Gung Rai Sang Mumpuni

SENI dan RELIGI dalam HARMONIAgung Rai adalali figur langka yang telah menembus batas-batas sosial ekonomi dan mencapai taraf tertinggi. Selain karakter sebagai pekerja keras. tekun dan konsisten, dia juga tetap rendahi hati dan prduli terhadap pengembangan dan pelestarian budaya. I Gde Pitana (Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara kementerian Pariwisata)Konsistensi Agung Rai dalam melestarikan seni budaya leluhur, sangal mengagumkan. Kendati tak sempat mengecap pendidikan tinggi. dia benar-benar memahami arti penting pendidikan seni budaya. Gialerinya selalu terbuka bagi anak-anak yang tertarik belajar tari. musik dan seni lukis. Dia mengerahkan upaya agar anak-anak itu memiliki kesempatan tampil di berbagai ajang baik nasional maupun internasional. Yuli Mumpuni Widarso (Duta Besar Indonesia untuk Spanyol)Hanya segelintir orang yang bisa menyelaraskan kehidupan spiritual (agama), seni dan budaya dalam kesehariannya. Agung Rai lidak terlena oleh kemilau harta dan kesuksesan bisnis. Dia tidak menyombongkan diri di tengah publisitas seorang pegiat seni. Dia setia menjalani hidup sebagai umat Hindu yang taat dan bagian utuh masyarakat adat Bali yang hornat pada budaya. tradisi dan alam. Dia memang seorang mumpuni. I Gusti Agung Wesaka Puja Duta Besar Indonesia untuk Belanda)Agung Rai telah sukses menjadi seorang kurator seni yang terpandang; pengusaha sukses dan pemerhati sosial budaya yang terhormat. Uniknya, dia tetap menjalani hidupnya dengan sederhana dan bersahaja. Dia tidak merasa berada di kelas yang lebih tinggi dari orang kebanyakan, karena itu kita pantas menimba ilmu darinya. Elias Ginting (Duta Besar Indonesia untuk Finlandia 2011-2015)Setiap warga negara berkewajiban berperan aktif melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya. seni serta segenap daya tarik negeri ini ke seluruh dunia. Agung Rai telah memberi contoh yang baik dan semoga kisah hidupnya dalam buku ini mengispirasi sebanyak mungkin orang. Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa. M.SL (koordinator kopertis VII)Kegigihan, keija keras dan perjuangan yang tulus adalah modal utama meraih sukses dalam hidup dan Agung Rai telah membuktikannya. Berasal dari keluarga miskin dan tanpa gelar akademik yang memadai, kerja keras dan sifat pantang menyerah telah mengantarkannya menjadi salah satu sosok penting dalam dunia seni Bali dan Indonesia dengan kaliber internasional. Saya mengapresiasi penerbitan buku ini yang memunculkan tokoh seni Agung Rai sebagai inspirasi sukses perjuangan hidup. I Nyoman Tjager (Komisaiis lltama Bursa Efek Indonesia 2008-2014)

Abundant Life - Hidup Berkelimpahan

Abu ndant, menyajikan refleksi-refleksi singkat dengan kemasan bahasa yang lugas, sambil menggunakan varian bahasa "agak" sastra, tetapi tidak bermaksud untuk menyetarakannya dengan sebuah karya sastra yang "mashur", ala Metamorfosis-nya Franz Kafka, atau Matahari-nya Remi Silado. Refleksrrefleksi di dalamnya, merupakan segugus "Wahyu Batin" yang diharapkan mampu membersit ke dalam diri setiap orang yang berkenanmembacanya (Prolog Buku)Diri manusia terbentuk dari berbagai kehendak eksistensial, yakni kehendak untuk bebas, kehendak untuk berkuasa dan kehendak untuk sejahtera. Kehendak-kehendak itu berkaitan secara langsung dengan diri konkrit manusia. Tetapi masih ada juga kehendak yang berkaitan dengan sesuatu di luar diri manusia yakni, kehendak akanmakna. Filosof Victor Frankl, menyebutnya sebagai will to meaning. Manusia membutuhkan makna, karena makna akan memberi arti kepada hidupnya.Bersamaan dengan itu, makna merupakan sesuatu yang berada di luar diri manusia, oleh karenanya, manusia mengarahkan dirinya ke luar untuk menjangkau dan merengkuh makna. Makna yang diraih dan direngkuhnya, memungkinkan manusia memandang dan menjalankan hidup dengan penuh tanggung jawab.Buku ABUNDANT LIFE ini merupakan wujud konkrit dari kehendak akan makna tersebut. Buku ini merupakan suatu ajakan untuk due in altum (bertolaklah lebih ke dalam) dari hidup sehari-hari, supaya kita dapat memperoleh makna. Alexander Aur; Dosen Filsafat pada Fakultas Liberal Arts Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, Banten

Samudra Keteladanan Muhammad

Perbedaan Muhammad SAW dengan umatnya hanyalah "sedikit". Beiiau sedikit-sedikit beribadah, umatnya sedikit beribadah. Beiiau sedikit-sedikit membaca al-Quran, umatnya sedikit membaca al-Quran. Beiiau sedikit-sedikit menangis, umatnya sedikit menangis. Beiiau sedikit-sedikit bertanya tentang umatnya, umatnya sedikit bertanya tentangnya. Beiiau sedikit kenyang, umatnya sedikit-sedikit kenyang. Begitu seterusnya.Itulah "sedikit" jurang perbedaan menganga antara yang dicintai dan para pecintanya. Untuk mempersempit jurang perbedaan itu, umatnya perlu menyelami keteladanannya yang bagaikan samudra tak bertepi. Andai umatnya kuasa menyusuri bibir pantainya saja, niscaya mereka menjadi pribadi luhur penuh kasih sayang.Buku ini memotret begitu banyak keteladanan sang Nabi dalam kesehariannya. Mengupas kebiasaan beiiau kala menjahit baju robek, ketika di pasar, saat di perjalanan, keakraban dengan anak-anak, memuliakan tamu, dan banyak lagi kebiasaan beiiau sehari-hari lainnya, buku ini diharapkan dapat mengingatkan kembali mutiara keteladanan sosok mulia itu sebagai "teladan yang sesungguh-sungguhnya teladan".***"Di antara banyak buku yang mengulas sosok Muhammad SAW, buku ini hadir dengan tuturan yang mudah dicerna disertai referensi yang memadai. Membacanya akan menebalkan cinta padanya dan akan menghadirkan kesadaran baru tentang kepribadiannya yang benar-benar purna."Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., Imam Besar Masjid Istiqial"Akhlak Rasulullah SAW adalah al-Quran. Itulah penggarnbaran singkat nan utuh oleh Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. tentang suaminya. Buku ini menampilkan sisi-sisi akhlak qurani yang menjadi mata air keteladanan sepanjang zaman. Buku ini perlu menjadi bahan telaah bagi kaum Muslim yang mencintainya dan berupaya mengamalkan sunnahnya."Prof. Dr. KH. Said Agil Husin al-Munawwar, M.A., Menteri Agama Kabinet Gotong Royong, Guru Besar Fiqh dan Ushul Fiqh UIN Syarif Hidayatullah"Buku ini memotret secara multidimensional kemuliaan dan keagungan Nabi Muhammad SAW. Menjadi sumber referensi utama untuk diteladani bagi pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Mudah dibaca dan perlu."Prof. Dr. KH. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Untirta Banten dan Ketua Tanfidziyah PWNU Banten

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?