Adab Untuk Pencinta Ilmu Dan Al Quran

Ilmu dan al-Quran adalah anugerah Allah yang patut disyukuri. Dengan keduanya, manusia menjadi makhluk mulia dan terhormat. Tak hanya di mata Allah, tetapi juga di mata sesama. Karena itu, sebagai Muslim kita harus mencintai ilmu dan al-Quran. Mulai dari mempelajari, mengamalkan, hingga menyampaikan keduanya dalam kehidupan kita. Dalam hal ini, ada adab-adab yang mesti kita terapkan agar kita mendapatkan keberkahan dari keduanya.Melalui buku dari khazanah Islam klasik yang sangat langka dan berharga ini, Imam al-Ajurri menjelaskan adab-adab untuk para pecinta ilmu dan al-Quran berdasarkan ayat-ayat al-Quran, hadis Rasulullah, hingga teladan dan nasihat para ulama besar masa lalu. Sangat relevan untuk mereka yang tengah belajar ilmu-khususnya ilmu agama-dan al-Quran, baik secara formal maupun informal atau di luar sekolah, seperti majelis taklim dan tempat-tempat pengajian di mana pun.Ditulis oleh Imam al-Ajurri, seorang ulama besar ahli tafsir, hadis, dan fikih pada masanya, muatan dan pesan-pesan dalam buku ini sungguh otoritatif, tepercaya, dan layak menjadi rujukan utama terutama untuk generasi milenial yang haus akan ilmu pengetahuan dan sangat mencintai al-Quran sebagai pegangan hidup sehari-hari. Inilah buku yang tepat akan menciptakan generasi saat ini yang tak hanya pintar, cerdas, berwawasan luas, dan ahli, tetapi lebih dari itu adalah generasi yang beradab, berakhlak, atau beretika luhur.

Bocoran Pertanyaan Alam Kubur Plus Kunci Jawaban

Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu? Apa agamamu? Apa kitabmu? Apa kiblatmu? Siapa saudaramu? Apakah pegangan dan iktikadmu? Apakah kalimat yang kamu bawa bersamamu?Itulah pertanyaan yang akan ditanyakan Malaikat Munkar Nakir kepada kita kelak di alam kubur. Pertanyaan ini adalah semacam test case posisi kita kelak di akhirat, antara neraka atau surga. Ketika masih hidup, pasti kita sudah hafal luar kepala pertanyaan-pertanyaan tersebut bahkan beserta jawabannya. Namun, kelak di alam kubur, laku kita sebagai muslim lah yang menentukan bisa tidaknya kita menjawab pertanyaan tersebut. Jelas bukan perkara mudah untuk menjawabnya. Semua tergantung persiapan kita selama hidup didunia.Pepatah mengatakan: kesuksesan tergantung persiapan. Begitu juga kesuksesan kita di dalam kubur tergantung persiapan di dunia ini. Nah, buku ini menyajikan secara lengkap laku, amal, persiapan apa saja yang seharusnya kita lakukan dan rutinkan selama di dunia demi kebahagiaan di alam kubur dan akhirat kelak.Dikemas dengan bahasa yang mudah, pembahasan sistematis dan runtut, disertai dalil dari Al-Qur'an dan hadits, dengan penuturan yang objektif dan moderat, sehingga buku ini layak menjadi pegangan dan bacaan keluarga muslim."Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (Q.S. Al-Anbiya' [21]: 35)

Layangan Putus

Seorang gadis remaja polos yang berasal dari daerah, tumbuh, berkembang, dan menemukan cinta di kota besar yang sangat berbeda dengan iklim daerah asalnya. Mimpi sederhananya menyambung pendidikan dan menyelesaikannya tepat waktu, namun berubah setelah ia mengenal sosok lelaki tangguh Lelaki yang mandiri dan berpendirian keras mengenalkannya dengan dunia baru yang belum pernah ia temui. Dunia yang asyik dan menyenangkan yang berbeda total dengan kehidupan remaja di daerah asalnya.Kinan jatuh cinta dengan sosok fun Aris yang juga memiliki sifat gigih. Aris mengubah caranya memandang dunia. Berdua menyamakan visi dan berjanji dalam ikatan pernikahan. Bersama memulai semua kehidupan dari bawah, Kinan dengan setia mendampingi Aris membangun mimpi mereka. Perubahan pola pikir Aris kembali mengubah cara pandang Kinan terhadap prioritas kehidupan. Kinan tetap setia di sisiAris dan melupakan mimpinya menjadi seorang wanita karier. Memilih merawat keluarga di rumah memenuhi permintaan Aris Dan kembali mengenal Tuhan.Aris mampu meyakinkan Kinan dengan cukup ia yang bekerja di luar rumah, sudah cukup membawa Kinan, memenuhi mimpinya saat kecil bertualang menaiki balon udara. Kinan jatuh cinta akan keindahan Cappadocia dan balon udara yang menghiasi angkasa. Takdir berkata Iain. Aris menyaksikan keindahan tersebut namun Kinan hanya sanggup menikmati dari foto-foto yang ia temukan di ponsel suaminya. Bersama wanita Iain. Dua belas hari menghilang, Aris kembali ke rumah dengan semua hal baru yang belum pernah diketahui Kinan. Akankah Aris kembali berhasill membuat Kinan mengerti akan pilihannya?

Ger-geran Bersama Gus Dur (Edisi Spesial Mengenang Gus Dur)

Gus Dur telah tiada. Tapi kalau Anda masih juga tak percaya bahwa kelakar-kelakarnya sangat cerdas dan lucu, caba baca petikan ini:Di depan Kanselir Jerman Helmut Schmidt, Gus Dur bercerita tentang rabbi Yahudi. Rabbi itu sudah berumur 85 tahun, dan dia sangat kecewa. Maka mengadulah dia pada Tuhannya. Tuhan, saya sudah 65 tahun mengabdi pada-Mu, sejak usiaku 20 tahun. Tapi setelah mengabdi begini lama, mengapa Engkau mengecewakanku? Mengapa Engkau biarkan anakku masuk Kristen? Tuhan, saya sungguh kecewa.Lalu Tuhan menjawab: Sama, anak saya juga masuk Kristen.Atau, yang ini dech:Seorang pendeta Hindu, seorang pastur Katolik, dan seorang kiai terlibat diskusi soal siapa yang paling dekat dengan Tuhan.Kami, dong!, kata pendeta Hindu.Kok kalian bisa merasa paling dekat dengan Tuhan? tanya si kiai.Lha, iya. Lihat saja, kami memanggil-Nya saja Om, jawab yang ditanya, merujuk seruan religius Hindu: Om, shanti, shanti, Om.Oh, kalau alasannya itu, kami dong yang lebih dekat, sergah si pastur Katolik. Lihat saja, kami memanggil-Nya Bapa. Bapa kami yang ada di surga... Sang kiai diam saja. Lalu kedua teman bicaranya bertanya, Kalau Pak Kiai, sedekat apa hubungannya dengan Tuhan?Duh, boro-boro dekat, jawabnya. Manggil-Nya aja dari menara, teriak-teriak lagi!Gerrrrr!!! Kalau Anda tetap bilang guyonan Gus Dur nggak lucu, ya terserah! Gitu aja kok repot!!!  * * *Pengantar Penerbit yang Tidak LucuKH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah tiada. Tokoh yang satu ini memang luar biasa. Dalam sosoknya melekat banyak ikon: pejuang demokrasi, pembela kaum marginal, pluralis, kontroversial, dan tentu saja humorissudah pasti masih banyak lagi ikon lain yang melekat padanya. Tak ayal lagi, kepergiannya akan dikenang sepanjang masa oleh segenap anak bangsa.Banyak orang mengenang Gus Dur dengan berbagai cara. Baru beberapa hari wafat, para politisi berusaha mengenangnya dengan usulan gelar pahlawan nasionaldasar politisi ya, suka memanfaatkan peluang alias momentum, oportunis sejati melebihi pengusaha. Para pengikut (umat) Gus Dur lebih sreg berdoa sambil berisak tangis di sisi makamnya. Jurnalis televisi tentu memutar kembali tayangan dialog atau wawancara bersama sang Guru Bangsa semasa hayatnya. Ada nggak ya yang ingin mengenang Gus Dur dengan membuat tugu patungnya? Kayak patung Obama di Menteng itu loh, wkwkwkwk.Nah, kami, kaum pekerja buku alias penerbit, lebih suka mengabadikan Gus Dur dengan sebuah buku. Dan, sosok Gus Dur yang humoris sepertinya lebih enak dikenang ketimbang sosoknya yang lain: sisi kontroversialnya, misalnya. Kami yakin, melempar kembali kelakar-kelakar Gus Dur ke hadapan pembaca akan terus menghidupkan sosoknya di mata masyarakat. Bukan hanya karena humor selalu membuat orang senang, tapi juga lantaran kelakar Gus Dur memang berbobot, benar-benar lain dari humor biasa. Humor-humor Gus Dur tak sekadar kocak dan lucu tapi juga cerdas dan bermutu. Tidak hanya membuat pembacanya atau pendengarnya langsung ger-geran tapi juga menyuburkan pikiran. Buku Ger-geran Mengenang Gus Dur merupakan gabungan dari dua buku yang pernah kami terbitkan secara terpisah, Gitu Aja Kok Repot! (2000) dan Saya Nggak Mau Jadi Presiden, Kok! (2001). Dalam edisi spesial mengenang Gus Dur ini, kedua buku tersebut kami satukan, berharap pembaca lebih utuh dan lebih lengkap menikmati kelakar-kelakar Gus Dur. Selamat tertawa, tapi jangan menertawakan Almarhum Gus Dur ya! Bahayyyaaa!!!Selamat jalan, Gus!Ciputat, 05 Januari 2010