Calak Edu 4 : Esai-Esai Pendidikan 2012-2014

Beragam persoalan dunia pendidikan di Tanah Air yang mengemuka beberapa  tahun belakangan ini bagaikan puncak gunung es, tampak sedikit di atas namun tersimpan banyak masalah besar di dasarnya. Banyaknya anak putus sekolah karena pendidikan mahal, carut-marut kurikulum, bangunan sekolah tak layak pakai, pungutan liar, hingga kecurangan dalam Ujian Nasional (UN) hanyalah sedikit dari sekian banyak masalah yang melilit. Persoalan-persoalan tersebut memerlukan penyelesaian secara mendasar, komprehensif, dan tidak instan. Penyelesaian itu pun memerlukan keterlibatan banyak pihak terkait, tidak hanya pemerintah melainkan juga para praktisi pendidikan seperti pengelola sekolah dan guru, para pemerhati pendidikan, serta masyarakat umum.Calak Edu: Esai-Esai Pendidikan 2012-2014 adalah buku yang menggambarkan secara lengkap potret dunia pendidikan di Indonesia. Tak hanya mengutarakan teori tentang pendidikan tapi juga mengurai kasus-kasus di lapangan, buku ini sangat kaya perspektif. Dengan semangat optimistik, penulisnya tak hanya mengumbar persoalan-persoalan yang terjadi di dunia pendidikan, tapi juga menawarkan penyelesaian. Diramu dengan gaya penulisan yang ringan dan sarat cerita, buku ini dapat dibaca oleh semua kalangan masyarakat.***Saya yakin buku ini akan diterima publik dan praktisi pendidikan di tanah air sebagai bagian dari proses belajar bersama menuju kualitas pendidikan Indonesia yang lebih baik.Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A., Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah JakartaBuku ini berisi pengalaman yang sangat berharga dari para praktisi pendidikan. Perlu dibaca oleh para guru, para pengambil kebijakan pendidikan, bahkan bagi para peneliti.Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., pakar pendidikan

Kisah Bugulma

Menjelang pagi kuambil dari dalam dompet foto mendiang ibuku. Air mata mengalir di mataku dan aku berbisik, "Maniaku sayang! Bertahun-tahun lalu aku hidup bersamamu di Milesoska nomor 4 di Royal Vineyards di Praha, mama tak pernah berpikir bahwa lima belas tahun kemudian anak laki-lakimu yang malang akan menarik mundur resimen ke posisi di Kluchevo-Bugulma, menyerang jembatan kereta api di Sungai Ik dan di Kluchevo, menyerang rel kereta api, membakar lumbung gandum, dan mengerahkan laki-laki terakhir untuk mempertahankan kota -- dan lain sebagainya. Mengapa aku tak menjadi pendeta, seperti yang mama inginkan, ketika untuk pertama kalinya aku gagal dalam ujian di kelas empat sekolah dasar. Aku seharusnya menciptakan kedamaian. Aku seharusnya memimpin perayaan Misa dan minum anggur biara."Jaroslav Ilasek adalah seorang humoris dan satiris Ceko terkenal. Dia mengolok-olok semua orang dan segalanya, termasuk dirinya sendiri. Dia tak peduli pada gaya atau aliran sastra --dia menganggap karyanya sebagai pekerjaan, bukan seni dan menulis secara spontan. Dia membuat lelucon tidak hanya di atas kertas, namun juga dalam kehidupan nyata, membuat marah banyak orang yang menganggapnya pemalas, tak bertanggung jawab, gelandangan, dan pemabuk.Novel tipis ini ditulis berdasarkan pengalamannya ketika bergabung dalam Tentara Merah dan ditugaskan di Bugulma, sebuah kota kecil di timur Simbirsk. Kisahnya menghadirkan kelucuan-kelucuan dari berbagai masalah yang dialaminya dan para revolusioner ketika bertempur melawan Kubu Putih. Kisah ini mengolok-olok Kubu Putih dan para oportunis yang ada di dalam Tentara Merah. Dari kisah ini kita bisa tahu sebuah peristiwa sebesar Revolusi Rusia pun ternyata menyimpan kisah lucu dan kekonyolan.

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?