Gempa berkekuatan dahsyat mengguncang Pulau Nias. Di pulau kecil itu Soza menyimpan harapan besar. Tapi harapan itu ikut hancur bersamaan dengan puing-puing yang berserakan. Soza merasa tidak lagi bisa menatap masa depannya untuk bersekolah. Ia hanya pasrah dan ikut menyebrang pulau bersama ibu bapak. Namun dalam lubuk hatinya, Soza bersikukuh untuk tetap mewujudkan impiannya. Di sebuah desa di seberang pulau, Soza menemukan sahabat-sahabat yang luar biasa. Budi, Lamhot, Nila, dan Ayu. Meski berasal dari suku dan agama berbed,a mereka ikhlas menolong Soza. Budi sosok yang cerdas dan kreatif mengajak teman-teman membantu Soza agar tidak putus sekolah. Namun begitu, apakah Soza masih tetap bisa melanjutkan sekolahnya? Apa yang harus dilakukan Budi dan sahabat yang lain demi membantu Soza agar tidak putus sekolah? Yuk, baca novel ini sampai tuntas,
Kalian sudah tahu atau pernah mendengar istilah wartawan, kan? Itu lho, orang yang ke sana kemari buat mencari berita. Pekerjaan mereka sangat seru dan menantang! Apakah kalian punya cita-cita untuk jadi wartawan? Atau, tertarik buat mencari tahu bagaimana mereka bekerja? Ayo temukan semuanya di buku ini.Kak Mastris Radyamas dan Kak Kabun Triyatno telah berpengalaman di dunia jurnalistik. Mereka berkolaborasi dan menulis panduan asyik buat kalian. Kalian bisa tahu seluk beluk dan serunya dunia wartawan. Buku ini dilengkapi note interaktif, jadi kalian bisa latian menulis berita di sini.Ayo belajar bareng buku ini
Meera menatap sebuah bingkai foto di depannya. Di sana terlihat foto seorang anak perempuan usia 6 tahun yang sedang tertawa lebar, Mama yang sedang menggendong anak kecil, dan Ayah yang tersenyum berdiri di belakangnya. Foto kenangan setahun yang lalu. Saat kangen, aku hanya bisa menatap foto ini untuk mengenangmu, tanpa terasa air mata Meera menetes. Meera terisak karena teringat Malaika. Setelah itu, Meera menaruh sepucuk surat tersebut di balik bingkai fotonya sambil memanjatkan doa terbaiknya untuk Malaika. Siapa Meera? Dan siapa Malaika?Mengapa Meera mengirim surat untuk Malaika?Wah, bikin penasaran saja!Fayanna dan kawan-kawan kembali hadir menyapa sobat PECI semua nih. Nggak mau ketinggalan buat menyimak 11 kumpulan cerpen keren ini dong! Yuk, deh buruan baca
Lho, Arina kok bawa tas sama pakai mukena? Arina mau ngapain, Sayang? tanya Ibu lembut sembari membungkukkan badannya menatap wajahku. Aku mau shalat di masjid sama Ayah. Ayah mana? tuturku sambil menatap wajah Ibu. Arina, Ayah sudah tidur. Ayah tadi ketiduran di meja ruang kerjanya, terus Ibu suruh Ayah tidur di kamar, jelas Ibu.Aku pun menunjukkan wajah murung dan masuk ke kamar. Aku tertidur dengan air mata yang masih membulir di ujung mataku.Wah, apa yang terjadi dengan Arina, ya? Mengapa dia menangis saat tahu ayahnya tidur dan tidak shalat ke masjid bersamanya?Hmm, benar-benar membuat penasaran. Mending langsung buka buku ini aja deh! Selain cerpen Sajadah untuk Ayah, masih ada 9 cerpen menarik lainnya lho. Selamat membaca!
Halo adik-adik, kalian suka berpetualang? Kalau iya, berarti kalian sudah mengambil buku yang tepat. Dalam buku ini kalian akan berpetualang seru mengikuti Alan dan Profesor Apta berkeliling ke beberapa benua yang ada di dunia: Asia, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. Seru bukan?Dalam buku ini, mereka akan menjelajah ke beberapa benua, menemukan hewan-hewan unik yang ada di benua tersebut. Pasti banyak di antara hewan-hewan itu yang belum kalian kenal. Ada meerkat, aye-aye, beruang grizzly, armadillo, flamingo, yak, burung kolibri, platipus, dingo, dan masih ada puluhan hewan lain yang berhasil ditemui Alan dan Profesor Apta. Penasaran kan? Silakan dibaca hingga tuntas, ya?Selamat berpetualang!
Jam sudah menunjukkan pukul 09.00. Raihana masih bergelung di atas kasur. Padahal Bunda sudah membangunkannya, tapi dia mengabaikan. Raihana mau tidur lagi. Namun belum sempat matanya terpejam dengan sempurna, ia teringat hari ini harus latihan hadroh di sekolah!Yah, Bunda harusnya kan Bunda bangunin Rai sambil menggoyang-goyangkan badan Rai. Bukan cuma dengan panggilan doang, ujar Raihana masih dengan wajah cemberut.Buru-buru Raihana berangkat. Ia memacu sepedanya dengan kecepatan penuh. Saat hendak berbelok ke kanan, tiba-tiba saja muncul penjual jamu gendong yang hendak menyebrang. Bruk! Raihana jatuh dan menabrak ibu-ibu penjual jamu gendongWaduh, bagaimana kondisi Raihana ya? Nah, kawan-kawan simak kisah selengkapnya di buku ini ya baca juga cerpen-cerpen lain yang tak kalah seru di sini.
Papa idamanku adalahpapa yang lembut, berwibawa, punya waktu untuk keluarga, dan tegas saat memberi nasihat. Tapi nyatanya Papaku nggak begitu. Papaku adalah papa yang lebay dan suka menggombal. Ih, memangnya Papa itusastrawanataupujanggaapa? Nggakbanget. Aku selalu kesal pada sifat lebay Papa. Kan malu kalau didengar teman-teman. Tapi kemudian sebuah rahasia tentang masa lalu Papa mulai terungkap. Rahasia itu menjelaskan alasan di balik ke-lebay-an Papa. Aku akan mengungkap rahasia yang disimpan Papa. ***Nah, teman-teman, penasarankan dengan cerita lengkap kisah di atas. By the way, cerita di atas adalah potongan dari cerpen Papa Idamanku yang merupakan cerpen Pemenang Kompetisi Menulis Indiva 2019 Kategori Cerpen PECI. Yuk baca buku yang berisi dua belas cerpen ini!
Aksal menatap Aiksa yang sekarang sedang melantunkan ayat Al Quran. Suaranya merdu. Tentu saja, sejak kecil, Tante Aisyah menyetel ayat Al Quran ketika Aksal dan Aiksa bermain. Lama-kelamaan, kakak beradik ini menjadi lebih mudah untuk menghafal.Salah, Aiksa. Seharusnya panjangnya enam ketuk. Aksal menyeletuk membetulkan bacaan Aiksa ketika salah membaca. Aksal giat menyimak dan membenarkan bacaan Aiksa. Sebab adiknya itu akan mengikuti Olimpiade Pecinta Al Quran. Wah, asyik ya punya kakak perhatian seperti Aksal. Yuk baca kisah Aksal dan Aiksa dalam cerpen Olimpiade Pecinta Al Quran. Dalam buku ini ada juga ada sembilan cerpen lain yang asyik buat dibaca. Happy reading!
Buku yang enak dibaca. Seorang Asma mampu menceritakan dengan gamblang semua kegiatannya sebagai homeschooler. Betapa asyiknya homeschooling itu. Ternyata belajar itu bisa di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. (Fitri Kurniasari, Pengajar Homeschooler, tinggal di Salatiga)Ternyata homeschooling itu asyik,ya? Dulu aku kira anak Homeschooling nganggur di rumah aja. (Shofa Salsabila, Penulis, tinggal di Purworejo)Anak ajaib. Pertama mengenalnya ketika Mbak Qonita kelas 2 SD. Segala buku dilahapnya habis, tidak seperti anak seumurannya yang membaca buku karena factor gambar menarik yang ada di dalamnya. Lama tidak bersua, membaca tulisannya seolah benar-benar masuk ke dalam dunianya. Pengalamannya sebagai anak homeschooling dituturkan dengan santai, mengalir, dan seolah pembaca diajak hadir dalam hari-harinya. Melalui buku ini Mbak Qonita ingin menyampaikan bahwa homeschooling itu begitu asyik dan dapat membentuk karakternya menjadi matang pada usia dini. Empat jempol buat Mbak Qonita dan karya perdananya ini.
Ayah telah meninggal sejak Najwa masih berumur dua tahun. Sekarang Najwa sudah kelas 5 SD dan ia sangat rindu pada Ayah. Terlebih, teman-teman di sekolah sering kali menanyakan perihal Ayah. Siapa dan apa pekerjaannya? Oleh karena itu, Najwa memberanikan diri untuk bertanya pada Bunda.Seperti apa ya sosok Ayah yang dirindukan Najwa? Mari cari tahu lewat cerpen Najwa Rindu Ayah. Selain itu, ada juga sembilan cerpen lain karya Zumrotus Sholihah yang tak kalah apik. Selamat membaca
Alan dan Profesor Apta telah lama bersahabat. Mereka berdua menjelajahi berbagai benua dan berkenalan dengan beragam fauna unik. Setelah mengunjungi Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, kali ini Alan dan Profesor Apta menjelajah padang savanna Australia, hutan Pulau Tasmania, dan lautan beku Arktik.Satwa apa saja yang akan mereka temui? Ada banyak jenisnya, mulai dari sigung, hantu tasmania, burung kakatua, burung puffin, beruang kutub, walrus, dan masih banyak lagi. Eit, ternyata, selain berjumpa dengan banyak satwa, Alan dan Profesor Apta juga mendapat teman baru dari Spanyol! Peter namanya. Penasarankan? Yuk, ikuti keseruan petualangan mereka
Kamu, kok, mau berteman dengan Dinda si miskin? ketus seorang anak perempuan saat kelas 4. Jangan gitu, Naya. Aku berhak memilih temanku sendiri. Kalian tidak usah ikut campur! tukas Ainun marah. Dia tidak suka sahabatnya dicela seperti itu. Cari sahabat yang setara dong, Ainun. Contohnya aku yang kaya raya ini! bantah Najwa mengangkat kepalanya tinggi-tinggi sambil menepuk dadanya. Bukannya Dinda yang beda jauh denganmu! Aku tidak berteman dengan Ainun karena dia kaya! seru Dinda menimpali walaupun tubuhnya gemetaran hebat.Apa yang terjadi dengan mereka, ya? Mengapa Naya tidak memperbolehkan Ainun berteman dengan Dinda? Apa kalian juga penasaran?Kalau gitu, nggak usah ragu lagi untuk beli buku ini, ya! Setelah itu, cari jawaban dalam kumcer ini. Selain cerpen Kristal Persahabatan, masih ada 9 cerpen menarik lainnya lho! Selamat membaca
Wow, bagus sekali kerudung itu, cocok untuk Mama. Pasti Mama akan cantik sekali pakai kerudung tersebut. Tapi, aku nggak punya uang untuk membelinya. Hmm, aku, kan, bawa uang kas kelas. Apa aku pakai dulu, ya? Toh, nanti bisa aku ganti pakai uang jajan yang aku kumpulin setiap hari. Bu Rosa dan teman-teman nggak akan tahu kalau uangnya aku pakai dulu, kata Alya dalam hati sambil memandang kerudung cantik tersebut.Alya tahu itu tidak baik. Namun, dia ingin sekali membelikan kerudung baru untuk Mama.Hmm, Alya jadi membeli kerudung itu apa tidak, ya? Kalau jadi beli, berarti dia sudah tidak menjadi anak yang jujur dan amanah. Jika tidak? Ah, bikin penasaran deh. Mending kamu langsung baca bukunya aja, ya! Selain cerpen Kerudung untuk Mama, masih ada 10 cerpen menarik lainnya lho. Selamat membaca!
Acara pun dimulai. Kami urutan ke-3. Waaah! Gugup banget. Untungnya saat urutan ke-2 tampil, Faras datang bersama Ryna. Ooh, ternyata Faras menjemput Ryna. Cool! Alhamdulillah. Maya datang saat urutan ke-2 hampir selesai. Waduh, Nur dan Rys mana, nih?Saat urutan 4 menari, Bu Tasya datang bersama Nur. Kulihat Bu Tasya seperti panik sekali. Bu, kenapa? tanya kami kepada Bu Tasya.Ini, katanya ban mobil Rys bocor. Katanya nyari-nyari tambal ban nggak ketemu-ketemu. Akhirnya Rys naik sepeda sama Ibunya. Rumah Rys jauh dari sini, kan? tanya Bu Tasya yang sangat panik karena tidak menyangka akan terjadi seperti ini.Wah, apa yang akan terjadi selanjutnya, ya? Apakah mereka jadi ikut kompetisi menari? Yuk, intip keseruannya dalam kumcer Kemenangan di Balik Kekalahan ini. Selain cerpen Kemenangan di Balik Kekalahan, masih ada 9 cerpen menarik lainnya lho. Selamat membaca!
Teman-teman, perkenalkan namaku Dita Putri Cahyani. Meskipun aku buta, aku berkeinginan untuk ikut lomba menghafal al Quran. Aku bercita-cita menjadi hafidzah suatu saat nanti.Indra penglihatanku memang tak sempurna, tapi aku tak menyerah. Aku ingin membuktikan kekurangan bukanlah sebuah keterbatasan. Apalagi Mama dan Ayah senantiasa mendukungku. Dengan ridha Allah, aku yakin aku bisa!Teman-teman, selamat membaca kisahku ini ya. Semoga bisa mengambil pelajaran. Baca juga sebelas cerita lain dalam kumpulan cerpen ini. Salam semangat selalu.
Teman-teman, Keisya sedang kesulitan nih. Bundanya sedang dirawat di rumah sakit dan Ayah sekarang sedang tidak punya pekerjaan tetap. Padahal SPP sekolah Keisya sudah menunggak dan harus segera dilunasi. Tidak heran jika Keisya sedih. Atas saran Bu Guru, Keisya akhirnya mulai menabung. Sedikit demi sedikit ia menyisihkan uang saku untuk ditabung di celengan ayam peninggalan neneknya. Keisya berniat menabung untuk melunasi tunggakan SPP. Nah, Teman-teman, apakah Keisya berhasil? Yuk, baca kisahnya dalam kumpulan cerpen Keisya Pandai Menabung. Selain itu, masih ada 10 cerpen lain yang harus kalian baca. Happy reading
Cerita yang seru untuk dibaca dan baik untuk diambil hikmahnya. Sukses buat penulis-penulis keren seperti Laksita dan yang lainnya. (Kak Ali Muakhir, Penulis 333 judul buku, Peraih Adikarya Ikapi 2007 Fiksi Anak Terbaik)Janji Seribu Bakau, kisah inspiratif yang dikemas begitu menarik. Tentang kegigihan seorang gadis yang peduli lingkungan, menyadarkan kita bahwa janji adalah hutang yang harus dibayar, dan tidak semua hal bisa didapatkan dengan uang. (Sherina Salsabila, Penulis, Tokoh Anak dan Remaja, Penerima Penghargaan Kebudayaan 2015 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia)Tidak hanya menghibur, cerpen ini menyuarakan kepedulian pada lingkungan, khususnya pelestarian hutan bakau. Acung jempol untuk penulis cilik ini, yang kemampuannya merangkai kata melebihi anak-anak seusianya, disertai pesan moral kuat yang mengembus di sekujur cerita. (Linda Satibi, penerima penghargaan IBF Award 2016 kategori fiksi anak terbaik)Wow, kalau sebagai penulis cilik karyanya udah kayak gini, nanti kalau sudah jadi penulis dewasa karyanya bakal kayak apa, ya? (Marisa Agustina, penulis buku anak, penerima penghargaan IBF Award 2015 kategori fiksi anak)
Naya kesal pada Bunda. Kok Bunda nggak ada capek-capeknya ngomelin Naya ya? Sebenarnya Bunda sayang nggak sih sama Naya? Begitu pikir Naya. Akhirnya, Naya pergi ke hutan untuk membuktikan, apakah Bunda sayang padanya atau tidak.Diam-diam Naya kabur ke tengah hutan. Di hutan Naya bertemu seorang nenek. Naya ngeri mengingat cerita Alifa. Konon ada dukun perempuan yang tinggal di hutan itu. Jangan-jangan nenek itu yang dimaksud Alifa? Benarkah si nenek seorang dukun? Lalu, bagaimana reaksi Bunda saat tahu Naya tidak ada di rumah?Nah, teman-teman cari tahu kisah selengkapnya di buku ini. Ada juga cerpen-cerpen lain yang tidak kalah menarik. Selamat membaca
Enak, ya, Mbak jadi mereka, pingin apa tinggal nunjuk. Tahun ajaran baru, semua juga ikut baru. Lha kita, jangankan beli baru, tas kalau nggak sampai jebol, ya, belum beli yang baru.Mulai mulai mulai! Bersyukur, Din ingat, rezeki orang itu sudah diatur Allah. Mungkin saat ini belum bisa beli ini itu, siapa tahu nanti ada rezeki nomplok. Yang penting kita itu harus selalu bersyukur! Coba bayangkan, andai ibumu dengar kamu mengeluh seperti itu. Kira-kira ibumu sedih nggak?Hmm. Apa yang sedang dibicarakan Mbak Intan dan Dini, ya? Kok sepertinya Dini kurang bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki? Lalu, apa yang membuat Dini seperti itu, ya?Simak kelanjutan ceritanya di Kumpulan Cerpen Finalis Kompetisi Menulis Indiva 2019 kategori cerpen Lintang, yuk! Masih ada banyak cerpen menarik lainnya lho. Jangan mau ketinggalan!