33 Menit Resign

Mengambil keputusan resign pastilah tidak dilakukan asal-asalan, bermodal ikut-ikutan, berlatar belakang kecewa, sakit hati dan emosional. Resign haruslah mempunyai tujuan yang jelas, mempunyai ilmu dan bekal yang benar.Banyak diantara mereka yang resign hanya karena tergoda mimpi indah menjadi pengusaha, bebas waktu dan bebas finansial, sementara fondasi yang dimiliki belum cukup kuat menopangnya. Api semangat yang terlalu besar dapat menghanguskan diri sendiri, membakar habis harapan dan mimpi mulia yang dicipta.Dalam 33 menit atau kurang, atas izin Allah, penulis sangat yakin anda Akan bergegas mengambil salah satu keputusan terbaik dalam periode hidup anda; resign! Pertanyaannya, mengapa 33 menit? Ya, karena sekurangnya dengan membaca tiga dari 8 rukun resign saja Anda sudah sangat fresh, berenergi dan kokoh. Mestinya malah tidak sampai 33 menit!Buku ini berisi 8 rukun resign ini akan membahas tuntas semua permasalahan karyawan yang akan memutuskan resign; sebelum, sesaat dan sesudah resign, buku ini memberi sign (tanda/rambu), apakah Anda memang wajib resign, bagaimana menguatkan tekad, mental dan keyakinan Anda bahwa resign adalah jalan terbaik yang dipilih.Disini terpampang peta jalan, menyajikan roadmap resign dan membekali dengan tuntas langkah-langkah yang benar-benar dan bernilai manfaat. Resign yang mampu menjadikan Anda semakin hebat dan menghebatkan, resign menjadi jalan keselamatan dan menyelamatkan banyak orang lain, bukan resign yang mementingkan ego pribadi.

Kesebelasan Gen Halilintar : My Family My Team

An Untold Story...Rahasia 22 tahun Perjalanan Hidup Pasangan suami istri dengan 11 Anak Berkeliling 5 Benua akan terungkap dalam buku ini.Buku ini menceritakan Kisah Nyata dari Pengalaman Orang Tua dalam Memotivasi, Memelihara, dan Mendidik 11 anak-anak mereka --- sangat Inspiratif, Extraordinary, dan Fenomenal.Sumber dari Harian KompasTanpa pengasuh, tanpa pembantu, tanpa baby sitter, pasangan suami istri (pasutri) berdarah Minang, Halilintar (44) dan Lenggogeni Faruk (42), berkeliling dunia bersama 11 anak mereka, yaitu 6 putra dan 5 putri.Pasutri ini telah berkeliling dunia sejak tahun 1993. Anak tertuanya kini berusia 20 tahun, sementara si bungsu berusia 2 tahun. "Kami menikah muda saat sama-sama masih kuliah di UI. Nikah tahun 1993 dan traveling sejak itu, bahkan sebelum saya hamil," kata Lenggogeni kepada Kompas Travel di Jakarta, Rabu (4/3/2015).Bahkan saat hamil pun, Lenggogeni tetap melakukan perjalanan di dalam maupun luar negeri. Negara pertama yang disinggahi adalah Malaysia. Sebagian anaknya lahir di luar negeri, seperti Thariq Halilintar lahir di Brunei Darussalam. "Total sudah ke lima benua. Ya, hampir 100 negara," kata Halilintar.Keluarga ini selalu melakukan traveling bersama-sama. Uniknya setiap anak memiliki tugas masing-masing. Seperti dituturkan Lenggogeni, keluarganya ibarat sebuah hotel. "Ada yang berperan sebagai chef, laundry, dan lainnya," ungkapnya.Sebagai orangtua yang frequent traveler, anak-anak mereka pun jadi mewarisi jiwa traveler, mulai dari pekerjaan, usaha, sampai sekolah dijalankan secara mobile. "Kami tetap punya rumah, rumah kami di Pondok Indah, tidak nomaden, tetapi kami selalu traveling. Habis ini kami ke Spanyol untuk peluncuran buku kami," kata Halilintar.Kisah perjalanan pasutri bersama 11 anak mereka berkeliling dunia selama 22 tahun telah dituangkan ke dalam buku berjudul Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team.Pada buku yang ditulis oleh Lenggogeni dikisahkan perjalanan mereka ke berbagai negara di lima benua, mulai dari Finlandia di Eropa Utara, Afrika, Amerika Serikat, Australia, negara-negara di Asia, sampai Uzbekistan."Favorit saya dan keluarga memang Uzbekistan dan Malaysia. Mungkin kalau Malaysia karena serumpun, satu nenek moyang, dan ada kesamaan agama, begitu juga Uzbekistan," kata Halilintar.Muntaz Halilintar (6) juga mengakui bahwa Uzbekistan adalah negara favoritnya. "Soalnya banyak masjid dan musoleum tokoh-tokoh Islam," katanya.Lalu negara mana yang akan dikunjungi berikutnya? Halilintar mengaku ingin menjelajahi negara-negara berakhiran "tan" di kawasan Asia Tengah. "Belum semua dikunjungi, baru Uzbekistan. Juga mau ke Tiongkok, karena belum semua daratan Tiongkok kami jelajahi," katanya

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?