The Art Of Thrifting

Pernah nggak terpikir kalau seleb seperti Zoe Kravitz, Lorde, Katy Perry, hingga seleb lokal seperti Alex Abbad dan Tara Basro, ternyata menikmati thrifting alias berburu barang vintage atau secondhand? Buat yang masih belum akrab sama kebiasaan ini mungkin akan langsung komentar, Oh, really? Apa nggak risi ya, mereka ngubek-ngubek begituan? dan sebagainya.Well, ternyata dalam beberapa tahun terakhir ini koleksi vintage atau secondhand atau preloved tadi malah semakin diminati! Puluhan toko online dan butik recycle bermunculan dan menawarkan barang-barang bekas yang dikurasi secara serius. Baju bekas nggak lagi dianggap memalukanpenggemarnya justru bisa dibilang adalah para hipster yang terus mencari cara untuk terlihat beda. Buat pelajar atau mahasiswa yang punya bujet terbatas tapi pengin tetap stand out dan keren, its a sure thing that thirfting is one of the best option! Bermacam parka, jaket, dress sampai pernik unik bisa didapat dengan harga yang supermurah. And hey, theres nothing wrong with it! Bahkan, sebenarnya kita juga bisa membantu bumi dengan me-reuse pakaian dan barang-barang yang ada, lho!Bagi Nazura Gulfira, ada sesuatu yang menantang sekaligus menyenangkan tentang thrifting. Petualangannya dimulai sebuah pasar baju bekas di Jakarta Pusat. Pengalaman pertama memilih, menawar, dan membersihkan barang temuannya itu benar-benar berkesan dan bikin dia ketagihan untuk terus thrifting! Lokasi thrifting rekomendasinya sangat bervariasi, mulai dari Pasar Gedebage (Bandung), Mode Off (Tokyo), sampai Camden Market (London).Simak petualangan dan tip lengkap mendapatkan hingga merawat barang vintage temuanmu di sini. Mungkin saja kamu bisa jadi the master of thrifting berikutnya. Happy thrifting!--Nazura Gulfira adalah seorang dosen dan peneliti di Universitas Indonesia, yang sebelumnya menghabiskan masa S2 di Bournemouth University, Inggris. Hobinya berburu barang vintage dan secondhand membuatnya dikenal sebagai hijab fashion blogger dengan gaya yang unik dan beda. Gaya dan tip memadu-madankan outfit secondhand dan barang bermerek a la Nazura, kerap dijadikan inspirasi dan referensi di beberapa majalah nasionalTENTANG PENULISNazura Gulfira lahir di Jakarta pada 1991. Dalam kesehariannya, Nazura bekerja sebagai dosen dan peneliti di Universitas Indonesia, serta menjadi blogger saat waktu senggang. Selain thrifting, Nazura juga menemukan kebahagiaan yang sederhana saat menuangkan pemikirannya ke dalam tulisan, memfoto hal-hal menarik di sekelilingnya, membaca buku yang menginspirasi, dan melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru. Sekitar 2012, semangat untuk thrifting kembali muncul ketika Nazura melanjutkan pendidikan master-nya di Bournemouth University di Inggris. Hidup di negara dan kota yang dipenuhi dengan berbagai pasar dan toko vintage menarik, membuat intensitasnya berburu barang bekas semakin sering dilakukan. Ketika melakukan perjalanan ke kota dan negara lain pun, hampir selalu dipastikan bahwa dirinya mengunjungi local flea market dan vintage/thrift store. Bukan karena ingin mencari barang murah, melainkan karena rasa penasarannya akan budaya lokal yang dapat dirasakannya saat mengunjungi tempat-tempat tersebut. Dari berbagai perjalanan itulah akhirnya Nazura menyadari bahwa ketertarikannya terhadap barang-barang bekas bukan lagi karena harganya yang lebih murah atau keunikan dari barang tersebut, melainkan lebih dari itu, sebab thrifting is a kind of hobby that effortlessly makes her happy. Ketertarikannya ini akhirnya membuat Nazura dan kakak perempuannya, Chica, membuat online thrift shop bernama Tweedehands. Lebih dari bisnis, Tweedehands adalah sebuah impian untuk membuka toko vintage/thrift masa depan, menyalurkan ketertarikan mereka pada barang vintage dan bekas, serta berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

33 Menit Resign

Mengambil keputusan resign pastilah tidak dilakukan asal-asalan, bermodal ikut-ikutan, berlatar belakang kecewa, sakit hati dan emosional. Resign haruslah mempunyai tujuan yang jelas, mempunyai ilmu dan bekal yang benar.Banyak diantara mereka yang resign hanya karena tergoda mimpi indah menjadi pengusaha, bebas waktu dan bebas finansial, sementara fondasi yang dimiliki belum cukup kuat menopangnya. Api semangat yang terlalu besar dapat menghanguskan diri sendiri, membakar habis harapan dan mimpi mulia yang dicipta.Dalam 33 menit atau kurang, atas izin Allah, penulis sangat yakin anda Akan bergegas mengambil salah satu keputusan terbaik dalam periode hidup anda; resign! Pertanyaannya, mengapa 33 menit? Ya, karena sekurangnya dengan membaca tiga dari 8 rukun resign saja Anda sudah sangat fresh, berenergi dan kokoh. Mestinya malah tidak sampai 33 menit!Buku ini berisi 8 rukun resign ini akan membahas tuntas semua permasalahan karyawan yang akan memutuskan resign; sebelum, sesaat dan sesudah resign, buku ini memberi sign (tanda/rambu), apakah Anda memang wajib resign, bagaimana menguatkan tekad, mental dan keyakinan Anda bahwa resign adalah jalan terbaik yang dipilih.Disini terpampang peta jalan, menyajikan roadmap resign dan membekali dengan tuntas langkah-langkah yang benar-benar dan bernilai manfaat. Resign yang mampu menjadikan Anda semakin hebat dan menghebatkan, resign menjadi jalan keselamatan dan menyelamatkan banyak orang lain, bukan resign yang mementingkan ego pribadi.

Kesebelasan Gen Halilintar : My Family My Team

An Untold Story...Rahasia 22 tahun Perjalanan Hidup Pasangan suami istri dengan 11 Anak Berkeliling 5 Benua akan terungkap dalam buku ini.Buku ini menceritakan Kisah Nyata dari Pengalaman Orang Tua dalam Memotivasi, Memelihara, dan Mendidik 11 anak-anak mereka --- sangat Inspiratif, Extraordinary, dan Fenomenal.Sumber dari Harian KompasTanpa pengasuh, tanpa pembantu, tanpa baby sitter, pasangan suami istri (pasutri) berdarah Minang, Halilintar (44) dan Lenggogeni Faruk (42), berkeliling dunia bersama 11 anak mereka, yaitu 6 putra dan 5 putri.Pasutri ini telah berkeliling dunia sejak tahun 1993. Anak tertuanya kini berusia 20 tahun, sementara si bungsu berusia 2 tahun. "Kami menikah muda saat sama-sama masih kuliah di UI. Nikah tahun 1993 dan traveling sejak itu, bahkan sebelum saya hamil," kata Lenggogeni kepada Kompas Travel di Jakarta, Rabu (4/3/2015).Bahkan saat hamil pun, Lenggogeni tetap melakukan perjalanan di dalam maupun luar negeri. Negara pertama yang disinggahi adalah Malaysia. Sebagian anaknya lahir di luar negeri, seperti Thariq Halilintar lahir di Brunei Darussalam. "Total sudah ke lima benua. Ya, hampir 100 negara," kata Halilintar.Keluarga ini selalu melakukan traveling bersama-sama. Uniknya setiap anak memiliki tugas masing-masing. Seperti dituturkan Lenggogeni, keluarganya ibarat sebuah hotel. "Ada yang berperan sebagai chef, laundry, dan lainnya," ungkapnya.Sebagai orangtua yang frequent traveler, anak-anak mereka pun jadi mewarisi jiwa traveler, mulai dari pekerjaan, usaha, sampai sekolah dijalankan secara mobile. "Kami tetap punya rumah, rumah kami di Pondok Indah, tidak nomaden, tetapi kami selalu traveling. Habis ini kami ke Spanyol untuk peluncuran buku kami," kata Halilintar.Kisah perjalanan pasutri bersama 11 anak mereka berkeliling dunia selama 22 tahun telah dituangkan ke dalam buku berjudul Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team.Pada buku yang ditulis oleh Lenggogeni dikisahkan perjalanan mereka ke berbagai negara di lima benua, mulai dari Finlandia di Eropa Utara, Afrika, Amerika Serikat, Australia, negara-negara di Asia, sampai Uzbekistan."Favorit saya dan keluarga memang Uzbekistan dan Malaysia. Mungkin kalau Malaysia karena serumpun, satu nenek moyang, dan ada kesamaan agama, begitu juga Uzbekistan," kata Halilintar.Muntaz Halilintar (6) juga mengakui bahwa Uzbekistan adalah negara favoritnya. "Soalnya banyak masjid dan musoleum tokoh-tokoh Islam," katanya.Lalu negara mana yang akan dikunjungi berikutnya? Halilintar mengaku ingin menjelajahi negara-negara berakhiran "tan" di kawasan Asia Tengah. "Belum semua dikunjungi, baru Uzbekistan. Juga mau ke Tiongkok, karena belum semua daratan Tiongkok kami jelajahi," katanya