GRAMSCI: Pikiran Yang Terbebas Dalam Jeruji

Apakah kaum intelektual sebenarnya adalah intelektual dari kaum tersebut, dan apakah mereka telah bekerja keras dalam menyejajarkan prinsip dan masalah yang ditimbulkan oleh massa dalam aktivitas praktis mereka, sehingga menciptakan persatuan budaya dan sosial.(Gramsci, diterjemahkan oleh Utomo, 2013:464)Dengan menyatakan dan mempertanyakan Gramsci menghadirkan kontradiksi dari dunia, dari manusia yang menghuninya. Kita dipancingnya untuk memahami keberadaan hegemoni sekaligus dominasi. Kita melihat kesadaran akan perbedaan. Persoalannya adalah bagaimana menjadi jembatan-jalan tengah atas semua itu.Keunggulan dari buku ini adalah :1. Buku ini merupakan kumpulan fragmen kehidupan dan pemikiran yang dirangkum apik oleh penulis mengenai sosok Gramsci, dengan merujuk sebagian besar dari karya agung Gramsci, Prison Notebooks.2. Buku ini bukan buku biopik yang mengulas biografi sang filsuf Italia, namun berisi bentrokan batin serta keterlibatannya dalam arus politik di zamannya yang memunculkan istilah Selatanisme, sampai ia dipenjara akibat menentang rezim saat itu.3. Penulis merupakan pemuja filsafat yang telah menelurkan beberapa buku bertema filsafat, termasuk mengulas sisi lain serta pemikiran Nietzsche.4. Dalam buku ini, penulis tidak melihat marxisme sebagai setan ideologi, namun menjadi akar perjuangan kelas yang melanda di Eropa kala itu, yakni perang antara borjuis dan rakyat jelata (proletar). Untuk memahami arah perjuangan Gramsci, penulis memaparkan apik marxisme yang dikawinkan secara teori dan praktik oleh pemuda selatanisme ini.

Reclaiming The State

MENGATASI PROBLEM DEMOKRASI DI INDONESIA PASCA-SOEHARTOBerbasis pada kekayaan data dan ketaiaman analisis yang sangat kuat buku ini menggambarkan bahwa demokrasi Indonesia pasca 1998 memperlihatkan relasi masyarakat sipil dan negara yang dinamis. Isu yang digarap terus meluas yang bukan hanya hak-hak politik, tapi juga keterkaitannva dengan isu-isu kesejahteraan sosjg Social welfare). Strategi aktor masyarakat sipil juga semakin bervariasi, dan semakin banyak yang meniadi bagian dari aktor kebijakan di arena negara Buku in. bukan hanya relevan untuk para akademisi, tetapi juga penting bagi para aktivis masyarakat sipil serta para pelaku di arena negara.Prof. Dr. PratiknoThis important report assesses Indonesia's progress towards democracy, charting roadblocks and setbacks as well as achievements. It is set apart by its bottom-up approach, its broad geographical focus and its emphasis on Indonesians own analysis of the state oftheir society almost two decades after the fall of Soeharto.Professor Michele Ford,Sydney Southeast Asia Centre, The University of Sydney, AustraliaSuatu pertanyaan abadi dan tak mendapatkan jawaban semestinya adalah apakah demokrasi dan kemakmuran ada hubungannya, untuk membawanya lebih konkret bisakah demokrasi menghasilkan kemakmuran bagi rakyat?Suatu pandangan selintas ke wilayah Asia Tenggara akan menghasilkan jawaban negatif yang lantang di mana yang paling tidak demokratis adaah yang paling makmur sedangkan yang paling demokratis adalah yang paling tidak berhasil dalam arti ekonomis dan sosial...Daniel Dhakidae,Ph.D dalam Umu PemerintahanDemokrasi (doing good) dan pembangunan (doing well) adalah konsep yang kontradiksi. Berbagai hal membuat hubungan keduanya tidak selalu mulus. Demokrasi tidak selalu menghasHkan pembangunan yang mensejahterakan, pembangunan tidak selamanya mendorong demokrasi yang membebaskan. Buku ini memperjelas situasi itu, sekaligus menawarkan beberapa gagasan terkait. Argumennya tegas: orginisasi politik kepentingan kelompok marjinal perlu dkuatkan, tujuannya adalah merebut dan menghadirkan negara, agar demokrasi dan pembangunan bisa saling menguatkan di negeri ini.Surya TjandraAktivis Gerakan Buruh

Nikah Beda Agama, Kenapa ke Luar Negeri?

Nikah beda agama masih menjadi polemik di Indonesia. Masyarakat mengangap pernikahan ini terlarang menurut norma hukum (Islam). Namun, di ranah kultur hukum, masyarakat relatif longgar menyikapinya. Mayoritas masyarakat tidak menghendaki nikah beda agama. Namun demikian, mereka menganggap fenomena nikah beda agama sebagai sesuatu yang wajar. Undang-Undang Perkawinan di Indonesia hanya mensahkan pernikahan yang dilaksanakan menurut hukum agama dan kepercayaan masing-masing, serta melarang perkawinan antarpemeluk agama berbeda. Namun, hal ini tidak menghentikan keinginan warga untuk melangsungkan pernikahan dengan pasangan lain keyakinan. Menikah di luar negeri pun menjadi alternatif penyelesaian bagi mereka. Sejumlah negara dipilih untuk melaksanakan pencatatan perkawinan, seperti Australia, Singapura, Hongkong, dan negara-negara Barat yang menganut model perkawinan sipil. Buku Nikah Beda Agama, Kenapa ke Luar Negeri? memotret fenomena pernikahan beda agama dari beragam perspektif. Ditulis dari hasil riset disertasi doktoral, buku ini mengupas nilai-nilai filosofis pernikahan di berbagai negara, aspek perundang-undangan ihwal pernikahan beda agama, legalitas hukum pernikahan beda agama yang dilaksanakan di luar negeri, hingga respons masyarakat terhadap pernikahan beda agama dan para pelakunya. *** Buku ini sangat penting dan aktual. Perkawinan beda agama merupakan persoalan yang selalu aktual. Ajaran resmi al-Quran dan Alkitab memungkinkan adanya perkawinan beda agama. Namun Majelis Ulama Indonesia mengharamkannya. Juga dua organisasi Islam terbesar, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, mengharamkannya. Bahkan keputusan final dari Mahkamah Konstitusi menyatakan tidak sah perkawinan beda agama. Undang-undang perkawinan menyatakan perkawinan dilaksanakan menurut agamanya masing-masing. Perkawinan di luar negeri biasanya dilaksanakan bukan berdasarkan agama, tetapi wewenang sipil. Kini banyak orang Indonesia yang berbeda agamanya menikah di luar negeri. Buku Sri Wahyuni ini sangat aktual dan menarik untuk dikaji lebih mendalam. Dr. Martino Sardi, MA, Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta  PENULIS Dr. Sri Wahyuni, M.Ag., M.Hum, merupakan dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia pernah kuliah S1 Fakultas Syariah, IAIN Sunan Kalijaga dan S1 Fakultas Hukum, Universitas Cokroaminoto Yogyakarta. Gelar magisternya pada bidang Hukum Islam diperoleh dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada. Serta gelar doktornya ia peroleh dari Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia dan Exchange Doctoral Program di George August University, Goettingen, Germany. Jenjang karir penulis di UIN Sunan Kalijaga sebagai tugas tambahan yaitu berturut-turut diantaranya sebagai Pimpinan Redaksi Suka News, Direktur Keuangan Satuan Usaha Produktif (Lembaga Bisnis Kampus), Sekretaris Jurusan Perbandingan Mazhab, Ketua Program Magister Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum, dan saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama di fakultas tersebut. Beberapa karya penulis yang sudah diterbitkan antara lain: Perempuan di Mata NU: Bahtsul Masa'il NU tentang Perempuan dari Masa ke Masa (2014), Pluralitas Agama di Indonesia: antara Konflik dan Harmoni (2014), Politik Hukum Islam Pasca Orde Baru (2014), Transplantasi Hukum: Hukum Barat dalam Reformasi Hukum Islam (2016), dan Hukum Keluarga dan Dinamika Sosial: Kajian Adat Masyarakat Samin, Maluku, Kalimantan, dan Sasak (2016).

Komunikasi Pemasaran Politik

Komunikasi Pemasaran Politik karya Dr. Solatun ini merupakan paduan sempurna antara paparan teoretik yang komprehensif dan pengalaman praktis keterlibatannya secara langsung di arena pemasaran dan kampanye politik Indonesia pasca reformasi. Buku ini benar-benar menjawab secara analitis dan komrehensif pertanyaan- pertanyaan krusial di sekitar kalangkabut perpolitikan Indonesia yang sedang terjerembab ke dalam kubangan demokrasi liberal berbiaya ultra mahal. Sajian contoh-contoh praktis yang lengkap dan gamblang akan menjadi panduan ?memenangi pemilu secara efektif, efesien, dan berkualitas? bagi para aktifis partai politik, konsultan politik dan politisi kandidat peserta pemilu. Bagi peminat kajian komunikasi Politik, buku ini akan sangat menantang dan merangsang libido akademik.Prof. Deddy Mulyana M. A. Ph. DGuru Besar dan Dekan Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Padjadjaran BandungPraktik demokrasi elektoral di Indonesia semakin memosisikan pentingnya pemahaman dan penguasaan kompetensi komunikasi politik. Beragam praktik komunikasi politik memiliki posisi strategis dalam menentukan sukses tidaknya pemenangan kandidat. Buku ini, menjadi sumbangsih penting baik di ranah praktis maupun akademis terutama dalam konteks pemasaran politik, kampanye politik dan propaganda. Fokus pada ketiga bahasan ini, menjadi pembeda buku Dr. Solatun di antara buku komunikasi politik lainnya yang sudah ada. Buku ini akan menjadi referensi kontekstual jelang penyelenggaraan pemilu di level nasional dan lokal.Dr. Gun HeryantoDirektur Eksekutif The Political Literacy Institute danDosen Komunikasi Politik UIN Jakarta

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?