Sokola Rimba

[NOTE] Buku Terbit Tanggal 14 Oktober 2013(Filmnya bisa disaksikan di bioskop mulai 21 November 2013)***Saat mengajar Orang Rimba, suku nomaden yangtinggal di hutan wilayah Jambi, Butet menyadari bahwa Orang Rimba perlu dibekali pengetahuan untuk menghadapi tekanan modernisasi.Butet yang antropolog dan pecinta alam, tak kenal lelah memper-kenalkan baca-tulis kepada Orang Rimba agar mereka sadar dan mampu mempertahankan hak-hak mereka. Inilah catatan harian Butet yang memuat pengalaman belajar dan mengajar selama di rimba. Termasuk kisahnya saat terbirit-birit dikejar beruang, ketakutan diancam perambah hutan, hingga suka-duka hidup dalam budaya yang sama sekali berbeda.***"Buku ini bukan hanya menyadarkan kita bahwa kearifan tradisional dan hutan perlu dilestarikan, tapi juga menghangatkan jiwa."- Mari Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif"Membaca tulisan Butet saya merasa menjadi Orang Rimba. Sungguh, saya merasa tercerahkan. Selamat atas tulisan ini. Semoga Orang Rimba dan lingkungannya menjadi lebih baik lagi. Amin"- Iwan Fals, Musisi"Butet menyinarkan cahayanya di tengah-tengah hutan.... Buku ini sangat inspiratif!"- Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina"Kita semua bisa belajar dari Butet, seorangpejuang hak-hak anak yang berani."- Kak Seto, Komisi Nasional Perlindungan Anak"lni adalah manifestasi langka dari orang-orang yang pernah ada. Dan secara diam-diam masih tetdp ada di antara kita. "- Wena Poon, Novelis, Pemenang Willesden Herald Prize, UK"Siapa yang berhak membuat defmisi dan mengklaim diri sebagai yang paling 'beradab'? Catatan Butet memperlihatkan kelumpuhan teori di hadapan pengalaman manusia dan fa kta-fakta tentang keseharian mereka."- Maria Hartiningsih, jurnalis senior harian Kompas, memfokuskan diri pada isu-isu HAM"Ketika konflik komunal banyak terjadi dan para aktivis turun ke jaian, Butet berpesan bahwa pemberdayaan diri sendiri sudah waktunya dilakukan."- Jason Tedjasukmana, Majalah Time

21 Wanita Perkasa yang ditempa oleh Budaya Aceh

Wanita sering dipandang sebelah mala, lemah, dan hanya pantas mengerjakan urusan domestik Padahal, dalam banyak hal, wanita bisa lebih kuat daripada laki-laki. Rupanya, sistem budayalah yang membuat kaum wanita dipandang lemah atau kuat. Dalam sejarah, budava Aceh telah melahirkan para wanita tangguh yang memiliki keberanian melebihi kaum Adam Bahkan, kepiawaan mereka dalam memimpin tak kalah dari para sultan pada zamannya.Buku ini menceritakan sosok 21 wanita tanggun yang diperkasakan oleh budaya, agama, adat dan resom Aceh. Ada wanita yang mahir mengurus kerajaan bahkan memperluas perdagangan negerinya ke luar negeri. Ada juga wanita sangat pemberani, yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda hingga sampai titik darah penghabisan. Menariknya, di antara mereka banyak yang profilnya belum diketahui secara meluas dalam sejarah, meskipun peran mereka begitu penting.Buku ini disusun tak hanya bersumber dari literatur,namun lebih banyak berdasarkan wawancara, visitasi, dan observasi. Di sela-sela kegiatannya sebagai pedagang  dan konsultan di dalam dan luar negeri, penulis menyempatkan diri untuk mengumpulkan cerita-cerita tentang para wanita tangguh tersebut. Lebih dari 200 narasumber telah penulis wawancarai untuk memperoleh informasi dan data yang telah ia kumpulkan mulai tahun 1964. Dan, buku ini adalah hasil kegigihan penulis selama lebih dari 50 tahun untuk mengabadikan nama mereka, wanita-wanita tangguh yang dapat menjadi Inspirasi bagi para perempuan Indonesia.

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?