Biografi Umar Bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz sfeadalah sosok pemimpin negara teladan yang sangat tepat menjadi barometer kesalehan, ketakwaan, keadilan, dan kesederhanaan. Sejarahnya sangat penting bagi siapa saja yang menjadi pemimpin zaman ini. Reformasi besar-besaran dalam sistem kepemimpinan yang ia lalukan telah membawa kesejahteraan menyeluruh bagi umat.Larangan memberi hadiah kepada pejabat, perlawanan terhadap para pejabat yang zalim, penghapusan kezaliman atas kaum lemah, dan penegakan keadilan bagi penduduk Samarkand adalah beberapa contoh reformasi selama kepemimpinannya.Umar bin Abdul Aziz selalu adil dalam menetapkan hukum, menghidupkan prinsip amar makruf nahi mungkar, menegakkan keadilan, dan mewakilkan urusan hanya orang-orang tepercaya. Tidak ada nepotisme dalam pemerintahannya. Hanya orang-orang saleh yang dipercaya memegang amanah dalam pemerintahan.Kekhilafahan Umar bin Abdul Aziz merupakan bukti sejarah yang mematahkan pendapat siapa pun yang mengatakan bahwa negara yang dibangun berdasarkan syariat Islam sangat rentan diguncang berbagai masalah dan krisis.Sebagai pribadi, Umar bin Abdul Aziz adalah sosok yang takutnya kepada Allah dan tekun beribadah kepada Allah. Perjalanan hidupnya membeberkan kepada kita sebuah pemahaman yang benar tentang arti pembaruan sesuai dengan pemahaman Al-Qur'an seperti yang telah dipahami oleh para ulama yang saleh dan sudah mereka terapkan dengan sebenarnya. Jadi, siapa pun Anda tidak akan rugi membaca buku ini.

Pengakuan Bandit Ekonomi - John Perkins

Kelanjutan Kisah Tipu Daya dan Petualangannya di Indonesia dan Negara Dunia Ketiga John Perkins adalah penulis asal Amerika Serikat (AS) yang mengungkapkan kejahatan korporatokrasi, jaringan yang bertujuan memetik laba melalui cara-cara korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dari negara-negara Dunia Ketiga, termasuk Indonesia. Dalam bukunya yang pertama, Confessions of An Economic Hit Man (2004) Perkins menyebut dirinya bandit ekonomi (economic hit man [EHM]) yang bekerja di perusahaan konsultan MAIN di Boston, AS. Dalam buku keduanya kali ini, Perkins membidik daerah-daerah rawan di seluruh dunia dan, berdasarkan wawancara dengan para bandit ekonomi lainnya, reporter, dan aktivis, ia menyingkap sejarah yang tersamar di balik berbagai peristiwa yang telah menciptakan Imperium Amerika, termasuk: + Cacat pembangunan infrastruktur di Indonesia. + Wanita bayaran yang dimanfaatkan EHM untuk melobi politikus Indonesia. + Peran Israel sebagai "Benteng Amerika" di Timur Tengah. + Blunder-blunder AS di Tibet, Kongo, Lebanon, dan Venezuela. + Dampak tragis "Keruntuhan Ekonomi Asia" oleh IMF. + Serbuan kilat jakal (agen CIA) untuk membunuh presiden-presiden yang terpilih secara demokratis. + Bagaimana "kekalahan-kekalahan" di Vietnam dan Irak menguntungkan bisnis besar. + Dan masih banyak lagi... Buku ini tidak hanya membeberkan suatu konspirasi korupsi yang telah mengobarkan ketidakstabilan dan sikap anti-Amerika di seluruh muka bumi, tapi juga menawarkan berbagai solusi dan petunjuk praktis yang mudah dipahami untuk menghadapi kejahatan korporatokrasi itu. Ia mengajak warga dunia memerangi kejahatan korporatokrasi dengan berbagai jenis senjata ampuh, menyodorkan sebuah rencana yang simpatik untuk mencitrakan kembali dunia kita. Inilah kisah dari balik layar yang dipaparkan secara memikat, bergulir laksana sebuah film yang sukses, yang dituturkan lewat mata seorang pria yang pernah membantu membentuk imperium itu.

Pengakuan Bandit Ekonomi - John Perkins

Kelanjutan Kisah Tipu Daya dan Petualangannya di Indonesia dan Negara Dunia Ketiga John Perkins adalah penulis asal Amerika Serikat (AS) yang mengungkapkan kejahatan korporatokrasi, jaringan yang bertujuan memetik laba melalui cara-cara korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dari negara-negara Dunia Ketiga, termasuk Indonesia. Dalam bukunya yang pertama, Confessions of An Economic Hit Man (2004) Perkins menyebut dirinya bandit ekonomi (economic hit man [EHM]) yang bekerja di perusahaan konsultan MAIN di Boston, AS. Dalam buku keduanya kali ini, Perkins membidik daerah-daerah rawan di seluruh dunia dan, berdasarkan wawancara dengan para bandit ekonomi lainnya, reporter, dan aktivis, ia menyingkap sejarah yang tersamar di balik berbagai peristiwa yang telah menciptakan Imperium Amerika, termasuk: + Cacat pembangunan infrastruktur di Indonesia. + Wanita bayaran yang dimanfaatkan EHM untuk melobi politikus Indonesia. + Peran Israel sebagai "Benteng Amerika" di Timur Tengah. + Blunder-blunder AS di Tibet, Kongo, Lebanon, dan Venezuela. + Dampak tragis "Keruntuhan Ekonomi Asia" oleh IMF. + Serbuan kilat jakal (agen CIA) untuk membunuh presiden-presiden yang terpilih secara demokratis. + Bagaimana "kekalahan-kekalahan" di Vietnam dan Irak menguntungkan bisnis besar. + Dan masih banyak lagi... Buku ini tidak hanya membeberkan suatu konspirasi korupsi yang telah mengobarkan ketidakstabilan dan sikap anti-Amerika di seluruh muka bumi, tapi juga menawarkan berbagai solusi dan petunjuk praktis yang mudah dipahami untuk menghadapi kejahatan korporatokrasi itu. Ia mengajak warga dunia memerangi kejahatan korporatokrasi dengan berbagai jenis senjata ampuh, menyodorkan sebuah rencana yang simpatik untuk mencitrakan kembali dunia kita. Inilah kisah dari balik layar yang dipaparkan secara memikat, bergulir laksana sebuah film yang sukses, yang dituturkan lewat mata seorang pria yang pernah membantu membentuk imperium itu.