Orla. Putri ketiga Ratu Mab, klan Tuatha de Dannan. Sang leannan sidhe---peri pencinta. Putri termuda yang berhasrat meneruskan takhta, dan melakukan kesalahan fatal saat ingin membuktikan diri di hadapan ibunya. Orla mengundang peri dari klan musuh masuk ke negerinya, dan peri itu mencuri Batu Coilin dari mahkota Tuatha hingga memicu perang besar. Namun perang bukan satu-satunya akibat. Daun-daun berguguran, keseimbangan dunia akan hancur, dan segala bentuk kehidupan akan lenyap. Orla bisa menebus kesalahannya. Dengan menjadi persembahan, tawaran perdamaian kepada klan musuh. Penebusan seumur hidup.
Bimi yakin banget kalo liburannya di musim hujan kali ini bakal cihuy uhuy-uhuy. Ya iyalah... Bimi kan naik pesawat! Apalagi di pesawat itu seorang cowok yang olala manisnya ngajak kenalan. Namanya Rega. Rega? Hey, kok kayaknya kenal, ya? Jadi penasaran nih. Dan Bimi bener-bener nyaris jadi hantu penasaran karena pesawat yang ditumpanginya tiba-tiba jatuh nggak bilang-bilang. Ajaib! Bimi selamat dari musibah itu, bareng Rega pula, yang ternyata artis yang lagi ngetop lewat film Adem Ayem Cinta. Mereka berdua terdampar di hutan, di dunia antah berantah meneketehe. Apesnya, karena ketakutan, Bimi jadi cewek yang gampang nyolot, sementara Rega yang kueren abis itu mendadak jadi gagap kalo ngomong. Di tengah belantara yang membuat keduanya mau gak mau harus saling tenggang rasa dan bersatu di tengah kesulitan berkomunikasi (ya iyalah... gagap, gitu loch), tiba-tiba muncul dua survivor lain yang membuat suasana jadi semakin kacau. Yang satu cewek indo yang kalo ngomong bahasanya cyampur aduk... yang lain cowok gemulai yang dandanannya... set dah!!!! Mampukah keempat survivor berbeda karakter ini bertahan hidup sampai ada yang menemukan mereka?
Ghuffron lebih memilih menjadi seorang guru mengaji, walaupun ia seorang sarjana. Kepada murid-muridnya, ia tidak pernah menentukan besarnya infak bulanan. Kendati kadang-kadang lelaki yang dipanggil dengan ustadz itu mendapat amplop tatkala memimpin tahlilan atau kebetulan menjadi khotib dimesjid, tetapi menghasilkan Ghuffron setiap bulannya nyaris pas-pasan kalau tidak mau dikatakan tidak cukup. Walaupun tidak pernah punya tabungan, Ghuffron merasa hidupnya berkah. Sebetulnya kebutuhan setiap makhluk itu sudah dijamin oleh Yang Di Atas. Tidak terkecuali binatang melata sekalipun wa maa min daabatin fil ardhi illa alallahi rizquhaa dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya, demian kata Allah. Jadi kita tidak perlu khawatir tidak akan bisa memenuhi kebutuhan itu. Tak perlu terlalu ngoyo. Toh jatah kita sudah di tentukan-Nya. Dan yang namanya rezeki itu tidak pernah tertukar, ujar Ghuffron. Buku ini menceritakan kehidupan Ghuffron sebagai kepala rumah tangganya yan penuh dengan konflik. Banyak hikmah yang dapat kita ambil darinya. Insya allah.
Sebuah cerita yang kaya warna oleh seniman fiksi yang brillian. Begitu sensual sekaligus membuat bergidik. ~ Janet Fitch, penulis buku bestseller White Oleander Sebuah cerita nostalgia yang meresap begitu lembut ke dalam ingatan. Membawa kita ke dunia rasa, warna-warna yang tak terlupakan dan pemandangan Kuba. Sebuah panggung bagi mereka yang hidup jauh dari tanah kelahirannya. ~ Javier Sierra, penulis buku New York Times bestseller, The Secret Supper Sebuah gambaran yang sangat indah dari cerita cinta di mana bumi, laut dan langit memainkan peran utama. Broken Paradise bercerita tentang dongeng epik dari sebuah keluarga Kuba yang terpisah oleh revolusi dan pengungsian. Dapat dikatakan sebagai karya tulis yang berani dan pernyataan sejarah yang begitu hidup. Meremas, pedih dan terang. Sebuah meditasi yang kompleks dari hati manusia dan kuatnya penebusan cinta. ~ Carlos Eire, penulis Waiting for Snow in Havana, pemenang National Book Award. Cecilia Samartin menghantarkan sebuah novel yang kaya hasrat, kesedihan dan cinta. Broken Paradise mampu menangkap corak dan irama dari Kuba, tanah kelahiranku dengan musiknya sendiri. Prosa-prosa cerdas yang membuatku tetap bertahan hingga halaman terakhir. ~ Victor Rivas Rivers, aktor dan penulis A Private Family Matter
Shaldy Muhalia Putra, seorang mahasiswa kedokteran tahun terakhir, terjebak konflik kejiwaan yang membuatnya tidak jauh berbeda dengan para pasien sakit jiwa yang sedang dia rawat. Bayangan seorang gadis cantik yang selalu mengikuti, pada akhirnya menyeret sang pemuda ke dalam sebuah petualangan mencekam dan tak terbayangkan sebelumnya. Tersibaknya intrik politik serta terbongkarnya sindikat jaringan penyelundupan obat bius internasional mengakhiri rangkaian kisah ini. Seonggok kerangka jenazah yang berbisik menguji nyali dan ikatan persaudaraan para rescuer muda... Queen of Violin...Queen in Viola...ssshhh...please...help... *** Buku pertama dari tetralogi karya Dr. Donny Shalahuddin yang menggambarkan gairah jiwa muda para tokohnya dalam mengarungi kehidupan penuh semangat, persaudaraan dan cinta, dibingkai dalam suasana dunia medis yang nyata.
Mister Lennon...? 'Dor..Dor..Dor!!' Sejumlah peluru bersarang di tubuh John Winston Lennon pentolan grup musik 'The Beatles' yang melegenda itu tewas. Lebih dari seperempat abad kemudian peristiwa memilukan itu seakan terulang kembali. Saat ini menimpa Joe Rolando, seorang musisi muda penggila The Beatles yang begitu terobsesi dengan kehidupan sang legenda, John Lennon. Seorang pembunuh misterius yang berusaha meniru apa yang dilakukan David Chapman, penembak Lennon dahulu, mampu membuat kening polisi berkerut. Si pembunuh psikopat terus mengintai dan menanti kesempatan berikutnya. Kali ini bukan hanya Joe, namun para dokter yang telah menyelamatkan nyawanya pun turun terancam. Aku pengintai... Selalu ada di dekatmu... *** Buku ke tiga dari tetralogi karya Dr. Donny M. Shalahuddin, melukiskan kehidupan yang terbelah oleh pisau obsesi menjadi dua potongan jiwa yang saling mengancam. Sebuah fenomena Beatlemania yang tak pernah terkikirs zaman agaknya mampu mewujudkan hal itu. Bukan hanya dalam sebuah fiksi, tapi dalam kehidupan nyata hari ini...
Sebuah riwayat, sedahsyat apa pun, akan tinggal membeku tertimbun gurun waktu, kecuali, seseorangg mengangkatnya kembali dengan cara pandang yang cemerlang. Titon Rahmawan telah menulis secara serius, sehingga terasa betapa kemegahan kisah dan kepahlawanan selalu mencuri perhatian kita untuk menyimak dengan kekaguman tersendiri. Turquoise telah memperlihatkan kelebatan cahaya masa lalu, hadir melalui kata-kata yang anggun dan mudah dipahami. Kita, diam-diam, telah memiliki pengarang setara Tariq Ali. - Kurnia Effendi, cerpenis dan peneliti LPKP Karena cinta, persahabatan jadi sirna. Karena cinta harta, cinta jadi binasa. Karena kalap cinta, rasio tidak bicara. Sang penulis, Titon Rahmawan menuliskannya dengan gaya bertutur yang memainkan perasaan dan hati. Beberapa adegan menampakkan kejutan, secara runtut perlu dibaca dengan cermat untuk mendapatkan efek penggambaran suasana dan peristiwa. - Yonathan Rahardjo, penulis novel 'Lanang' Penyabet Juara Harapan 2 Lomba Novel DKJ 2006 Novel berlatar budaya Arab ini menceritakan senandung kesetiaan di persimpangan jalan. Antara jalan Tuhan dan manusia. - Sigit Susanto, novelis dan penulis catatan perjalanan 'Menyusuri Lorong-Lorong Dunia' Turquoise: novel puitis dengan unsur suspense yang semakin menguat dan latar cerita yang berhasil membangun rasa kepedihan. - Manaek Sinaga. Pemimpin Umum majalah sastra Imajio Dengan alur yang tak bersolek, novel ini membuktikan penulisnya adalah juru cerita yang piawai membangun kisah. - Donny Anggoro, eseis dan cerpenis Sebuah kisah yang sangat menakjubkan, yang dengan cerdas meramu intersitas dramatis, petualangan mistis, ketegangan psikologis, kearifan masa lampau, dan gaya tutur yang bertabur puisi menjadi sebuah donggeng dengan latar yang demikian eksotis dan saraf fantasi. - Ratna Dwi Yulianti, pemerhati sastra Lewat Turquoise, Titon Rahmawan berhasil memadukan eksotisme ala Kisah Seribu Satu Malam, kesyahduan sastra sufistik, dan kepiluan gaya Shakespeare-an Tragedy. Salah satu novel yang amat mengasyikkan! -Iwan Sulistiawan, dosen & penulis pemula
Paul terlibat dalam peperangan dengan dunia hitam yang dipimpin oleh segerombolan makhluk-makhluk mengerikan! Ketika ia mulai terjepit, ia teringat akan sebuah bulu sakti pemberian seekor Rajawali yang misterius. Ia tidak tahu kehebatan bulu tersebut sampai ia benar-benar mencobanya. Paul mulai tenggelam semakin dalam di dunia Negeri Pakkins yang misterius dan penuh kejutan serta pertulangan. *** MISTERI NEGERI PAKKINS adalah serial yang luar biasa menegangkan, terpilih sebagai nominasi EISNER HARVEY and RUSS MANNING Awards ( Penghargaan tertinggi di dunia komik/ setara OSCAR untuk film).
Paul menyadari dirinya tersesat di dunia baru yang penuh dengan fantasi dan penuh pertulangan bernama Negeri Pakkins, dimana binatang-binatang dapat berbicara dan berbentuk tidak sebagaimana mestinya. Ia bertemu dengan seekor burung Rajawali yang misterius dan memberinya sebuah bulu yang bersinar terang sebagai tanda persahabatan, simbol dari kekuatan yang baik atas kejahatan. Setiap kali ia menyentuhnya kejadian ajaib terjadi. Paul akhirnya terlibat dalam persoalan mereka yaitu mencari Raja mereka yang hilang, Raja Aryah, persoalan yang selalu mengancam jiwanya.
UKON si Abang serba-Bisa selalu siap membantu orang tanpa pamrih, tapi belakangan ia banyak menangani kasus-kasus kejiwaan. Banyak pasien-pasien yang tidak dapat disembuhkan secara kedokteran, ia sembuhkan secara ajaib. Kemampuan ajaib yang dimiliki Ukon ternyata berhubungan langsung dengan latar belakangnya yang sangat kelam dan kejam. Dari mana ia mendapatkan kemampuan ajaib tersebut? Dan bagaimana ia mendapatkannya? Kisah ini diangkat dari pengalaman pribadi yang sebenarnya.
Mitch seorang pria bersahaja. Ia menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan. Baginya, kesahajaan adalah kesempurnaan. Namun sayang, di suatu sore, sedering telepon membalik kehidupannya. Seorang pria mengaku menculik istrinya dan meminta tebusan sebesar dua juta dolar. Jika dalam tempo tiga hari tebusan itu tak ditunaikan, penculik akan membunuh istrinya. Mereka juga mengancam akan menghabisi nyawa Mitch jika dia melapor polisi.Tentu saja, Mitch tak punya uang sebanyak itu. Ia hanyalah tukang kebun dengan usaha jasa swa-taman sekadarnya. Tetapi para penculik tak mau peduli. Untuk menunjukkan keseriusannya, mereka menembak mati seorang pria tepat di depan Mitch. Batin Mitch pun gusar. Sebagai saksi tunggal atas kejadian itu, Mitch harus berurusan dengan polisi, sementara dia sendiri tak kuasa melaporkan kasus penculikan istrinya.Dalam usaha mendapatkan uang tebusan, Mitch dihadapkan pada kenyataan baru yang mengubah semua persepsi tentang dirinya sendiri: Mitch, seorang tukang kebun sederhana yang selalu percaya pada kebaikan dan yang senantiasa menemukan kedamaian dalam hijau tanaman, akhirnya menjumpai kejahatan dalam wujud yang amat murni. Dalam proses itu, Mitch tak sekadar berjuang membebaskan istrinya, tapi juga bermetamorfosis atas kejiwaannya sendiri.*** Membaca novel thriller karya Koontz adalah cara terbaik untuk bersantai di suatu hari di musim panas. Dalam The Husband, seorang pria sederhana menguji diri apakah cintanya pada sang istri memiliki batas.Chicago TribuneNovel-novel mutakhir Koontz berkonsep jelas dan memikat. Alur ceritanya kuat. Koontz juga memasukkan elemen spiritual dan tikungan-tikungan tajam yang wajib ada.New York TimesKisah ihwal cinta sejati dan perkembangan batin, yang dengan piawai diramu lewat cerita aksi dan ketegangan yang membuat jantung berhenti berdetak.New Mystery ReaderKetegangannya memuncak sampai ke tingkat yang tak tertahankan. Bacalah The Husband, dan Anda akan menggigil meski hari sangat panas.Flint Journal***Dean Koontz adalah novelis Amerika paling ternama. Ia telah menulis lebih dari 50 judul novel. Kebanyakan karyanya tergolong pada The New York Times Bestseller, antara lain Brother Odd, Velocity, Life Expectancy, By the Light of the Moon, From the Corner of his Eye, False Memory, Dark Rivers of the Heart, dan Intensity
Andr Garnier mendapat kabar dari seseorang bahwa ayahnya akan segera pulang ke rumahnya. Esok harinya, sebuah ambulans tiba, membawa sesosok pria tua penyakitan yang tak lain adalah ayahnya, Pierre Garnier. Tak lama tinggal di rumah putranya, Pierre akhirnya meninggal lantaran penyakit Alzheimer akut yang dideritanya. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Pierre melontarkan kalimat misterius kepada Andr: Ada yang ingin kukatakan.Penasaran atas kalimat terakhir ayahnya, Andrsetelah mendapat informasi dari teman ayahnyakemudian pergi ke Vietnam guna menyelidiki kehidupan sang ayah kala menjalani dinas militer sebagai tentara Prancis. Ia pun terlibat dalam suatu pencarian yang melelahkan. Dan, di ujung episode petualangan personal dan historisnya, Andre menemukan inspirasi bagi terbangunnya jembatan burung (ikatan) antara dirinya dan ayah kandungnya, antara masa lalu dan masa kini, antara Timur dan Barat.Karya berlatar perang Vietnam ini menyuguhkan narasi perihal naik-turun hubungan tiga generasi Prancis yang malu karena kalah perang. Namun, A Bridge of Birds tak sekadar hikayat perang. Ia juga bertutur ihwal kelemahan dan kekuatan abadi dari kata berjuluk cinta. Manusia dari pelbagai generasi akhirnya menyadari bahwa sukses dan gagal hidup tak pernah lepas dari pesona perempuan, juga guratan asa seorang anak.***Salah satu novel paling ambisius tahun inidoa untuk mimpi hebat Prancis.A Bridge of Birds terdengar seperti melodi paling menyayat hati.Le PointNovel A Bridge of Birds adalah hasil karya ambisius, hebat, dan halus, yang memperlihatkan suatu penulisan yang luar biasa elegan.Livres HebdoHikayat menarik ihwal Indochina, yang bercerita tentang seorang lelaki dan ayahnyayang keburu meninggal sebelum sempat bertutur perihal kisah militernya di Vietnam. Pengembaraan kolonial, yang mengingatkan pada Mans Fate karya Malraux.JasminPenulisnya, tak diragukan lagi, adalah salah satu ahli terhebat perang Indochina saat ini. Tapi lebih dari itu, ini juga novel istimewa perihal wanita, ibu, dan cinta, yang diam-diam membayangi kisah utamanya.Elle***Tentang Penulis:Antoine Audouard lahir pada 1956. Selama enam tahun ia menjabat sebagai direktur penerbitan pada Laffont-Fixot, Prancis. Setelah itu, ia lebih menekuni dunia tulis-menulis. Karyanya, Farewell My Only One, mendapat sambutan luas dan banyak pujian, menjadi referensi utama di Goncourt, dan telah diterjemahkan ke dalam empat belas (14) bahasa. Kini, pria paro baya ini tinggal dan bekerja di New York.
Kesulitan datang dari makhluk yang kecil. Yang ini tingginya satu setengah meter dan beratnya 44 kg. Namanya Serenity Harper, ia gadis yang sangat menyebalkan, mau menang sendiri, pemarah dan egois. Dapatkah sikap penuh perhatian dan kasih sayang dari Derek, Kimberly, dan para anggota Klub Doa meluluhkan hati Serenity dan membuktikan bahwa cinta sejati itu benar-benar ada? *** Komik, Black White
Politik Muka Ganda:Peran Parpol Menegakkan Peradaban PolitikSEKAII LAGI, PARTAI POLITIK WAJIB MENJADI PIONIR GERAKAN INI, BERADA DI GARDA TERDEPAN UNTUK MENGEMBALIKAN KEJAYAAN PERADABAN POLITIK INDONESIA. TIDAK MALAH SEBALIKNYA, MENCEMARI RUANG-RUANG POLITIK KITA DENGAN KETIDAKBERADABAN, LEWAT SALING JUNGKAL UNTUK BEREBUT KURSI PIMPINAN PARTAI, YANG MEMPERTONTONKAN KEDANGKA1AN KARAKTER PARA POLITISI KITA. SUDAH TIBA WAKTUNYA, KITA MENJADI INDONESIA YANG BERKEPRIBADIAN DALAM BERKEBUDAYAAN. MENJAYAKAN KEMBAII PERADABAN POLITIK INDONESIA, BERLANDASKAN NILAI-NILAI PANCASIIA. TAK KALAH PENTING, TIDAK ADA LAGI YANG MENAMPILKAN POLITIK BERWAJAH GANDA.
SINOPSISEra globalisasi, batas antarnegara semakin kabur. Tak ada dinding yang bisa menyekat manusia. Dunia, dalam globalisasi ini, seakan telah dilipat. Ia diletakkan di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh garis dan kedudukan geogra suatu negara. Manusia, di era ini, dengan mudahnya bisa bergerak ke mana pun mereka mau, melintas batas antarnegara, menembus ruang-ruang tersempit yang sebelumnya tak terjangkau.Tentu, ada hal baik yang bisa diambil dari fenomena ini, tapi hal yang tak baik baik sebagai imbas dari ini semua juga tak kalah dahsyat. Kejahatan transnasional (transnational crime) kian merajalela. Tak mudah untuk dibendung. Indonesia, untuk mengatasi pusparagam kejahatan transnasional itu, tak bisa berjalan sendiri. Harus bergandeng tangan dengan negara lain. Kesepakatan-kesepakatan hukum harus banyak-banyak dibuat dengan sebanyak-banyaknya negara lain, demi memerangi kejahatan transnasional. Karena tanpa itu, sulit untuk menegakkan hukum di tengah era borderless seperti saat ini.Bu Buku ini mendedah perihal kebijakan dan langkah-langkah diplomatis Yasonna Laoly dalam kapasitasnya sebagai Menteri Hukum dan HAM RI serta peran dan kontribusinya dalam menyelesaikan persoalan kejahatan transnasional, ekstradisi, pengejaran pelaku kejahatan lintas negara, money laundering, dan penyelesaiannya di lembaga arbitrase internasional. Ini negara hukum, kata Yasonna. Siapa pun harus diminta pertanggungjawabannya secara hukum. Bahkan yang melintas batas negara sekalipun
SINOPSISPoverty is mother of crime, kata Kaisar Romawi, Marcus Aurelius. Bukan berarti Aurelius ingin menuduh orang-orang miskin sebagai pelaku utama kejahatan, tapi ia ingin menandaskan, selalu ada korelasi antara kemiskinan dan kejahatan. Semakin tinggi kemiskinan, semakin tinggi pula angka kejahatan.Tapi tidak demikian pada kasus kejahatan penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Banyak kita lihat dan kita dengar, orangorang yang secara ekonomi sudah mapan, justru tak sedikit yang terperangkap dalam kubangan nista narkoba. Para artis, pejabat tinggi negara, dan para pesohor lainnya, tak pernah kita ragukan kemampuan ekonominya. Bahkan penghasilan mereka jauh di atas rata-rata. Karena gaya hidup dan pergaulan, ditopang daya beli beli yang kuat, mereka malah menjelma menjadi pangsa pasar potensial bagi kejahatan peredaran narkoba.Buku ini secara gamblang mengurai adakah faktor kesejahteraan ekonomi berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba. Selain menyajikan data-data riset, didukung oleh teori hokum dan ekonomi, buku ini juga dibumbui cerita-cerita ringan seputar latar belakang seseorang terlibat narkoba, apa saja motif di balik keterlibatan itu, dst. Ada sisi human interest di balik kisah-kisah gelap mereka
SINOPSISSaat pertama dipercaya menjadi Menteri Hukum dan HAM, saya rasakan betul Kementerian Hukum dan HAM ini begitu besar. Ada banyak tugas yang mesti kami emban, yang satu sama lain tak berkait. Sangat kompleks. Persoalan penjara/lapas, misalnya, tak ada hubungan sama sekali dengan urusan imigrasi. Begitu pula dengan administrasi hukum umum, HAM, perancangan undang-undang, dan kekayaan intelektual, masing-masing punya urusan yang tak saling berhubungan.Maka, lahirlah kemudian birokrasi digital, yang kami yakini bisa menjadi jawaban untuk mengurai seluruh kepelikan yang ada di Kementerian Hukum dan HAM. Kami terus-menerus melakukan inovasi, menghadirkan birokrasi digital hampir di seluruh layanan publik yang menjadi tanggung jawabKementerian Hukum dan HAM. Dengan birokrasi digital, pelayanan menjadi jauh lebih efektif, efisien, cepat, dan akurat. Publik dapat mengakses informasi dari birokrasi sewaktu-waktu, 24 jam tanpa menunggu jam buka pelayanan kantor.Buku ini ditulis sebagai kado untuk rakyat Indonesia yang kini sudah memasuki era digital. Kehadiran birokrasi digital menjadi sebuah kebutuhan hari ini. Kian meneguhkan babak baru birokrasi Indonesia, babak pelayanan tanpa atap. ***Andai terobosan birokrasi digital yang dilakukan Kementerian Hukum dan HAM ini direplikasi oleh seluruh jajaran kementerian/lembaga (termasuk pemerintah daerah), maka akan memberi harapan baru untuk optimalnya pelayanan publik menuju masyarakat bangsa yang sejahtera. Dr. Laode Ida, Anggota Ombudsman RI
SINOPSISIa putra Nias pertama yang menjadi menteri. Namanya tiba-tiba melejit saat sesosok cerdas muncul dalam perdebatan UU MD3 di Senayan. Kala itu, akhir-akhir menjelang tutup masa bakti Anggota DPR periode 2009-2014. Yasonna Hamonangan Laoly. Ia begitu trengginas membeber argumentasi hukum dan politiknya.Lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah, 27 Mei 1953, Yasonna menapakkan jejak-jejaknya. Dalam dirinya, berpadu tipikal politisi dengan latar belakang aktivis dan akademisi. Sedari muda, ia sudah bergelut dengan banyak organisasi, baik organisasi mahasiswa ataupun kepemudaan. Begitu pun dunia akademisi, kian ia mantapkan seusai meraih gelar PhD di North Carolina State University (1994). Ia lalu mengajar di Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, dan menjadi dekan di sana sejak 1998 hingga 1999. Hingga kemudian, ia melabuhkan jalan panjang hidupnya ke dunia politik praktis.Buku ini secara detail mengulas lika-liku kehidupan Yasonna sejak dunia aktivis, pengurus partai, anggota parlemen, dan sampai kini menjadi Menteri Hukum dan HAM. Selain menggambarkan momen penting dan berpengaruh sepanjang karier politiknya, akan diungkapkan pula suasana batin dan nilai-nilai yang melatarbelakangi sikap, pandangan, dan cita-cita politiknya.
PADA ERA REFORMASI, di Indonesia dan Mesir, mengemuka agenda Islamisme berupa tuntutan penguatan peran Syariat Islam ketika berlangsung amandemen konstitusi.Buku ini menggambarkan dengan baik dan detail, bagaimana Indonesia dan Mesir yang mayoritas beragama Islam, mengelola konflik ideologis antara Islamisme dan nasionalisme dalam rangka melewati fase transisi demokrasi. Penulis berhasil membongkar fase-fase kritis tarik-menarik antara kubu Islamis dan nasionalis dalam rangka memperjuangkan agenda politik dan ideologinya masing-masing. Dapat dikatakan bahwa Indonesia berhasil melewati fase transisi demokrasi karena sukses mengelola pertentangan ideologis, sedangkan Mesir gagal akibat konflik ideologis yang tidak terkelola dan disusul oleh kudeta militer.Buku yang recommended untuk memahami seluk- beluk dan dffiamika politik-ideologis pada fase transisi di Indonesia dan Mesir. Buku ini juga dapat diposisikan sebagai bagian dari gerakan bersama para pemikir muda NU dan elemen bangsa yang lain untuk merevitalisasi tradisi dan memanfaatkan modernitas untuk menjawab perubahan dan tantangan zaman. Adalah pengembaraan intelektual penulis yang menggairahkan ketika mendialogkan warisan intelektual Islam (turats Islami) dengan ide-ide nasionalisme, liberalisme, keadilan gender, pluralisme-multikulturalisme, hak asasi manusia, dan demokratisasi.Selamat membaca!
Apakah kaum intelektual sebenarnya adalah intelektual dari kaum tersebut, dan apakah mereka telah bekerja keras dalam menyejajarkan prinsip dan masalah yang ditimbulkan oleh massa dalam aktivitas praktis mereka, sehingga menciptakan persatuan budaya dan sosial.(Gramsci, diterjemahkan oleh Utomo, 2013:464)Dengan menyatakan dan mempertanyakan Gramsci menghadirkan kontradiksi dari dunia, dari manusia yang menghuninya. Kita dipancingnya untuk memahami keberadaan hegemoni sekaligus dominasi. Kita melihat kesadaran akan perbedaan. Persoalannya adalah bagaimana menjadi jembatan-jalan tengah atas semua itu.Keunggulan dari buku ini adalah :1. Buku ini merupakan kumpulan fragmen kehidupan dan pemikiran yang dirangkum apik oleh penulis mengenai sosok Gramsci, dengan merujuk sebagian besar dari karya agung Gramsci, Prison Notebooks.2. Buku ini bukan buku biopik yang mengulas biografi sang filsuf Italia, namun berisi bentrokan batin serta keterlibatannya dalam arus politik di zamannya yang memunculkan istilah Selatanisme, sampai ia dipenjara akibat menentang rezim saat itu.3. Penulis merupakan pemuja filsafat yang telah menelurkan beberapa buku bertema filsafat, termasuk mengulas sisi lain serta pemikiran Nietzsche.4. Dalam buku ini, penulis tidak melihat marxisme sebagai setan ideologi, namun menjadi akar perjuangan kelas yang melanda di Eropa kala itu, yakni perang antara borjuis dan rakyat jelata (proletar). Untuk memahami arah perjuangan Gramsci, penulis memaparkan apik marxisme yang dikawinkan secara teori dan praktik oleh pemuda selatanisme ini.