Yang berlebih, kelebihannya akan direnggut kematian. Yanjtaialnangan, kekurangannya akan diakhiri dengan kematian. Yang beEEgpJkupan, kecukupannya akan disudahi dengan kematian. Yang populer, kepopulerannya akan dirampas kematian. Yang tidak populerjuga akan berujung pada kematian. Jika kematian adalah kemestncsn, mengapa banyak orang gentar menghadapinya. Bahkan ada yang membuang-buang energi untuk menghindarinya.Dalam IsIam, kematian adalah salah satu tahapan perjalanan yang pasti dUaki+oleh semua manusia. Jika dipahami dan disikapi dengan cara yang sesungguhnya kematian adalah nikmat yang patut disyukgcL Inilah poin penting yang ingin disampaikan penulis, M. Quraisfi Shihab, dalam buku ini. Lewat penelusuran terhadap pandangan pelbagai kalangan, mulai dari filosof, ilmuwan, agamawan, dan tentu saja al-Qur'an, penulis hendak menegaskan bahwa tak ada manusia yang luput dari kematian. Percuma saja menghindarinya. Cara terbaik menghadapinya adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Karena dengan kematian sesungguhnya manusia tengah memasuki babak baru dalam kehidupannya.
Dalam doa, manusia merasakan secara mendalam benti hubungannya dengan Allah. Doa adalah komunikasi yang paling intim antara manusia dan Allah. Itulah sebabnya Allah sendiri mengajarkan cara dan isi doa bahkan kadang meluruska isi doa yang salah. Doa juga tidak mesti dipahami dalam pengertii meminta, apalagi memaksa kepada Allah. Dalam Al-Quran,Allah mengisahkan dan memberitakan ucapan doa-doa para nabi dan rasul agar umat manusia belajar apa yang menjadi kegelisahan mereka, apa redaksi doa mereka, bagaimana adab mereka dalam berdoa, dan sikap mereka atas berbagai permohonan kepada - Allahsekaligus menunjukkan derajat mereka. Manusia modern, dengan sains dan teknologinya, memang sudah mencapai sekian kemajuan, kemudahan, juga kemakmuran. Namun, setiap manusia dalam perjalanan hidupnya, betapapunhebat dan kuasanya ia, tidak dapat melepaskan diri dari rasa cemas dan harap. Kecemasan yang tidak dapat dielakannya atau harapan yang tidak dapat dipenuhinya kendati memohon pertolongan kepada apa dan siapa pun selain kekuatan gaib (Tuhan) yang terpendam dalam sanubari setiap insan, kuat atau lemah.Buku ini bukan sekadar kumpulan doa atau adab berdoa, tapi berusaha menyajikan makna doa sebagaimana dilakukan para nabi, rasul, dan orang-orang mukmin.
SinopsisSelama seribu tahun pertama, para pemikir agama, pemimpin politik, ahli hukum, penulis, saintis, dan filsuf telah membentuk peradaban Islam. Siapa sajakah mereka? Seperti apa kehidupan mereka? Dan bagaimana cara mereka memengaruhi dunia?Dalam buku ini, sejarawan Chase F. Robinson menelusuri tradisi panjang dalam keilmuan Muslim untuk menuliskan biografi tokoh-tokoh Muslim terkemuka. Dimulai dari Nabi Muhammad pada abad ke-7 hingga era Timur Lang menaklukkan dunia dan masa kejayaan Imperium Utsmani di bawah Sultan Mehmed II pada abad ke-15. Dari jantung Islam di Mekkah, lalu menjangkau Afrika Utara dan Iberia di barat hingga ke Asia Tengah dan Timur, Robinson menelusuri kebangkitan dan kejatuhan negara-negara Islam tak hanya melalui sosok pemimpin politik dan militer yang bekerja mengamankan atau memperluas kekuasaan, tetapi juga mereka yang mengembangkan hukum Islam, ilmu pengetahuan, dan kesusastraan. Selain tokoh terkenal yang mewarnai lanskap inisemisal Ali bin Abu Thalib; pahlawan era Perang Salib, Shalahuddin; atau penyair Rumiada pula tokoh kurang terkenal seperti Ibnu Fadlan, yang perjalanannya di Eurasia membawa catatan menarik tentang Vasiga Volga kepada Khalifah Abbasiyah; Karimah al-Marwaziyya, cendekiawan wanita abad ke-11 ahli sunnah Nabi; juga Abu al-Qasim Ramisht, pedagang kaya raya abad ke-12. Dari sini, tampaklah potret menarik masyarakat Islam dalam suatu narasi yang kaya dan beragam.Inilah bacaan mencerahkan bagi siapa saja yang ingin belajar lebih banyak ihwal peradaban Islam awal. Dilengkapi banyak ilustrasi dan peta, buku ini secara gamblang menggambarkan kehidupan di semua lini dunia Islam pra-modern.
SinopsisSejarah Islam pada masa awal adalah sejarah pergumulan dan pertarungan politik yang kerap kali dimanifestasikan dalam perang bersenjata. Jalan perang dipilih ketika tawaran damai atau kerja sama dengan pihak lain menemui jalan buntu. Seperti umumnya perjuangan politik, perang bertujuan untuk meraih kekuasaan. Dengan menggenggam kekuasaan, sang tokoh berupaya mewujudkan dan menyebarkan ideologi, keyakinan, dan pemikirannya. Apa yang kita kenal sebagai dakwah Islam pada lima belas abad silam, yang ditolak oleh para penentangnya hingga berujung pada banyak peperangan, tidak lain adalah jalan politik Nabi Muhammad SAW dari Bani Hasyim untuk membangun dan mendirikan Daulah Rasul. Setiap peperangan yang beliau lakoni dan menangi bertujuan untuk memperkuat dan memperluas kekuasaannya di kalangan masyarakat Arab bahkan luar Jazirah Arab. Buku ini menyajikan pandangan kritis Sayyid al-Qimni, pemikir kontemporer Mesir, dalam membaca sejarah awal Islam dan sosok Nabi Muhammad dari perspektif politik. Merujuk pada sumber-sumber klasik yang otoritatif, al-Qimni melihat sosok Nabi Muhammad sebagai politikus lihai yang dalam setiap kesempatan mampu mendulang pengaruh dan simpati untuk memperkuat posisinya. Membaca buku ini, kita akan melihat sisi lain yang jauh berbeda dari seorang Muhammad SAW. ***Jika Anda ingin membaca buku objektif tentang sejarah Islam, Anda bisa mulai dari buku ini. Sebuah buku yang indah tentang biografi Muhammad dari perspektif sejarah murni, dan gambaran panorama yang komprehensif tentang komunitas Arab sebelum Islam, serta alasan kebangkitan negara Islam pada periode tersebut. Saya menemukan keberanian penulis dalam menarasikan sejumlah fakta sejarah yang jarang ditemukan di sebagian besar buku biografi (sirah) Nabi.
Ada gejala syariatisasi ke segala bidang (jasa atau benda) seraya melupakan maqshid asy-syarah (tujuan kehadiran syariat). Ada orang yang berusaha untuk menampakkan keseriusan beragama sehingga telur ayam pun diberi label halal seakan-akan binatang pun harus bersyariat. Ada yang mengeritik perusahaan alas kaki, tas, kulkas, dan semacamnya karena meminta label halal untuk produknya.Rincian syariat bisa berbeda antara satu masa dan atau tempat dengan masa dan tempat yang lain. Perhatian yang berlebih terhadap rincian ajaran agama, khususnya dalam bidang hukum, menjadikan rincian itu bagaikan sesuatu yang pasti kebenarannya sambil melupakan maqshid asy-syarah (tujuan kehadiran syariat). Tak ada syariat tanpa maqshid asy-syarah sebagai pedoman utamanya.Buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab ini menjernihkan pemahaman perihal syariah dalam terang Al-Quran, sunnah, juga pandangan sekian ulama. Buku ini juga menjelaskan syariat dalam konteks ekonomi mutakhir.
Kita seringkali menganggap bahwa ketika kita memberi atau bersedekah,harta kita menjadi berkurang. Apalagi bila kita merasa bahwa kebutuhan kita juga tidak sedikt. Ditambah lagidalam situasi ekonomi suli, memberi sedikit saja rasanya sudah begitu berat. Akhirnya, kita pun enggan memberi.TaK hanya pada saat kondisi sulit, dalam kondisi lapang atau banyak harta pun kita sering kali merasa berat untuk memberi.Buku ini menjungkirbalikkan anggapan di atas. Memberi justru akan menambah harta kita,bukan mengurangi. Ada lebih banyak manfaat dalam memberi.Manfaat itu tak hanya secara normatif disebutkan dalam al-quran dan hadis Rasulullah, tetapi terbukti nyata dalam kehidupan,berdasarkan pengalaman dari banyak orang dermamawan pada masa lalu. Bukti-bukti nyata itulah yang rangkum dalam buku ini melalui hikayat mereka yang menakjubkan dan inspiratif. Mereka, kaum dermawan itu, tak hanya dari kalangan berada,kaya, dan raja,tetapi juga dan kalangan biasa-biasa saj, bahkan miskin.Membaca hikayat mereka membuat kita terhenyak dan merasa iri. Bahkan dalam kondisi sulit pun mereka tak perah berat memberi, apalagi dalam kondisi lapang. Hikayat mereka yang begitu menawan itu dapat mengetuk hati kita untuk juga melakukan hal yang sama tanpamenuggu waktu atau pikir-pikir dulu.Buku yang ada di hadapan anda ini adalah bintang yang penuh berkah, termasuk khazanah klasik Islam dan Arab, mengandung banyak faedah dalam hal kedermawanan, kebaikan, dan kemurahan.Sangat cocok menjadi teman duduk dan layak disampaikan di majelis-majelis taklim dan tempat-tempat belajar.Abu al-hasan Ahmad Farid al-Mazidi. dosen Fakultas ushuluddin,Universitas al-Azhar,Kairo.
Kisah para nabi, rasul, dan orang-orang terdahulu menarik dibaca dan tak pernah lekang dimakan zaman. Sebagian kisah mereka disebutkan secara detail dan panjang dalam al-Quran, sebagian lagi pendek dan detailnya ditemukan dalam sejumlah riwayat ahli khabar (berita masa lalu). Sebagian riwayat itu ada yang sahih dan ada yang tidak. Sebagian lagi belum jelas statusnya, apakah sahih atau tidak.Beberapa buku tentang kisah mereka telah ditulis. Namun, kebanyakan lebih menonjolkan aspek keajaiban atau mukjizat dan dakwah mereka. Jarang yang mengungkap sisi lain, misalnya sisi kemanusiaan. Buku ini berbeda, karena selain didasarkan pada ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis sahih, juga riwayat-riwayat ahli khabar yang banyak tak disebut di buku-buku tersebut. Padahal, di sana banyak sekali pelajaran dan ibrah untuk kita.Ditulis oleh sejarawan besar muslim abad ke-5 H yang juga tokoh ahli tafsir, hadis, fikih, dan bermazhab Sunni, kisah-kisah di buku ini begitu hidup, mengalir, enak dinikmati, dan detail. Selain dibuat takjub, kita terkadang dibuat miris, sedih, dan terheran-heran, seperti tak masuk akal. Kita bisa temukan itu dalam kisah-kisah mereka, juga pada kisah-kisah seperti Luqman al-Hakim, Ashabul Kahfi, Zulkarnain, Yajuj-Majuj, Barshusha, Juraij, Ashabul Ukhdud, dan lain-lain. Buku ini dipastikan menambah pengetahuan, membuka pikiran, dan menjawab keraguan kita.Sebuah buku yang sangat unik karena memuat banyak kisah para nabi dengan detail baru yang tidak disebutkan dalam banyak referensi.Goodreads
Sang pancipta tentu sangat tahu bahwa perempuan adalah pendamping terbaik laki-laki, sebagaimana halnya laki-laki adalah pendamping terbaik bagi perempuan. Tak ada yang lebih tinggi, juga tak ada yang lebih rendah. Sebab, tinggi rendahnya kedudukan seseorang di hadapan Allah tidak ditentukan dari jenis kelamin, tapi diukur dari ketakwaannya.Buku ini menyajikan aneka persoalan seputar perempuan, utamanya dilihat dari sudut pandang Islam.Penulis membahas, di antaranya:- Perempuan dengan segala sifat, karakter, dan kebiasaannya.- Perempuan dan kehidupan rumah tangga: dari pernikahan sampai pembentukan keluarga sakinah.- Perempuan dan kegiatannya di ruang publik.
SINOPSISAl-Quran tidak hanya dibaca atau dihafalkan, tapi juga dipelajari kembali saat umat Islam menghadapi pertanyaan baru yang meminta penjelasan atau pertanyaan lama yang meminta konfirmasi. Timbulnya pertanyaan sangat terkait dengan kondisi personal seseorang atau situasi sosial budaya masyarakat terus berubah. Peristiwa adalah sebentuk dialog umat Islam dengan Al-Quran sekaligus bagian dari hidup bersama Al-Quran.Buku Hidup Bersama Al-Quran 1 tidak hanya berisi pertanyaan dan jawaban atau pembahasan berbagai topik keagamaan, tapi juga berisi pemahaman esensial berikut dalil-dalil terkait, untuk membangun kebiasaan baru belajar dan mengajar Islam yang konseptual, positif, aktif, dan relevan. Semoga pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih utuh tentang ajaran Islam yang moderat (wasathiyyah), yang berarti tengahan, adil, seimbang, baik. Kita perlu berada di titik tengah di antara dua ekstrem beragama: mereka yang bersikap terlalu longgar, tunduk pada perilaku serta pemikiran yang mengakibatkan Islam kehilangan jati dirinya dan mereka yang menafikan perkembangan dan perubahan zaman dengan bersikap eksklusif dan menutup diri pada keberagaman.