarnya" langsung dari Penulis, lantas menyampaikannya kepada pembaca. Semoga pembaca pun dapat memperoleh manfaat dengan membacanya.Berikut sebagian kecil nasihat dan pengalaman yang dikenang oleh Irfan Hamka selama 33 tahun kebersamaannya dengan Buya Hamka, sang ayah. Kisah-kisah dalam buku Ayah akan membawa pembaca mengenal lebih dekat sosok Buya Hamka dari sisi yang berbeda."Ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh orang yang suka berbohong. Pertama, orang itu harus memiliki mental baja, berani, tegas, dan tidak ragu-ragu untuk berbohong. Jangan seperti kamu tadi.  Kedua, tidak pelupa akan kebohongan yang diucapkannya. Ketiga, harus menyiapkan bahan-bahan perkataan bohong untuk melindungi kebenaran bohongnya yang pertama. Contoh, ada seorang teman bertanya kepada temannya, 'Tadi hari Jum'at shalat di mana?' Si teman yang ditanya sebenarnya tidak ikut shalat berjamaah Jum'at, namun karena malu, dia berbohong, lalu menjawab, 'Di Masjid Agung'. Si teman yang bertanya kembali bertanya, 'Di lantai mana kau shalat?' Yang ditanya kembali menjawab, 'Di lantai bawah'. Bertambah lagi bohongnya. 'Saya juga di lantai bawah, kok. Tidak,bertemu?' Dengan mantap yang ditanya menjawab, 'Saya di saf paling belakang'. Coba kau hitung, Irfan! Untuk melindungi bohongnya, berapa kali dia menambah bohong agar temannya percaya bahwa dia memang shalat di Masjid Agung? Mengerti kau, Irfan, akan cerita Ayah ini?" Halaman 10.***Atau kisah tentang perjalanan maut di Padang Pasir.Mulanya, gulungan angin bercampur pasir itu masih berjarak sekitar dua kilometer di belakang kami. Umar, sopir kami, menambah kecepatan mobil dari 100, 110, lalu 120 mill per jam. Mobil terasa melayang di atas jalan raya.Namun, angin pasir itu lebih cepat menyusul. Badan mobil terdengar seperti disiram oleh pasir. Suara gemuruh angin terdengar di dalam mobil kami. Seperti ada ribuan suara siulan yang mengepung mobil kami. Ayah terus menyebut nama Tuhan, "Allah, Allah".Aku pun mengikuti ucapan Ayah, "Allah, Allah, Allah". Halaman  137-138.

Girl Of Nightmares

Anna berdiri di semak-semak di luar rumahku, menatapku. Sorot matanya kosong dan mati, sama sekali hampa dan tak bisa kukenali . Sementara aku berusaha mengatur napas, selarik darah gelap meleleh dari hidungnya. Aku kembali menatapjendela, setengah menduga ia sudah pergi, setengah berharap dia sudah pergitapi ia masih di sana, tak bergerak. Akhir-akhir ini, Cas sering didatangi mimpi buruk. Dia melihat Anna yang tersiksa, Anna yang justru semakin merana dan belum terbebaskan. Meski ingin mengabaikannya, Cas malah semakin sering dihantui mimpi soal Anna.Teman-temannya khawatir dengan kondisi Cas, mereka mengingatkan bahwa Anna pasti ingin Cas bisa hidup sebagai manusia normal, bukan setengah zombie seperti saat ini. Pekerjaannya bersama Orde tidak bisa mengalihkan pikirannya.Cas pun tak ingin tinggal diam. Dia yakin Anna dalam bahaya, dan kali ini dia akan berkorban untuk menyelamatkannya.***Sangat orisinal, kreasi yang mengagumkan, dengan kesenangan yang melimpah, buku ini bisa jadi buku horor terbaik. Kami menuntut kelanjutan kisahnya.-Kirkus ReviewSaat kita mengira telah sampai pada kesimpulan ceritanya, Blake menggerakkan plotnya ke arah yang baru dan tak terduga. Novel ini berkisah tentang cinta remaja, pertemanan, balas dendam dan tragedi, serta sebuah bildungsroman. Hubungan antar karakternya sangat multidimensi dan memuaskan.-School Library JournalSangat filmis dan memukau. Kombinasi kisah romantis dan darah kental yang diciptakan Blake seharusnya cukup bisa menarik para pembaca.-BooklistGabungan horor dan romance yang apik sebuah cerita horor yang menyenangkan untuk dibaca.-Publishers Weekly Buku Lainnya oleh Kendare Blake: ANNA DRESSED IN BLOOD