The Navigator : Misteri Tabut Perjanjian Lama, Harta & Pewaris Raja Solomon

Irak, 2003. Museum Sejarah Baghdad mengalami perampokan besar-besaran selama invasi AS. Semua barang bersejarah yang berharga lenyap dijarah. Carina Mechadi, seorang utusan PBB dari UNESCO, mengajukan diri untuk mencari dan mengembalikan barang-barang bersejarah tersebut. Beragam intrik dan pembunuhan mewarnai usaha pengembalian barang-barang tersebut.Samudra Pasifik. Kapal pengangkut barang-barang jarahan Irak dibajak oleh dua helikopter. Para pembajak mengincar sebuah patung bernama Navigator. Aksi itu berhasil digagalkan oleh Kurt Austin, kepala National Underwater and Marine Agency (NUMA). Mengapa hanya patung Navigator yang diincar? Austin dan Mechadi bekerja sama untuk menjawab pertanyaan tersebut. Fakta-fakta yang mereka temukan dalam penyelidikan mengarah pada: Harta Raja Solomon, Ratu Saba, Tabut Perjanjian Lama, Thomas Jefferson, dan sebuah perkumpulan bernama Artichoke Society. Mereka juga menemukan bahwa semua kengerian yang mereka alami disebabkan oleh Viktor Baltazar, seseorang yang mengaku sebagai keturunan Raja Solomon.Mechadi dan Austin terlibat dalam aksi kejar-mengejar mematikan dengan Baltazar demi mengungkap rahasia di balik patung Navigator. Rahasia yang dapat menyeret dunia ke ambang perselisihan dan kehancuran... ***Penuh aksi mendebarkan. Salah satu karya terbaik Clive Cussler. Kirkus ReviewKaya akan aksi menegangkan... The Navigator adalah karya terbaik Cussler. AudioFileMenimbulkan sensasi tersendiri saat membacanya. Chicago TribuneBacaan mengasyikkan yang akan menjadi salah satu favorit pembaca. BookReporterNovel yang luar biasa menghibur. New York Daily NewsAksi petualangan yang mengagumkan, yang hanya bisa diceritakan oleh Cussler. Amazon Review

Udjo - Diplomasi Angklung

... peserta- peserta Konferensi Asia-Afrika itu lebih terpesona oleh musik angklung ketika pada acara malam hadirin diberi kesempatan belajar main angklung di mana bertindak sebagai guru Bapak Udjo dari Padasuka (dalam rangka perayaan ulang tahun ke-30 KAA).....di tahun 1985 Departemen Luar Negeri mengirim Saudara Udjo dari Padasuka bersama seorang asistennya ke Kepulauan Solomon di Pasifik Selatan untuk tidak saja mengajarkan mereka bermain angklung, tetapi juga untuk mengajar orang Kepulauan Solomon itu membuat dan memelihara alat musik angklung. Kalau sekarang orang berkunjung ke Kepulauan Solomon dan mendapatkan orang di sana bermain angklung, maka itulah hasil rintisan Saudara Udjo dari Padasuka.-- Prof. Dr. Mochtar Koesoemaatmadja, S.H., L.L.M.Mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (1978-1988)Pak Udjo adalah seorang motivator dalam meretas kesenian daerah Jawa Barat, serta mengembangkannya dalam Saung Angklung-nya sehingga sebagian kesenian daerah Jawa Barat bisa dilestarikan dalam bentuk pertunjukan di saungnya, dan bisa dinikmati oleh warga Indonesia, serta kaum turis yang datang ke Indonesia. Semoga kegiatan angklung melalui Saung Angklung Udjo dan kegiatan-kegiatan angklung di bawah MMA (Masyarakat Musik Angklung) yang diperani oleh Sdr. Obby A.R. Wiramihardja dan teman-temannya dapat menyelesaikan persoalan angklung sebagai warisan budaya Indonesia yang sedang dipersoalkan saat ini. Demikianlah harapan kami, keluarga Daeng Soetigna, agar Saung Angklung Udjo bisa bertahan hidup terus demi memperkenalkan angklung sebagai salah satu aset budaya Indonesia yang mengabdi pada kemanusiaan.Erna Garnasih Pirous-- Putri Daeng Soetigna, Guru Angklung Udjo Ngalagena

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?