Garis Waktu : Sebuah Perjalanan Menghapus Luka (Edisi TTD)

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apa pun kecuali jatuh cinta, biarpun logika terus berkata bahwa risiko dari jatuh cinta adalah terjerembab di dasar nestapa.Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan. Yang paling menggiurkan setelahnya adalah berbaring, menikmati kepedihan dan membiarkan garis waktu menyeretmu yang niat-tak niat menjalani hidup. Lantas, mau sampai kapan? Sampai segalanya terlambat untuk dibenahi? Sampai cahayamu benar-benar padam? Sadarkah bahwa Tuhan mengujimu karena Dia percaya dirimu lebih kuat dari yang kau duga? Bangkit. Hidup takkan menunggu.Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Namun tiada guna, garis waktu takkan memperlambat gerakkannya barang sedetik pun. Ia hanya mampu maju, dan terus maju. Dan mau tidak mau, kita harus ikut terseret dalam alurnya. Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.Tentang PenulisFiersa Besari, seorang musisi dan penulis yang bertempat tinggal di Bandung. Sebagai musisi, "Bung", sapaan akrabnya, sudah sering menunjukkan aksinya mengisi panggung-panggung di berbagai daerah. Bung pun cukup senang dengan dunia membaca dan menulis. Ia rutin berbagi tulisan kreatifnya lewat akun social medianya, seperti twitter yang mendapatkan banyak respon positif followernya (yang berjumlah 132K). Lewat akun Instagramnya (dengan follower sebanyak 58.8K), Bung kerap berbagi hasil pemikirannya dengan cara yang menarik, seperti menggabungkan musik video dan teks. Bung juga adalah penggagas akun @pencandubuku, yang rutin mereview buku-buku diakunnya.Selain sebagai penulis dan musisi, Bung adalah juga penikmat alam, yang gemar berpetualang ke daerah-daerah di Indonesia. Berbagi inspirasi dan motivasi agar sejenak meninggalkan keriuhan dan bisingnya kota, menuju alam segar yang (masih) bebas dinikmati.Keunggulan BukuTulisan Penulis disukai di social media, dan bukunya ini adalah buku pertamanya yang dijual secara nasional dan sangat dinantikan penggemarnya.Tulisannya bervariatif, memberi inspirasi dan motivasi, menyentuh segi-segi kehidupan manusia, seperti hubungan antar sesama, cinta, kehilangan, patah hati, motivasi untuk kembali bangkit, mengerjar cita-cita, juga rasa terima kasih kepada keluarga (ibu dan ayah).

The Last Secret of The Temple

JEJAK PEREBUTAN TANAH SUCI TIGA AGAMAYerusalem, 70 M. Tatkala pasukan Romawi menyerbu Kuil Suci, seorang pendeta mengungkapkan sebuah rahasia kepada seorang bocah lelaki, bahwa dia mesti berhati-hati dengan hidupnya...Jerman selatan, Desember 1944. Enam tawanan berbadan kerempeng menyeret sebuah peti misterius ke dalam bekas area pertambangan. Mereka juga mempertaruhkan hidupnya demi menjaga suatu rahasia: pembunuhan oleh tentara Nazi...Mesir, Lembah Para Raja, era kini. Seorang arkeolog Belanda ditemukan tewas di Malqata, sebuah situs arkeologis di tepi barat Sungai Nil. Inspektur Yusuf Khalifa dari kepolisian Luxor segera teringat dan kemudian menghubungkannya dengan kasus pembunuhan sadis terhadap seorang perempuan Israel, Hannah Schlegel, di Karnak tiga belas tahun silam.Kendati ditentang atasannya, Inspektur Khalifa akhirnya membuka kembali kasus ini. Dan untuk menyelidikinya, dia bekerja sama dengan polisi Yerusalem, Arieh Ben Roi. Berdasarkan informasi rahasia dari seorang jurnalis Palestina, mereka segera sadar bahwa identitas pembunuh Schlegel terkait misteri di seputar harta karun kuno yang diselundupkan ke kastil Castelombres di Prancis, serta terkait situs pengikut Nazi di masa lampau.Dari kota Yerusalem kuno, Perang Salib, dan manuskrip abad pertengahan berhuruf sandi hingga Holocaust, harta karun Nazi, dan berbagai peristiwa pembunuhan di masa kini, The Last Secret of the Temple adalah kisah pertualangan mendebarkan yang menyibak riwayat perebutan tanah suci tiga agama."Dibandingkan karya terhebat Dan Brown sekalipun, novel brilian Paul Sussman ini jauh lebih hebat."- James Rollins, penulis bestseller versi New York Times"Tidak hanya beralur kuat, kaya observasi, dan thriller yang merangsang pikiran, tetapi juga sangat menyentuh jiwa."- Raymond Khoury, penulis The Last Templar"Novel Paul Sussman ini tidak hanya menawan, tapi juga menegangkan serta memberi harapan bagi kehidupan Timur Tengah yang memilukan."- William Dietrich, penulis Napoleon's Pyramids