SinopsisSejarah Islam pada masa awal adalah sejarah pergumulan dan pertarungan politik yang kerap kali dimanifestasikan dalam perang bersenjata. Jalan perang dipilih ketika tawaran damai atau kerja sama dengan pihak lain menemui jalan buntu. Seperti umumnya perjuangan politik, perang bertujuan untuk meraih kekuasaan. Dengan menggenggam kekuasaan, sang tokoh berupaya mewujudkan dan menyebarkan ideologi, keyakinan, dan pemikirannya. Apa yang kita kenal sebagai dakwah Islam pada lima belas abad silam, yang ditolak oleh para penentangnya hingga berujung pada banyak peperangan, tidak lain adalah jalan politik Nabi Muhammad SAW dari Bani Hasyim untuk membangun dan mendirikan Daulah Rasul. Setiap peperangan yang beliau lakoni dan menangi bertujuan untuk memperkuat dan memperluas kekuasaannya di kalangan masyarakat Arab bahkan luar Jazirah Arab. Buku ini menyajikan pandangan kritis Sayyid al-Qimni, pemikir kontemporer Mesir, dalam membaca sejarah awal Islam dan sosok Nabi Muhammad dari perspektif politik. Merujuk pada sumber-sumber klasik yang otoritatif, al-Qimni melihat sosok Nabi Muhammad sebagai politikus lihai yang dalam setiap kesempatan mampu mendulang pengaruh dan simpati untuk memperkuat posisinya. Membaca buku ini, kita akan melihat sisi lain yang jauh berbeda dari seorang Muhammad SAW. ***Jika Anda ingin membaca buku objektif tentang sejarah Islam, Anda bisa mulai dari buku ini. Sebuah buku yang indah tentang biografi Muhammad dari perspektif sejarah murni, dan gambaran panorama yang komprehensif tentang komunitas Arab sebelum Islam, serta alasan kebangkitan negara Islam pada periode tersebut. Saya menemukan keberanian penulis dalam menarasikan sejumlah fakta sejarah yang jarang ditemukan di sebagian besar buku biografi (sirah) Nabi.
Ada gejala syariatisasi ke segala bidang (jasa atau benda) seraya melupakan maqshid asy-syarah (tujuan kehadiran syariat). Ada orang yang berusaha untuk menampakkan keseriusan beragama sehingga telur ayam pun diberi label halal seakan-akan binatang pun harus bersyariat. Ada yang mengeritik perusahaan alas kaki, tas, kulkas, dan semacamnya karena meminta label halal untuk produknya.Rincian syariat bisa berbeda antara satu masa dan atau tempat dengan masa dan tempat yang lain. Perhatian yang berlebih terhadap rincian ajaran agama, khususnya dalam bidang hukum, menjadikan rincian itu bagaikan sesuatu yang pasti kebenarannya sambil melupakan maqshid asy-syarah (tujuan kehadiran syariat). Tak ada syariat tanpa maqshid asy-syarah sebagai pedoman utamanya.Buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab ini menjernihkan pemahaman perihal syariah dalam terang Al-Quran, sunnah, juga pandangan sekian ulama. Buku ini juga menjelaskan syariat dalam konteks ekonomi mutakhir.
Kita seringkali menganggap bahwa ketika kita memberi atau bersedekah,harta kita menjadi berkurang. Apalagi bila kita merasa bahwa kebutuhan kita juga tidak sedikt. Ditambah lagidalam situasi ekonomi suli, memberi sedikit saja rasanya sudah begitu berat. Akhirnya, kita pun enggan memberi.TaK hanya pada saat kondisi sulit, dalam kondisi lapang atau banyak harta pun kita sering kali merasa berat untuk memberi.Buku ini menjungkirbalikkan anggapan di atas. Memberi justru akan menambah harta kita,bukan mengurangi. Ada lebih banyak manfaat dalam memberi.Manfaat itu tak hanya secara normatif disebutkan dalam al-quran dan hadis Rasulullah, tetapi terbukti nyata dalam kehidupan,berdasarkan pengalaman dari banyak orang dermamawan pada masa lalu. Bukti-bukti nyata itulah yang rangkum dalam buku ini melalui hikayat mereka yang menakjubkan dan inspiratif. Mereka, kaum dermawan itu, tak hanya dari kalangan berada,kaya, dan raja,tetapi juga dan kalangan biasa-biasa saj, bahkan miskin.Membaca hikayat mereka membuat kita terhenyak dan merasa iri. Bahkan dalam kondisi sulit pun mereka tak perah berat memberi, apalagi dalam kondisi lapang. Hikayat mereka yang begitu menawan itu dapat mengetuk hati kita untuk juga melakukan hal yang sama tanpamenuggu waktu atau pikir-pikir dulu.Buku yang ada di hadapan anda ini adalah bintang yang penuh berkah, termasuk khazanah klasik Islam dan Arab, mengandung banyak faedah dalam hal kedermawanan, kebaikan, dan kemurahan.Sangat cocok menjadi teman duduk dan layak disampaikan di majelis-majelis taklim dan tempat-tempat belajar.Abu al-hasan Ahmad Farid al-Mazidi. dosen Fakultas ushuluddin,Universitas al-Azhar,Kairo.
Kisah para nabi, rasul, dan orang-orang terdahulu menarik dibaca dan tak pernah lekang dimakan zaman. Sebagian kisah mereka disebutkan secara detail dan panjang dalam al-Quran, sebagian lagi pendek dan detailnya ditemukan dalam sejumlah riwayat ahli khabar (berita masa lalu). Sebagian riwayat itu ada yang sahih dan ada yang tidak. Sebagian lagi belum jelas statusnya, apakah sahih atau tidak.Beberapa buku tentang kisah mereka telah ditulis. Namun, kebanyakan lebih menonjolkan aspek keajaiban atau mukjizat dan dakwah mereka. Jarang yang mengungkap sisi lain, misalnya sisi kemanusiaan. Buku ini berbeda, karena selain didasarkan pada ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis sahih, juga riwayat-riwayat ahli khabar yang banyak tak disebut di buku-buku tersebut. Padahal, di sana banyak sekali pelajaran dan ibrah untuk kita.Ditulis oleh sejarawan besar muslim abad ke-5 H yang juga tokoh ahli tafsir, hadis, fikih, dan bermazhab Sunni, kisah-kisah di buku ini begitu hidup, mengalir, enak dinikmati, dan detail. Selain dibuat takjub, kita terkadang dibuat miris, sedih, dan terheran-heran, seperti tak masuk akal. Kita bisa temukan itu dalam kisah-kisah mereka, juga pada kisah-kisah seperti Luqman al-Hakim, Ashabul Kahfi, Zulkarnain, Yajuj-Majuj, Barshusha, Juraij, Ashabul Ukhdud, dan lain-lain. Buku ini dipastikan menambah pengetahuan, membuka pikiran, dan menjawab keraguan kita.Sebuah buku yang sangat unik karena memuat banyak kisah para nabi dengan detail baru yang tidak disebutkan dalam banyak referensi.Goodreads
Sang pancipta tentu sangat tahu bahwa perempuan adalah pendamping terbaik laki-laki, sebagaimana halnya laki-laki adalah pendamping terbaik bagi perempuan. Tak ada yang lebih tinggi, juga tak ada yang lebih rendah. Sebab, tinggi rendahnya kedudukan seseorang di hadapan Allah tidak ditentukan dari jenis kelamin, tapi diukur dari ketakwaannya.Buku ini menyajikan aneka persoalan seputar perempuan, utamanya dilihat dari sudut pandang Islam.Penulis membahas, di antaranya:- Perempuan dengan segala sifat, karakter, dan kebiasaannya.- Perempuan dan kehidupan rumah tangga: dari pernikahan sampai pembentukan keluarga sakinah.- Perempuan dan kegiatannya di ruang publik.
SINOPSISAl-Quran tidak hanya dibaca atau dihafalkan, tapi juga dipelajari kembali saat umat Islam menghadapi pertanyaan baru yang meminta penjelasan atau pertanyaan lama yang meminta konfirmasi. Timbulnya pertanyaan sangat terkait dengan kondisi personal seseorang atau situasi sosial budaya masyarakat terus berubah. Peristiwa adalah sebentuk dialog umat Islam dengan Al-Quran sekaligus bagian dari hidup bersama Al-Quran.Buku Hidup Bersama Al-Quran 1 tidak hanya berisi pertanyaan dan jawaban atau pembahasan berbagai topik keagamaan, tapi juga berisi pemahaman esensial berikut dalil-dalil terkait, untuk membangun kebiasaan baru belajar dan mengajar Islam yang konseptual, positif, aktif, dan relevan. Semoga pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih utuh tentang ajaran Islam yang moderat (wasathiyyah), yang berarti tengahan, adil, seimbang, baik. Kita perlu berada di titik tengah di antara dua ekstrem beragama: mereka yang bersikap terlalu longgar, tunduk pada perilaku serta pemikiran yang mengakibatkan Islam kehilangan jati dirinya dan mereka yang menafikan perkembangan dan perubahan zaman dengan bersikap eksklusif dan menutup diri pada keberagaman.
Shalat bukan semata-mata ritual ibadah khusus yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Lebih dalam lagi, ibadah ini sejatinya adalah perjalanan menemukan rahasia kekuatan dan keindahan di mana seorang hamba naik ke hadirat Allah, mendekat dan bersimpuh di hadapan-Nya dengan sepenuh hati. Nabi pernah mengatakan, shalat adalah miraj orang beriman. Shalat adalah perjalanan ruhani hamba untuk mendapatkan cahaya penerang dari Allah yang menuntun hati dan perilakunya menjadi lebih baik.Buku ini menjelaskan perjalanan tersebut sejak pertama kali dimulai (takbiratul ihram) hingga akhir (salam) yang merupakan pencapaian tertinggi. Dari satu bacaan ke bacaan lain, dari satu gerakan ke gerakan berikutnya sesuai tertib shalat, kita diajak untuk mengarungi dan menyelami makna dan hakikatnya yang begitu kuat dan indah terasa. Kita, misalnya, ditunjukkan bagaimana bacaan al-Fatihah sesungguhnya adalah dialog dengan Allah, juga doa-doa permohoan di tiap gerakan shalat, termasuk gerakan shalat itu sendiri yang menjadi simbol atau bahasa ketundukan seorang hamba di hadapan Tuhan.Sebuah buku tentang shalat yang memadukan antara penjelasan lahiriah dan pemaknaan batiniah yang mencerahkan dan menggugah kita sehingga dapat meningkatkan kekhusyukan kita.
Hidup tak selalu seperti yang kita inginkan. Masalah demi masalah terus bermunculan. Satu masalah belum selesai, muncul masalah baru. Hal ini sering kali membuat kita merasa tertekan dan tak cukup daya untuk keluar dari situasi sulit, betapapun pelbagai cara dan langkah telah kita lakukan. Tak sedikit dari kita akhirnya menyerah dan putus asa, merasa tak ada jalan keluar. Dunia terasa amat sempit dan gelap; seberkas cahaya pun bak tak ada.Buku ini membantu kita menghadapi situasi-situasi sulit dan berat, dengan merujuk pada sumber utama Islam, yakni al-Quran. Bersandar langsung pada arahan dan petunjuk Allah SWT, buku ini menyediakan solusi terbaik dan tepat yang tak diragukan lagi keampuhannya. Tak hanya itu, cerita-cerita inspiratif dari para orang saleh terdahulu juga menjadi cermin terang bagaimana mesti menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah kita saat ini.Ayat-ayat motivasi dan kisah-kisah inspiratif dalam buku ini memberi kita energi positif yang dahsyat dan luar biasa. Energi itu dapat membangkitkan kekuatan kita untuk mengubah berbagai problem kehidupan menjadi kebahagiaan. Sehingga, sebanyak apa pun masalah yang muncul akan terasa ringan dan dapat kita atasi.Buku ini adalah teman baik bagi kita yang merasa perlu berbenah, memotivasi diri supaya pantang menyerah. Inspirasi yang diambil dari kisah orang-orang mulia terdahulu membuat buku ini begitu padat gizi. Inspiratif!
Di zaman seperti saat ini yang serba cepat dan instan, nilai dan kualitas diri kita sering kali diabaikan. Kita mudah sekali menemukan dan mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi sering kali itu sesungguhnya bukan sesuatu yang kita perlukan atau penting kita miliki.Petuah-petuah bijak dan teladan-teladan luhur dari ulama saleh klasik yang digali dari sumber khazanah Islam di buku ini mengingatkan dan mengarahkan kita untuk lebih memperhatikan nilai dan kualitas diri kita. Kita diajak untuk melihat kembali pikiran, hati, tindakan, akhlak, ibadah, dan pengetahuan kita.Buku yang merupakan kumpulan petuah dan kisah-kisah pendek ulama klasik ini, mulai dari sahabat Nabi, tabiin, hingga tabiut tabiin, begitu dalam, filosofis, menyentuh kalbu, sarat makna dan bergizi tinggi. Kisah-kisah yang ditampilkan begitu inspiratif dan membuat kita tak hanya kagum tapi juga tergerak untuk melakukannya. Kita seperti disirami air jernih, menyegarkan, dan membersihkan tak hanya jasmani, tapi juga ruhani atau jiwa kita.***Inilah buku terbaik untuk setiap muslim yang ingin membersihkan jiwanya dan mendekati Allah.Mahmud, Goodreads
SinopsisBuku ini mengajak umat untuk menjadi umat qurani,bertafakur dalam menyegarkan norma-norma islam yang telah terangkum sempurna dalam ayat-ayat Al-Quran.Tafakur perlu dilakukan oleh umat Qurani sebagai jalan ikhtiar meraih kebermaknaan hidup dalam berbagai demensi dengan menjadikan Al-Quran sebagai hiasan bibir,kalbu dan perilaku sehari-hari.Dilengkapi bait-bait puisi yang penuh makna dan instrumen tes Asmaul Husna,buku ini mengajak pembaca untuk melakukan identifikasi dan melatih diri sejauh mana telah menjadi umat Qurani.
Perilaku, adab, atau akhlak menentukan kualitas seseorang: baik atau buruk, bahagia atau sengsara. Perilaku itu sendiri adalah cerminan dari dalam diri, dari jiwa. Semakin kotor dan keruh jiwa, perilaku akan semakin buruk dan jahat. Sebaliknya, semakin bersih dan jernih jiwa, perilaku akan semakin baik pula. Maka, jiwa adalah kuncinya. Mengelola dan mengolah jiwa merupakan keniscayaan agar perilaku diri menjadi berkualitas. Dan, itu semua ada seninya atau tata caranya. Melalui buku tipis tetapi berbobot dan sarat nasihat mencerahkan ini, Imam at-Tirmidzi secara khusus memandu orang-orang yang ingin melakukan perjalanan spiritual untuk mendekati dan menaati Allah: pelaku suluk (salik). Juga, secara umum, kita semua yang ingin menyelami spiritulitas lebih dalam, mengenalnya lebih jauh, mengolahnya lebih lembut, dan membersihkannya dari racun yang merusaknya. Dalam buku ini, kita mendapatkan penjelasan yang gamblang dan mencerahkan tentang hawa nafsu, mujahadah, kecerdasan, latihan, kebahagiaan, kejujuran, niat, teladan malaikat, makrifat, dan perjalanan ruhani menuju Allah, lengkap dengan segala persoalan terkait dan seni mengatasinya. Inilah panduan bergizi ihwal pembangunan jiwa dari ulama klasik nan masyhur yang tak diragukan lagi kesalehannya.
Menjalankan ajaran agama sejatinya adalah sebuah proses yang tak pernah berhenti. Dalam proses ini ada beberapa maqamat (tingkatan-tingkatan) yang akan dilalui sebelum sampai tujuan. Dari tingkat paling dasar hingga tingkat paling tinggi. Buku klasik nan apik karya ulama besar Gharnathah (Granada), Andalusia, ini memaparkan sembilan tingkatan dalam Islam. Dari mulai tingkat orang yang berlebih-lebihan, tingkat orang yang diuji dengan ikhtilaf, tingkat orang awam, tingkat orang yang menghindari hal paling buruk dengan yang buruk, tingkat orang yang berniat, tingkat orang yang beramal utama saat tak bisa melakukan yang paling utama, tingkat orang yang beramal penting ketika tak bisa beramal paling penting, tingkat orang khas, hingga tingkat orang yang sungguh-sungguh dalam beragama yang merupakan puncaknya. Berbeda dengan buku keislaman pada umumnya yang hanya berbicara pada tataran fikih (eksoteris), buku ini memadukannya dengan dimensi tasawuf (esoteris) dan akhlak sebagai jalan tengah atau moderat yang merupakan ciri khas Islam. Dengan itu, kita dapat melihat dan memahami agama dengan benar, sehingga kita bisa sampai ke tingkat puncak: mengamalkan agama dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, semata-mata karena Allah.
Manusia senantiasa mengharapkan kehidupan yang baik, sejahtera, dan bahagia. Berbagai cara dilakukan untuk meraihnya. Namun, sering kali jalan untuk mendapatkannya terasa sulit dan berat. Dalam situasi itu, sering kali dada jadi terasa sempit, muncul perasaan putus asa dan berkeluh kesah.Orang mukmin tak layak putus asa dan mengeluh untuk kebahagiaan yang belum dapat diraih. Al-Quran sebagai petunjuk hidup abadi telah memberikan tuntunan yang jelas dan nyata untuk mendapatkan kebahagiaan dan menghalau keluh kesah dan keputusasaan. Tuntunan itu, misalnya, dimulai dari iman atau keyakinan yang benar, bekerja efektif, gemar berbagi, tepat waktu, menjaga kepercayaan, hingga disiplin dalam ibadah. Buku ini tak sekadar memaparkan secara normatif tuntunan-tuntunan tersebut, tetapi juga aplikatif, berdasarkan kisah inspiratif orang-orang bahagia ketika mengamalkannya, baik dari khazanah Islam klasik maupun kekinian. Dipadukan juga dengan pandangan motivator dan ahli pengembangan diri Barat kontemporer, serta sejumlah penemuan ilmiah berkaitan dengan tuntunan di atas.
..Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa. (Hud:49)Sabar, sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi sejatinya membutuhkan perjuangan keras untuk mewujudkannya. Dalam tujuh formula bahagia dunia akhirat, sabar ditempatkan sebagai fondasi yang berfungsi menguatkan elemen-elemen lain yang juga harus dikuasai seperti sejauh mana kita bersyukur atas pemberian-pemberian-Nya, sejauh mana kita ikhlas, sejauh mana kita rela, sejauh mana kita mampu bertawakal, bermuhasabah, dan kemudian beristikamah dengan semuanya.Latihlah diri Anda agar dapat menguasai tujuh kemampuan yang ada di dalam buku ini, niscaya Anda akan menjadi pribadi yang lebih tenang, tidak gampang termakan oleh emosi, dan tentunya bahagia dunia akhirat.Semoga bermanfaat dan selamat membaca!
Biografi (sirah) dan sejarah Nabi Muhammad tak pernah selesai diulas dan dibicarakan. Sebagai manusia biasa maupun utusan Allah yang membawa risalah langit. sosoknya selalu menarik perhatian. Peristiwa-peristiwa di seputar kehidupannya atau hal-hal yang berkaitan dengan karakter pribadinya senantiasa melahirkan banyak pandangan dan tafsir. tak hanya dari kalangan pakar muslim tetapi juga nonmuslim. Membahas sirah Nabi tidak secara kronologis. buku ini meng-ulas sejumlah peristiwa penting dan istimewa di seputar kehidupan beliau. dari sebelum lahir hingga wafat, untuk menjernihkan beragam polemik dan salah tafsir tentang beliau. Dengan begitu. sosok Nabi sebagai manusia tidak tenggelam dalam sosok kenabiannya, atau sebaliknya. Sebab dalam diri beliau memang terhimpun dua kedudukan sekaligus: manusia biasa (ana basyarun mitslukum) dan utusan Allah. Dengan bahasa yang penuh penghormatan dan kekaguman sekaligus pengamatan yang kritis. penulis menjelaskan secara lebih masuk akal. objektif. dan simpatik terhadap sosok Nabi Muhammad yang luar biasa. baik sebagai manusia biasa maupun sebagai nabi pentup. Sebuah kajian yang benar-benar berbeda dari buku-buku sirah Nabi pada umumnya.
Sebagian kalangan meragukan kemaksuman para nabi dan rasul. Bagi mereka, nabi dan rasul pernah berdosa atau berbuat tercela. Mereka bahkan berargumen dengan dalil-dalil al-Quran dan hadis untuk memperkuatnya. Nabi Adam, misalnya, dianggap berdosa karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah khuldi. Nabi Nuh dianggap berdosa karena memohon agar istri dan anaknya diselamatkan dari banjir besar. Nabi Ibrahim dianggap berdosa karena berbohong. Begitu pula para nabi lainnya. Kemaksuman para nabi memang menjadi topik diskusi serius. Topik ini masuk dalam ranah teologis yang sensitif. Di kalangan ulama klasik juga terjadi perbedaan pendapat. Wacana ini akan terus muncul di setiap zaman, karena apa yang dianggap sebagai dosa nabi tertera dalam al-Quran dan hadis. Apakah nabi dan rasul benar-benar maksum? Lalu, kenapa beberapa dari mereka digambarkan pernah berdosa atau bersalah? Dalam buku klasik ini, teolog, filsuf, dan ahli tafsir abad ke-7 H Fakhruddin ar-Razi menyampaikan setidaknya lima belas argumentasi yang kukuh, koheren, rasional, dan filosofis untuk menangkis, membela, sekaligus menegaskan kemaksuman para nabi dan rasul. Buku ini menjadi semacam pleidoi terhadap kalangan yang meragukan kemaksuman mereka. Penting dibaca oleh siapa saja.
Zaman ini adalah ketika kita menyaksikan krisis berbahasa dalam beragama. Beragam aliran (mazhab politik) keagamaan, organisasi keagamaan, beragam strategi agamawan dalam dakwah, termasuk teknologi (media) pengeras suara, semua berebut saluran-saluran media agar mendapatkan perhatian. Ada yang merasa bahwa suara keras adalah pilihan (bahasa) beragama yang niscaya agar didengarkan bahkan menang, sementara jalan sunyi hanya pantas bagi orang atau kelompok yang lemah. Agama jadi sangat riuh bahkan terdengar gaduh. Buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab ini adalah suara sejuk yang memposisikan agama sebagai hikmah dan teladan. Prof. Dr. Quraish Shihab tidak sepenuhnya menggunakan jalan sunyi, tapi juga tidak memakai bahasa keras. Dia memilih jalan tengah: suara teduh yang mengatasi suara gaduh dan keras yang memicu kebencian dan dengki, juga suara sejuk yang mendekatkan hidup pada kedamaian hati. Buku Lentera Hati: Pijar Hikmah dan Teladan Kehidupan adalah usaha mengembalikan intisari agama sebagai nasihat, sebagaimana hadis masyhur Nabi Muhammad saw.
Hidup berumah tangga ibarat bahtera yang mengarungi lautan. Ia pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan masalah di perjalanan, dari mulai yang remeh-temeh, sedang, hingga yang berat, sulit dan rumit. Tantangan dan masalah itu bisa jadi berkaitan dengan pasangan, orangtua dan mertua, anak-anak, dan orang lain.Didasarkan pada sejumlah cerita dan pengalaman pasangan menikah dan akan menikah, buku ini memberi gambaran nyata persoalan-persoalan yang sering kali dihadapi. Misalnya, bagaimana menikah tanpa cinta, menikah saat kuliah, calon pasangan belum mapan, jodoh tak sesuai harapan, hubungan tak direstui orang tua, menikah di hari sial, bimbang antara menikah atau karier/pendidikan, menunda atau mempercepat kehamilan, tinggal bersama mertua atau mandiri, pendidikan anak, soal perceraian, poligami, dan lainnya.Ditulis dengan bahasa yang komunikatif, populer, dan tak membuat dahi berkerut, juga pengarang yang spesialis dalam hal pernikahan dan keluarga, buku ini sayang dilewatkan. Kita diajak untuk berpikir cerdas, bijak, dan tegas, dalam menyikapi pelbagai persoalan rumah tangga. Banyak kiat dan tips yang bisa diteladani dalam upaya untuk merajut hubungan rumah tangga agar harmonis, awet, bertanggung jawab, dan berhasil melewati setiap problem dengan baik.
SINOPSISTariklah pelajaran dari sebongkah batu yang sedemikian kokoh, tapi dapat berlubang walau hanya dibasahi air setetes demi setetes.Melalui hal-hal kecil yang seringkali diremehkan, sesungguhnya kita bisa menemukan tangan-Nya. Lewat buku ini, pembaca diajak untuk meninggalkan sejenak hiruk-pikuk dan segala rutinitas kehidupan untuk memerhatikan setiap makhluk dan peristiwa. Jika semua itu, manusia, binatang, dan ciptaan-ciptaan lain di jagad raya ini dipikirkan dan direnungkan secara tulus dan benar, niscaya kita akan sampai pada kesadaran bahwa tangan Tuhan ada di balik setiap fenomena; bahwa Allah hadir di mana-mana, setiap saat dan di semua tempat!