Shalat bukan semata-mata ritual ibadah khusus yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Lebih dalam lagi, ibadah ini sejatinya adalah perjalanan menemukan rahasia kekuatan dan keindahan di mana seorang hamba naik ke hadirat Allah, mendekat dan bersimpuh di hadapan-Nya dengan sepenuh hati. Nabi pernah mengatakan, shalat adalah miraj orang beriman. Shalat adalah perjalanan ruhani hamba untuk mendapatkan cahaya penerang dari Allah yang menuntun hati dan perilakunya menjadi lebih baik.Buku ini menjelaskan perjalanan tersebut sejak pertama kali dimulai (takbiratul ihram) hingga akhir (salam) yang merupakan pencapaian tertinggi. Dari satu bacaan ke bacaan lain, dari satu gerakan ke gerakan berikutnya sesuai tertib shalat, kita diajak untuk mengarungi dan menyelami makna dan hakikatnya yang begitu kuat dan indah terasa. Kita, misalnya, ditunjukkan bagaimana bacaan al-Fatihah sesungguhnya adalah dialog dengan Allah, juga doa-doa permohoan di tiap gerakan shalat, termasuk gerakan shalat itu sendiri yang menjadi simbol atau bahasa ketundukan seorang hamba di hadapan Tuhan.Sebuah buku tentang shalat yang memadukan antara penjelasan lahiriah dan pemaknaan batiniah yang mencerahkan dan menggugah kita sehingga dapat meningkatkan kekhusyukan kita.
Hidup tak selalu seperti yang kita inginkan. Masalah demi masalah terus bermunculan. Satu masalah belum selesai, muncul masalah baru. Hal ini sering kali membuat kita merasa tertekan dan tak cukup daya untuk keluar dari situasi sulit, betapapun pelbagai cara dan langkah telah kita lakukan. Tak sedikit dari kita akhirnya menyerah dan putus asa, merasa tak ada jalan keluar. Dunia terasa amat sempit dan gelap; seberkas cahaya pun bak tak ada.Buku ini membantu kita menghadapi situasi-situasi sulit dan berat, dengan merujuk pada sumber utama Islam, yakni al-Quran. Bersandar langsung pada arahan dan petunjuk Allah SWT, buku ini menyediakan solusi terbaik dan tepat yang tak diragukan lagi keampuhannya. Tak hanya itu, cerita-cerita inspiratif dari para orang saleh terdahulu juga menjadi cermin terang bagaimana mesti menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah kita saat ini.Ayat-ayat motivasi dan kisah-kisah inspiratif dalam buku ini memberi kita energi positif yang dahsyat dan luar biasa. Energi itu dapat membangkitkan kekuatan kita untuk mengubah berbagai problem kehidupan menjadi kebahagiaan. Sehingga, sebanyak apa pun masalah yang muncul akan terasa ringan dan dapat kita atasi.Buku ini adalah teman baik bagi kita yang merasa perlu berbenah, memotivasi diri supaya pantang menyerah. Inspirasi yang diambil dari kisah orang-orang mulia terdahulu membuat buku ini begitu padat gizi. Inspiratif!
Di zaman seperti saat ini yang serba cepat dan instan, nilai dan kualitas diri kita sering kali diabaikan. Kita mudah sekali menemukan dan mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi sering kali itu sesungguhnya bukan sesuatu yang kita perlukan atau penting kita miliki.Petuah-petuah bijak dan teladan-teladan luhur dari ulama saleh klasik yang digali dari sumber khazanah Islam di buku ini mengingatkan dan mengarahkan kita untuk lebih memperhatikan nilai dan kualitas diri kita. Kita diajak untuk melihat kembali pikiran, hati, tindakan, akhlak, ibadah, dan pengetahuan kita.Buku yang merupakan kumpulan petuah dan kisah-kisah pendek ulama klasik ini, mulai dari sahabat Nabi, tabiin, hingga tabiut tabiin, begitu dalam, filosofis, menyentuh kalbu, sarat makna dan bergizi tinggi. Kisah-kisah yang ditampilkan begitu inspiratif dan membuat kita tak hanya kagum tapi juga tergerak untuk melakukannya. Kita seperti disirami air jernih, menyegarkan, dan membersihkan tak hanya jasmani, tapi juga ruhani atau jiwa kita.***Inilah buku terbaik untuk setiap muslim yang ingin membersihkan jiwanya dan mendekati Allah.Mahmud, Goodreads
SinopsisBuku ini mengajak umat untuk menjadi umat qurani,bertafakur dalam menyegarkan norma-norma islam yang telah terangkum sempurna dalam ayat-ayat Al-Quran.Tafakur perlu dilakukan oleh umat Qurani sebagai jalan ikhtiar meraih kebermaknaan hidup dalam berbagai demensi dengan menjadikan Al-Quran sebagai hiasan bibir,kalbu dan perilaku sehari-hari.Dilengkapi bait-bait puisi yang penuh makna dan instrumen tes Asmaul Husna,buku ini mengajak pembaca untuk melakukan identifikasi dan melatih diri sejauh mana telah menjadi umat Qurani.
Perilaku, adab, atau akhlak menentukan kualitas seseorang: baik atau buruk, bahagia atau sengsara. Perilaku itu sendiri adalah cerminan dari dalam diri, dari jiwa. Semakin kotor dan keruh jiwa, perilaku akan semakin buruk dan jahat. Sebaliknya, semakin bersih dan jernih jiwa, perilaku akan semakin baik pula. Maka, jiwa adalah kuncinya. Mengelola dan mengolah jiwa merupakan keniscayaan agar perilaku diri menjadi berkualitas. Dan, itu semua ada seninya atau tata caranya. Melalui buku tipis tetapi berbobot dan sarat nasihat mencerahkan ini, Imam at-Tirmidzi secara khusus memandu orang-orang yang ingin melakukan perjalanan spiritual untuk mendekati dan menaati Allah: pelaku suluk (salik). Juga, secara umum, kita semua yang ingin menyelami spiritulitas lebih dalam, mengenalnya lebih jauh, mengolahnya lebih lembut, dan membersihkannya dari racun yang merusaknya. Dalam buku ini, kita mendapatkan penjelasan yang gamblang dan mencerahkan tentang hawa nafsu, mujahadah, kecerdasan, latihan, kebahagiaan, kejujuran, niat, teladan malaikat, makrifat, dan perjalanan ruhani menuju Allah, lengkap dengan segala persoalan terkait dan seni mengatasinya. Inilah panduan bergizi ihwal pembangunan jiwa dari ulama klasik nan masyhur yang tak diragukan lagi kesalehannya.
Menjalankan ajaran agama sejatinya adalah sebuah proses yang tak pernah berhenti. Dalam proses ini ada beberapa maqamat (tingkatan-tingkatan) yang akan dilalui sebelum sampai tujuan. Dari tingkat paling dasar hingga tingkat paling tinggi. Buku klasik nan apik karya ulama besar Gharnathah (Granada), Andalusia, ini memaparkan sembilan tingkatan dalam Islam. Dari mulai tingkat orang yang berlebih-lebihan, tingkat orang yang diuji dengan ikhtilaf, tingkat orang awam, tingkat orang yang menghindari hal paling buruk dengan yang buruk, tingkat orang yang berniat, tingkat orang yang beramal utama saat tak bisa melakukan yang paling utama, tingkat orang yang beramal penting ketika tak bisa beramal paling penting, tingkat orang khas, hingga tingkat orang yang sungguh-sungguh dalam beragama yang merupakan puncaknya. Berbeda dengan buku keislaman pada umumnya yang hanya berbicara pada tataran fikih (eksoteris), buku ini memadukannya dengan dimensi tasawuf (esoteris) dan akhlak sebagai jalan tengah atau moderat yang merupakan ciri khas Islam. Dengan itu, kita dapat melihat dan memahami agama dengan benar, sehingga kita bisa sampai ke tingkat puncak: mengamalkan agama dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, semata-mata karena Allah.
Manusia senantiasa mengharapkan kehidupan yang baik, sejahtera, dan bahagia. Berbagai cara dilakukan untuk meraihnya. Namun, sering kali jalan untuk mendapatkannya terasa sulit dan berat. Dalam situasi itu, sering kali dada jadi terasa sempit, muncul perasaan putus asa dan berkeluh kesah.Orang mukmin tak layak putus asa dan mengeluh untuk kebahagiaan yang belum dapat diraih. Al-Quran sebagai petunjuk hidup abadi telah memberikan tuntunan yang jelas dan nyata untuk mendapatkan kebahagiaan dan menghalau keluh kesah dan keputusasaan. Tuntunan itu, misalnya, dimulai dari iman atau keyakinan yang benar, bekerja efektif, gemar berbagi, tepat waktu, menjaga kepercayaan, hingga disiplin dalam ibadah. Buku ini tak sekadar memaparkan secara normatif tuntunan-tuntunan tersebut, tetapi juga aplikatif, berdasarkan kisah inspiratif orang-orang bahagia ketika mengamalkannya, baik dari khazanah Islam klasik maupun kekinian. Dipadukan juga dengan pandangan motivator dan ahli pengembangan diri Barat kontemporer, serta sejumlah penemuan ilmiah berkaitan dengan tuntunan di atas.
..Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa. (Hud:49)Sabar, sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi sejatinya membutuhkan perjuangan keras untuk mewujudkannya. Dalam tujuh formula bahagia dunia akhirat, sabar ditempatkan sebagai fondasi yang berfungsi menguatkan elemen-elemen lain yang juga harus dikuasai seperti sejauh mana kita bersyukur atas pemberian-pemberian-Nya, sejauh mana kita ikhlas, sejauh mana kita rela, sejauh mana kita mampu bertawakal, bermuhasabah, dan kemudian beristikamah dengan semuanya.Latihlah diri Anda agar dapat menguasai tujuh kemampuan yang ada di dalam buku ini, niscaya Anda akan menjadi pribadi yang lebih tenang, tidak gampang termakan oleh emosi, dan tentunya bahagia dunia akhirat.Semoga bermanfaat dan selamat membaca!
Biografi (sirah) dan sejarah Nabi Muhammad tak pernah selesai diulas dan dibicarakan. Sebagai manusia biasa maupun utusan Allah yang membawa risalah langit. sosoknya selalu menarik perhatian. Peristiwa-peristiwa di seputar kehidupannya atau hal-hal yang berkaitan dengan karakter pribadinya senantiasa melahirkan banyak pandangan dan tafsir. tak hanya dari kalangan pakar muslim tetapi juga nonmuslim. Membahas sirah Nabi tidak secara kronologis. buku ini meng-ulas sejumlah peristiwa penting dan istimewa di seputar kehidupan beliau. dari sebelum lahir hingga wafat, untuk menjernihkan beragam polemik dan salah tafsir tentang beliau. Dengan begitu. sosok Nabi sebagai manusia tidak tenggelam dalam sosok kenabiannya, atau sebaliknya. Sebab dalam diri beliau memang terhimpun dua kedudukan sekaligus: manusia biasa (ana basyarun mitslukum) dan utusan Allah. Dengan bahasa yang penuh penghormatan dan kekaguman sekaligus pengamatan yang kritis. penulis menjelaskan secara lebih masuk akal. objektif. dan simpatik terhadap sosok Nabi Muhammad yang luar biasa. baik sebagai manusia biasa maupun sebagai nabi pentup. Sebuah kajian yang benar-benar berbeda dari buku-buku sirah Nabi pada umumnya.
Sebagian kalangan meragukan kemaksuman para nabi dan rasul. Bagi mereka, nabi dan rasul pernah berdosa atau berbuat tercela. Mereka bahkan berargumen dengan dalil-dalil al-Quran dan hadis untuk memperkuatnya. Nabi Adam, misalnya, dianggap berdosa karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah khuldi. Nabi Nuh dianggap berdosa karena memohon agar istri dan anaknya diselamatkan dari banjir besar. Nabi Ibrahim dianggap berdosa karena berbohong. Begitu pula para nabi lainnya. Kemaksuman para nabi memang menjadi topik diskusi serius. Topik ini masuk dalam ranah teologis yang sensitif. Di kalangan ulama klasik juga terjadi perbedaan pendapat. Wacana ini akan terus muncul di setiap zaman, karena apa yang dianggap sebagai dosa nabi tertera dalam al-Quran dan hadis. Apakah nabi dan rasul benar-benar maksum? Lalu, kenapa beberapa dari mereka digambarkan pernah berdosa atau bersalah? Dalam buku klasik ini, teolog, filsuf, dan ahli tafsir abad ke-7 H Fakhruddin ar-Razi menyampaikan setidaknya lima belas argumentasi yang kukuh, koheren, rasional, dan filosofis untuk menangkis, membela, sekaligus menegaskan kemaksuman para nabi dan rasul. Buku ini menjadi semacam pleidoi terhadap kalangan yang meragukan kemaksuman mereka. Penting dibaca oleh siapa saja.
Zaman ini adalah ketika kita menyaksikan krisis berbahasa dalam beragama. Beragam aliran (mazhab politik) keagamaan, organisasi keagamaan, beragam strategi agamawan dalam dakwah, termasuk teknologi (media) pengeras suara, semua berebut saluran-saluran media agar mendapatkan perhatian. Ada yang merasa bahwa suara keras adalah pilihan (bahasa) beragama yang niscaya agar didengarkan bahkan menang, sementara jalan sunyi hanya pantas bagi orang atau kelompok yang lemah. Agama jadi sangat riuh bahkan terdengar gaduh. Buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab ini adalah suara sejuk yang memposisikan agama sebagai hikmah dan teladan. Prof. Dr. Quraish Shihab tidak sepenuhnya menggunakan jalan sunyi, tapi juga tidak memakai bahasa keras. Dia memilih jalan tengah: suara teduh yang mengatasi suara gaduh dan keras yang memicu kebencian dan dengki, juga suara sejuk yang mendekatkan hidup pada kedamaian hati. Buku Lentera Hati: Pijar Hikmah dan Teladan Kehidupan adalah usaha mengembalikan intisari agama sebagai nasihat, sebagaimana hadis masyhur Nabi Muhammad saw.
Hidup berumah tangga ibarat bahtera yang mengarungi lautan. Ia pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan masalah di perjalanan, dari mulai yang remeh-temeh, sedang, hingga yang berat, sulit dan rumit. Tantangan dan masalah itu bisa jadi berkaitan dengan pasangan, orangtua dan mertua, anak-anak, dan orang lain.Didasarkan pada sejumlah cerita dan pengalaman pasangan menikah dan akan menikah, buku ini memberi gambaran nyata persoalan-persoalan yang sering kali dihadapi. Misalnya, bagaimana menikah tanpa cinta, menikah saat kuliah, calon pasangan belum mapan, jodoh tak sesuai harapan, hubungan tak direstui orang tua, menikah di hari sial, bimbang antara menikah atau karier/pendidikan, menunda atau mempercepat kehamilan, tinggal bersama mertua atau mandiri, pendidikan anak, soal perceraian, poligami, dan lainnya.Ditulis dengan bahasa yang komunikatif, populer, dan tak membuat dahi berkerut, juga pengarang yang spesialis dalam hal pernikahan dan keluarga, buku ini sayang dilewatkan. Kita diajak untuk berpikir cerdas, bijak, dan tegas, dalam menyikapi pelbagai persoalan rumah tangga. Banyak kiat dan tips yang bisa diteladani dalam upaya untuk merajut hubungan rumah tangga agar harmonis, awet, bertanggung jawab, dan berhasil melewati setiap problem dengan baik.
SINOPSISTariklah pelajaran dari sebongkah batu yang sedemikian kokoh, tapi dapat berlubang walau hanya dibasahi air setetes demi setetes.Melalui hal-hal kecil yang seringkali diremehkan, sesungguhnya kita bisa menemukan tangan-Nya. Lewat buku ini, pembaca diajak untuk meninggalkan sejenak hiruk-pikuk dan segala rutinitas kehidupan untuk memerhatikan setiap makhluk dan peristiwa. Jika semua itu, manusia, binatang, dan ciptaan-ciptaan lain di jagad raya ini dipikirkan dan direnungkan secara tulus dan benar, niscaya kita akan sampai pada kesadaran bahwa tangan Tuhan ada di balik setiap fenomena; bahwa Allah hadir di mana-mana, setiap saat dan di semua tempat!
Pada abad ke-21, Islam dan kebangsaan masih jadi masalah penting.Ada yang menilai paham kebangsaan bertentangan dengan tauhid: Ketuhanan Yang Maha Esa.Sebagian orang Islam berusaha menegakkan dr al-Islm (istilah yang tidak pernah ada dalam Al-Quran dan hadis) dan khilfah.M. Quraish Shihab menjernihkan konsep ummah dan qawm yang diperbandingkan dengan konsep bangsa. Dia juga menilik sejarah lahirnya kebangsaan di Barat dan khususnya di Timur Tengah. M. Quraish Shihab mendapati bahwa Islam dan kebangsaan seiring sejalan dan tidak bertentangan.Yang lebih penting dan menarik, buku ini menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad saw. saat menghimpun manusia di Madinah menjadi satu umat dengan keragaman agama dan etnis. Itulah masyarakat madani, yang pantas disebut masyarakat terbuka atau masyarakat warga yang diterapkan pertama kali dalam sejarah manusia
SINOPSIS:1. Mengapa kita ditempatkan Allah di planet bumi? Mengapa setelah kakek dan nenek kita nyaman di surga, beliau berdua diperintahkan turun ke bumi? Apa tujuan Allah menghadirkan kita di sini?2. Apa makna ibadah dan ragamnya yang dinyatakan Allah bahwa itu tujuan Allah menciptakan jin dan manusia?3. Apa yang dimaksud dengan tujuan hidup dan apa pula hakikatnya?Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas sering kali kabur. Jangankan oleh orang kebanyakan, sekian banyak ilmuwan dan filsuf pun yang sampai di pembaringan maut mereka belum juga menemukan makna dan tujuan hidupnya, kendati sebagian mereka sadar bahwa hidup ini bukanlah permainan atau tanpa tujuan.Melalui buku ini penulis berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas sesuai kemampuan serta latar belakang konsentrasi keilmuan penulis. Apa yang terhidang tentu saja terbuka luas untuk dikembangkan dan diperluas bahkan dikritik dan diluruskan demi mencapai kebenaran
Ibadah haji merupakan rukun islam ke -lima.Haji adalah kewajiban setiap muslim yang mampu secara materi ,fisik, dan waktu. Berdasarkan pengalaman yang sudah melaksanakan ibdah haji/umrah beribadah di tanah suci selalu meninggalkan pengalaman yang indah untyuk dikenang dan sering kali merimdukan untuk bisa kembali datang kesana.Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat agung.Untuk bisa melakukan ibadah yang baik menjadi haji mabrur, tentulah kita wajib memiliki ilmu cukup sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw.Bagi anda yang akan menjalankan haji/ umrah , buku ini akan memberikan gamabaran secara umum tentang tata cara ibadah haji / umrah.
Tafsir Tarbawi memaparkan ayat-ayat Al-Quran yang diyakini mengandung nilai-nilai atau prinsip-prinsip pendidikan. Para peminat tafsir atau peminat bidang pendidikan diharapkan memperoleh dua kompetensi sekaligus, yaitu menguasai tafsir ayat-ayat Al-Quran tertentu dan memperkuat kompetensi ilmu pendidikan. Untuk itu, materi disusun berdasar aspek- aspek ilmu pendidikan, seperti tujuan pendidikan, metode pendidikan, materi pendidikan, dan sebagainya, kemudian dibahas tafsir ayat-ayat yang terkait.Buku sangat berharga ini dapat menjadi rujukan dan dinikmati oleh kalangan mana pun: akademisi, dai, dan kalangan umum yang hendak memahami wawasan Al-Quran tentang pendidikan untuk diajarkan dan diterapkan dalam keseharian.
Pada waktu yang belum lama berlalu, bangsa ini pernah gaduh oleh perdebatan seru yang nyaris melampaui bat$s menyangkut makna ayat 51 surah al-Maidah; sepenggal firman Tuhan yang mendadak jadi bahan perbincangan karena gesekan politik Satu suasana politik yang kurang kondusif untuk membincangkan ayat tersebut dalam semangat ilmiah.Dalam konteks penafsiran Al-Quran. seseorang sangat sulit menghindari pengaruh kecenderungan, latar belakang pendidikan, perkembangan keilmuan, dan kondisi sosial-budaya. kendati ia berusaha tampil seobjektif mungkin. Karena itu, hanya dari satu ayat, sangat mungkin muncul beragam penafsiran dan perbedaan pandangan, baik antarulama pada masa lampau maupun--apalagi--antara ulama masa lampau dan ulama masa kini. Lebih-lebih, karena memang Al-Ouran hammalah lilwujuh. Al-Quran sendiri dapat menampung beragam makna.Hal itu akan tampak jelas jika Anda melihat hasil penelusuran pandangan banyak penafsir menyangkut al-Maidah 51 sebagaimana dipaparkan dalam buku ini. Karya terbaru pakar tafsir kita, M. Qurai$h Shihab, ini menghidangkan pandangan empat puluh penafsir terkait al-Maidah 51. lalu mengulas dan menyimpulkan aneka hidangan pandangan tersebut dengan gaya khas Profesor Ouraish.Karya ini sengaja dihadirkan hari-hari ini ketika kegaduhan telah reda. ketika kondisi telah lebih jernih, sehingga diharapkan al-Maidah 51 dapat dibaca dengan pikiran tenang dan dikaji dengan semangat ilmiah agar permata dalam ayat ini dapat diraih. Selamat mengaji dan mengkaji.
Buku ini berisi sekumpulan petuah (mauizhoh) dari sang master mauizhoh hosanah pada masanya. Dialah Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani, yang nama besarnya tak pernah surut oleh gerusan zaman.Wejangan-wejangan sang Syaikh dalam buku ini, adalah tema-tema pilihan dari dua karya puncak beliau, yakni kitab al-Fath ar-Rabbani dan kitab Futuh al-Ghoib; dua kitab yang sudah diakui oleh para ulama sebagai nasehat-nasehat emas sang guru sufi terbesar pada masanya itu.