Inside Larry and Sergeys Brain

Anda telah menggunakan produk mereka. Anda telah mendengar tentang kekayaan mereka yang melambung dengan cepat dan motto bisnis mereka "jangan menjadi perusak". Namun, seberapa banyak Anda mengenal tentang pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin? Inside Larry and Sergey`s Brain melihat kisah Google secara keseluruhan dan fokus pada apa yang sebenarnya memicu keduanya dan ke mana mereka akan membawa Google di masa depan. Richard L. Brandt memperlihatkan perusahaan ini sebagai gagasan dari dua individu brilian dan melihat keputusan bisnis Google sebagai cara untuk mencapai ambisi dan keyakinan pendirinya. Larry adalah ahli strategi utamanya, dengan ketajaman bisnis dan gerakan praktisnya, sedangkan Sergey adalah ahli teknologi utama dan idealisnya, dengan gagasan brilian dan posisi moral yang kuat. Tetapi mereka bekerja sama dengan baik, hampir seperti dua belahan otak yang saling melengkapi. Melalui wawancara dengan karyawan yang ada dan mantan karyawan, pesaing, mitra, dan manajemen senior Google, serta percakapan dengan pendiri itu sendiri, Brandt menyingkap perusahaan dan juga mengklarifikasi sejumlah kesalahpahaman. Misalnya, tampaknya Google ingin menjadi sesuatu selain perusahaan pencari ketika berekspansi ke surel, ponsel, perambah Web, situs informasi wiki, jejaring sosial, dan penyuntingan foto. Tetapi sebenarnya, Larry dan Sergey mendefinisikan pencari secara berbeda dari orang lain. Mereka juga senang bertindak sebagai katalis perubahan dalam dunia industri (semisal telekomunikasi) yang memengaruhi bisnis mereka. Secara teoritis, banyak dari setengah lusin pesaing yang ada dapat sampai ke tempat Google saat ini. Tetapi kenyataannya, tidak ada satu pun dari mereka dapat menjadi seperti Google, karena mereka tidak memiliki Larry dan Sergey.

Mahabharata (Cover Baru)

Kakek yang kuhormati, aku tahu aku ini anak Dewi Kunti, bukan anak sais kereta. Tetapi, aku berutang budi kepada Duryodhana, aku hidup dan makan dari hasil bumi tanah milik Kaurawa. Aku harus jujur kepadanya dan menepati janjiku sebagai kesatria. Tidak mungkin bagiku untuk menyeberang ke pihak Pandawa sekarang. Ijinkan aku membalas jasa Duryodhana dengan jiwaku. Ijinkan aku melunasi utangku terhadap kepercayaan dan cintanya kepadaku. Engkau pasti memahami ini dan memaafkan aku. Aku mohon restumu, kata Karna kepada Bhisma.Bhisma memahami jiwa besar dan keluhuran budi Karna. Ia membenarkan apa yang diucapkan Karna dan berkata, Jika memang demikian ketetapan hatimu, lakukan sebaik-baiknya. Sebab, itulah yang paling pantas kaulakukan.Itulah sikap yang diambil Karna sebelum maju ke padang Kurukshetra untuk bertempur melawan Arjuna, adiknya seibu. Meski tahu Kaurawa berada di pihak yang salah, Karna yang menjunjung tinggi nilai kesetiaan dan tahu membalas budi menyatakan memihak Kaurawa yang telah mengangkatnya sebagai saudara dan membesarkan namanya.***Dari epos India yang sangat terkenal ini, kita bisa memetik banyak pelajaran berharga tentang nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, persaudaraan, perjuangan membela kebenaran, dan kesediaan memaafkan demi kebaikan bersama. Kecuali itu, epos ini dengan jelas menggambarkan bahwa manusia yang berbudi luhur juga memiliki kelemahan; sementara yang berwatak buruk juga memiliki sisi baik. Tak ada manusia yang sempurna.

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?