Apa Yang Telah Mereka Lakukan Pada Yesus?

Bantahan terhadap teori-teori aneh dan sejarah "ngawur" tentang YesusTeori-teori aneh tentang Yesus tampaknya kian sering mengalir ke luar dari dalam kebudayaan kita. Ben Witherington, salah satu pakar Yesus terkemuka, tak mau membiarkannya. Tidak ada ajaran Gnostik rahasia di abad pertama. Dengan target para pakar terkemuka dan pengusung karya sejarah "ngawur", Witherington mengungkapkan apa yang bisa, dan tidak bisa, kita nyatakan tentang Yesus yang sebenarnya. Alkitab bukan sumber-sumber dari luar-masih merupakan catatan sejarah paling terpercaya yang kita miliki saat ini.Menggunakan pendekatan gres berupa "profil kepribadian", Witherington menggarisbawahi pernyataan inti Kristen dengan menyelidiki para tokoh utama kelompok pengikut Yesus ini: Maria ibu Yesus, Maria Magdalena, Tomas, Petrus, Yakobus adik Yesus, Paulus, dan sang "murid yang dikasihi" yang penuh misteri. Dalam masing-masing pasal, Witherington memuaskan keingintahuan kita, dan menjawab serangkaian pertanyaan tentang tokoh-tokoh kunci ini sekaligus ajaran mereka tentang Yesus sejarah.Apa yang Telah Mereka Lakukan pada Yesus? adalah pembelaan dahsyat bagi Kekristenan tradisional, dengan cara menyajikan potret memikat tentang pesan inti Yesus menurut orang-orang yang paling mengenal-Nya.***"Witherington telah menghasilkan buku yang tepat untuk menelanjangi berbagai omong kosong tentang Yesus yang ditulis beberapa tahun belakangan."-CRAIG A. EVANS, Profesor Payzant,Acadia Divinity College, Nova Scotia."Berbagai rumor, dugaan, gosip skandal murahan, plot konspirasi, sindiran, dan keresahan histeris berputar-putar di sekitar nama Yesus belakangan ini. Ben Witherington III memeriksanya satu per satu. Sungguh menyenangkan menyaksikan salah satu sejarawan biblika terbaik yang kita miliki mengerjakan karya sejarahnya yang paling baik."-EUGENE H. PETERSON, penerjemah The Message"Bagi mereka yang ingin mengetahui bagaimana Yesus justru diselewengkan di tengah ranah publik, inilah buku yang meluruskan semuanya."-DARRELL BOCK,Profesor Riset dalam Kajian Perjanjian Baru,Dallas Theological Seminary, dan penulis Breaking The Da Vinci Code

Universitas Jatinangor Oxpord

Romantisme, itulah yang melatarbelakangi Abid Ibnu Husen (Aaboy) menulis buku Universitas Jatinangor Oxpord (UJO). Novel ini berkisah tentang Trioh Angkasah (Glenn, Bocil, dan Didi), tiga mahasiswa yang kecemplung di Jurusan Kesejahteraan Sosial, Sospol, UJO. Tiga tahun kuliah, mereka hanya jadi mahasiswa tipe 21: Mahasiswa Luntang-lantung Tak Jelas di Kampus. Hanya jadi pengobservasi 20 (tipe) mahasiswa lainnya.Memasuki tahun terakhir masa kuliah adalah titik balik bagi ketiganya. Mereka tak ingin terus mengecewakan orangtua. Mereka ingin membuat masa-masa terakhir mereka kuliah menjadi lebih berarti. Mereka ingat cita-cita awal mereka kuliah, ingin menjadi film-maker. Mereka sepakat untuk membangkitkan kembali komunitas film yang pernah ada di kampus mereka. Dengan susah payah, di tengah konflik persahabatan ala mahasiswa, mereka berhasil membuktikan bahwa mereka juga bisa berprestasi.Meski dikemas dengan cerita yang kocak, khas dunia mahasiswa, namun banyak pula nilai-nilai yang bisa dicukil dari karya penulis yang juga seorang sutradara dan sineas muda ini. Misalnya saja, ada berapa banyak dari kita yang terjebak salah jurusan saat kuliah? Itu sebabnya penting bagi calon mahasiswa untuk mengetahui passion atau minatnya sebelum memilih jurusan. Atau, ketika sudah telanjur terjebak, apakah kita akan terus membuang waktu dan biaya yang tidak sedikit tanpa melakukan perubahan yang berarti? Dan yang paling klasik adalah bagaimana mengatasi perbedaan antara harapan orangtua dengan keinginan kita.Universitas Jatinangor Oxpord (UJO) merupakan novel yang lengkap; lucu, sedih, senang, haru, rindu, semua tergambar dalam satu frame. Agaknya, pembaca memang perlu mengindahkan peringatan di back-cover dan awal buku ini, yang menyatakan apa pun yang pembaca rasakan setelah membaca buku ini, bisa jadi menjadi indikasi kegagalan diterbitkannya buku yang amazing ini.

Putri Hase : Dongeng-dongeng Klasik dari Negeri Jepang

Haka, pada suatu hari Putri Terute memesan racun dan menaruhnya di anggur yang manis. Anggur beracun ini ditaruh dalam sebuah botol. Ke dalam botol serupa lainnya diisinya dengan anggur yang baik. Pada Festival Lima Mei, anak itu, Hase-Hime sedang bermain dengan adik tirinya. Semua mainan yang terdiri dari para ksatria dan pahlawan disear dan ia menceritakan kisah-kisah para pahlawan dan ksatria itu satu demi satu. Mereka berdua tengah menikmati waktu main-main dan tertawa riang dengan para pelayan mereka ketika ibunya masuk dengan dua botol anggur dan beberapa kue yang enak.Kalian berdua sangat baik dan bahagia, kata Putri Terute yang jahat dengan seulas senyum. Aku bawakan untuk kalian anggur sebagai hadiahnya. Ini juga ada beberapa kue yang enak untuk anak baikku.Ia menuang dua cangkir dari botol yang berbeda.Hase-Hime yang tak pernah membayangkan watak jahat ibu tirinya sedang bekerja. Ia mengambil salah satu cangkir anggur dan memberikan cangkir anggur yang lain pada adik tirinya.Perempuan jahat itu telah dengan hati-hati menandai botol yang diracun. Namun, karena masuk ke ruangan itu dengan perasaan gelisah dan menuangkan anggur dengan tergesa-gesa, secara tanpa sadar memberikan cangkir anggur beracun pada anak lelakinya sendiri. Sepanjang waktu ia memperhatikan putri kecil itu dengan cemas. Ia terheran-heran karena tak ada perubahan apa-apa di wajah putri kecil itu. Tiba-tiba anak lelakinya menjerit dan ambruk ke lantai, kejang-kejang karena kesakitan...

Menggugat Manusia dalam Konstitusi

KAJIAN FILSAFAT ATAS UUD 1945 PASCA-AMANDEMEN"Selama ini, belum pernah ada orang lain yang sampai pada ide untuk menulis topik seperti ini dalam kajian-kajian tentang UUD 1945 dan bahkan dalam kajian-kajian tentang konstitusi pada umumnya. Karena itu, kita pantas mengacungkan jempol atas kreativitas penulisnya untuk keluar dari kotak kelaziman (out of the box). Dari isi buku ini, juga tergambar bahwa Sdr. Daniel Zuchron berusaha keras menjadi seorang pemikir reflektif mengenai pelbagai isu kenegaraan, khususnya mengenai kedudukan manusia dalam konstitusi seperti yang ia tuliskan menjadi judul buku."Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.Guru Besar Hukum Tata NegaraUniversitas Indonesia"Kajiannya mengenai studi tentang konsep manusia di dalam UUD 1945 ini memiliki arti penting bagi perkembangan hukum tata negara di Indonesia. Sebab, buku ini mampu menganalisis konsep rakyat, warga negara, penduduk, orang, manusia, masyarakat, bangsa, dan umat yang termaktub di dalam teks UUD 1945 dari perspektif ilmu filsafat. Penyebutan setiap kata dan istilah di dalam UUD 1945 pada dasarnya akan membawa implikasi dan konsekuensi yang sangat penting serta strategis. Artinya, apabila pembahasan dalam sidang-sidang penyusunan ataupun perubahan konstitusi tidak tuntas memaknai istilah-istilah yang akan digunakan, maka akan berpotensi terjadi kerancuan penerapannya di kemudian hari. Oleh karenanya, buku yang ditulis oleh Daniel Zuchron ini menjadi sangat relevan untuk dijadikan salah satu referensi berharga dalam membedah ruh dan konsep manusia yang terkandung di dalam UUD 1945."Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S.Ketua Mahkamah Konstitusi Rl