Pencerah Nusantara (Best Practices untuk Mencapai MDGs)

Berawal dari kepedulian terhadap sesama dan seringkali hanya dengan sumber dana yang terbatas, di seluruh pelosok Tanah Air anak-anak negeri berlomba menciptakan dan menjalankan berbagai politik cerdas untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat.Warga di kaki Gunung Arjuna, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menggalang dana untuk membeli tanah dan membangun sumur pompa guna mengiari daerah mereka yang tandus.Di Kabupaten Jombang, sejumlah remaja berinisiatif membentuk Posyandu...untuk remaja. Di Posyandu ini mereka mendapat informasi seputar gizi, HIV/AIDS, NAPZA, dan pendidikan seks yang bermanfaat.Dengan sepeda-sepeda motor tua, tenaga kesehatan mendatangi pasien-pasien mereka di Flores Timur yang berbukit terjal dengan tebing yang curam di sisi jalan.Sekelompol dokter dan bidan di Nusa Tenggara Timur membangun sistem komunikasi dengan teknologi sederhana untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.Ribuan pemuda dari berbagai perguruan tinggi, terkemuka sukarela mengajar hingga ke pelosok terpencil NusantaraMengakhiri kemiskinan dan berbagai kondisi tak manusiawi lain pada tahun 2015. Inilah ikrar bersejarah 189 pemimpin dunia pada KTT Milenium PBB di pengunjung abad ke-20 ketika mereka menandatangani Deklarasi Milenium dan sepakat untuk mencapai Milenium Development Goals (MDGs). Untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan itu, MDGs Indonesia menghimpun 20 praktik cerdas terbaik di seantero Nusantara melalui Indonesia MDG Awards. Inilah kisah inspiratif mereka, para pencerah Nusantara.

She'll Take It

Saya, Melanie Zeitgar, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani bersumpah dengan segenap hati bahwa saya tidak akan mengklepto lagi. Tidak akan lagi!**Terkecuali jika: Putus cinta, berat badan naik, kehilangan pekerjaan, audisi yang payah, audisi yang bagus banget ketika kau tidak mendapat panggilan lagi, tagihan-tagihan kartu kredit yang menggunung, gigi berlubang atau perut lapar, trauma akibat menggunakan menu otomatis pada telepon, mendapat kunjungan mengejutkan dari Mom, tidak ada telepon dari CSUSI (Cinta Sejatiku untuk Saat Ini), dan jika terjadi serangan kejadian-kejadian tragis yang mengakibatkan stres di masa mendatang. Amin.Temui Melanie Zeitgar. Seorang aktris ambisius yang menjadi seorang pekerja temporer. Ratu Cerdas Tangkas, jago membalas kalimat lawan bicaranya. Dan seorang kleptomaniak tulen. Untuk Mel, mencuri itu seperti halnya cinta: ia mengetahui apa yang ia inginkan begitu melihatnya. Sayangnya, Mel melihat itu di mana-mana: Sabun-sabun yang indah. Kaus-kaus kaki. Lipstik. Cashmere sweater. Tampon. Kondom. Permen. Make up. Vibrator biasa.Peraturan utama Melanie dalam kehidupan, percintaan, dan pengkleptoan adalah ini: Jangan Pernah Tertangkap. Tapi ada kalanya, pengklepto yang terhebat pun punya hari cuti. Sekarang, ketika setiap bagian dalam kehidupannya berubah drastis dan tak terkendali, Melanie menemukan seorang pria yang hatinya tersedia bagi Mel untuk diambil... jika ia cukup berani membayar harganya....***Minggir, Kleptomaniak! Dengan ketrampilan tangan yang luar biasa lucu, Shell Take It adalah satu-satunya di Amerika yang merekam rentetan petualangan seorang musuh masyarakat yang memiliki gangguan kejiwaan. Ini bisa dibilang sebuah tindak kriminal karena telah menikmati sebuah buku sebegitu luar biasanya! Liz Ireland, penulis How I Stole Her Husband

Istriku Teroris

Dr. Amin Jaafari adalah ahli bedah di sebuah rumah sakit di Tel Aviv. Berdedikasi, dihormati, dan dikagumi oleh kolega dan masyarakat, ia merupakan contoh sukses warga Arab yang mengintegrasikan diri ke dalam masyarakat Israel. Dan ia paham benar bagaimana hidup berdampingan dengan kekerasan dan chaos yang menghantui kotanya.Tatkala terjadi serangan bom bunuh diri di sebuah restoran setempat, Dr. Jaafari bekerja tak kenal lelah membantu para korban. Namun, malam itu justru membawa masalah besar bagi sang dokter. Tubuh istrinya, tercerai-berai mengenaskan, ditemukan di antara para korban yang tewas. Berdasarkan pemeriksaan polisi, kondisi tubuh istrinya merupakan tipikal pelaku bom bunuh diri. Setengah tak percaya, batin Dr. Jaafari tercabik-cabik di antara kenangan indah bersama istrinya dan kenyataan betapa perempuan cantik, cerdas, dan modern itu rupanya memiliki kehidupan lain yang jauh dari kehidupan bergelimang kesenangan yang mereka lakoni.Dengan deskripsi yang gamblang tentang bom bunuh diri, novel ini menggambarkan secara memukau realitas terorisme berikut akibat spiritual yang tak terhitung nilainya. Intens dan manusiawi, terhindar dari bias politik dan kebencian, serta bijaksana dan menyentuh, novel ini menyuguhkan pemahaman mendalam tentang sesuatu yang tampak mustahil untuk dipahami, yaitu terorisme.Karya ini memiliki preferensi thriller kelas tinggi. Inilah novel dari seorang pendongeng yang sangat terampil.Bagai thriller psikologis tentang terorisme. Sebuah cerita detektif tanpa sang detektif. Novel ini menggambarkan tragedi individu yang terperangkap dalam lingkaran kekerasan tanpa makna dan tak berujung.Lindy Burleigh, TelegraphDi atas kisah sedih dan kekecewaan, karya ini adalah sebuah meditasi tentang nilai kehidupan. di mana kesulitan dalam kehidupan yang apolitis tercabik-cabik oleh pertikaian agama dan separatisme.USA Today

Turquoise : Kisah Sang Singa Perkasa Dari Kohina

"Sebuah riwayat, sedahsyat apa pun, akan tinggal membeku tertimbun gurun waktu, kecuali, seseorangg mengangkatnya kembali dengan cara pandang yang cemerlang. Titon Rahmawan telah menulis secara serius, sehingga terasa betapa kemegahan kisah dan kepahlawanan selalu mencuri perhatian kita untuk menyimak dengan kekaguman tersendiri. Turquoise telah memperlihatkan kelebatan cahaya masa lalu, hadir melalui kata-kata yang anggun dan mudah dipahami. Kita, diam-diam, telah memiliki pengarang setara Tariq Ali." - Kurnia Effendi, cerpenis dan peneliti LPKP "Karena cinta, persahabatan jadi sirna. Karena cinta harta, cinta jadi binasa. Karena kalap cinta, rasio tidak bicara. Sang penulis, Titon Rahmawan menuliskannya dengan gaya bertutur yang memainkan perasaan dan hati. Beberapa adegan menampakkan kejutan, secara runtut perlu dibaca dengan cermat untuk mendapatkan efek penggambaran suasana dan peristiwa." - Yonathan Rahardjo, penulis novel 'Lanang' Penyabet Juara Harapan 2 Lomba Novel DKJ 2006 "Novel berlatar budaya Arab ini menceritakan senandung kesetiaan di persimpangan jalan. Antara jalan Tuhan dan manusia." - Sigit Susanto, novelis dan penulis catatan perjalanan 'Menyusuri Lorong-Lorong Dunia' "Turquoise: novel puitis dengan unsur suspense yang semakin menguat dan latar cerita yang berhasil membangun rasa kepedihan." - Manaek Sinaga. Pemimpin Umum majalah sastra Imajio "Dengan alur yang tak bersolek, novel ini membuktikan penulisnya adalah juru cerita yang piawai membangun kisah." - Donny Anggoro, eseis dan cerpenis "Sebuah kisah yang sangat menakjubkan, yang dengan cerdas meramu intersitas dramatis, petualangan mistis, ketegangan psikologis, kearifan masa lampau, dan gaya tutur yang bertabur puisi menjadi sebuah donggeng dengan latar yang demikian eksotis dan saraf fantasi." - Ratna Dwi Yulianti, pemerhati sastra "Lewat Turquoise, Titon Rahmawan berhasil memadukan eksotisme ala Kisah Seribu Satu Malam, kesyahduan sastra sufistik, dan kepiluan gaya Shakespeare-an Tragedy. Salah satu novel yang amat mengasyikkan!" -Iwan Sulistiawan, dosen & penulis pemula

Aargh!!! Di Mana Jodohku

Merah, biru, hijau, abu-abu. Mungkin bagi kebanyakan orang, itu hanyalah nama bagi setiap warna. Tak bermakna. Namun, tidak bagiku. Warna-warna itu adalah perjalananku yang amat melelahkan. Perjalanan bersama orang yang bukan ditakdirkan untukku. Perjalanan menggapai kasih sayang berlambang cinta. Ini adalah kisahku. Kisah menggapai cinta dan jati diri.***Novel yang 100% royaltinya akan disumbangkan ini, mengisahkan tentang perjalanan seorang gadis dalam menemukan cinta, jodoh, jati diri, rezeki, dan kebenaran haikiki."Tulisan itu, jika berdasarkan pengalaman penulisnya sendiri, lebih bertenaga, lebih memotivasi, dan punya ruh. Novel ini terinspirasi dari pengalaman penulisnya. Selamat membaca!"- K.H. Yusuf Mansur "Astrid berhasil mengemas pesan-pesan religi dengan bahasa yang renyah sehingga enak dibaca dan tidak membosankan. Novel ini juga mengingatkan kepada pembaca, bahwa berbagi melalui sedekah itu orang tidak harus menunggu menjadi kaya terlebih dahulu. Justru dengan sedekah itulah pintu-pintu rezeki akan terbuka lebar."- Noor Huda Ismail,Penerima Ashoka Award, Public Speaker, Founder Yayasan Prasasti Perdamaian, Owner Dapoer Bistik Resto, dan Penulis novel Temanku Teroris "Ringan namun 'berisi'. Bahasanya menyenangkan dan mengalir. Oke banget buat teman on weekend. Must read buat yang masih single dan lagi mencari belahan jiwa."- Aditya Wardani, Presenter dan Produser TV "Dengan bahasa casual, Astrid berusaha menjelaskan bahwa emosi negatif seperti marah, iri, dan dengki sebenarnya merusak diri sendiri. Memang tidak mudah, tetapi memaafkan dari hati yang tulus adalah hal terbaik. Highly recommended."- Inez Tagor, Selebriti "Dengan bahasa yang renyah dan kisah memikat, tanpa menggurui Astrid mengingatkan mengenai pentingnya mengenakan mahkota-Nya. Aura kecantikan hati akan lebih terpancar karenanya. Jilbab."- Irna Dewi, PR Moshaict & Hijabstore, Stylish dan Blogge

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?