Perkembangan Peradilan Islam di Indonesia

Secara historis, keberadaan lembaga yang melaksanakan fungsi peradilan agama sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Islam berdiri. Pada waktu itu kewenangan sebagai hakim (qadhi) umumnya dilakukan oleh raja atau sultan yang sedang berkuasa. Dasar yang digunakan untuk memutus perkara adalah Al-Quran, hadis, serta kitab-kitab fikih karya para fuqaha'.Sebelum Belanda melancarkan politik hukum di Indonesia, Islam mendapat tempat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat muslim di seluruh Nusantara. Islam menjadi pilihan masyarakat karena secara teologis ajarannya memberikan keyakinan dan kedamaian bagi pengikutnya. Akan tetapi, keadaan tersebut kemudian menjadi terganggu dengan munculnya kolonialisme Barat yang membawa misi tertentu, mulai dari misi dagang, politik, bahkan ideologi, dan agama. Setelah Belanda pergi dan digantikan oleh Jepang, sistem yang dipakai dalam menjalankan pemerintahan tidak jauh berbeda. Bahkan tak jarang bertentangan dengan peradilan dalam negeri karena memang sengaja dibuat sedemikian rupa agar tidak jelas. Sejak semula, pemerintah kolonial memang sangat khawatir dengan diterapkannya hukum Islam.Pada masa berikutnya, hukum Islam mulai mewarnai hukum nasional. Banyak peraturan perundang-perundangan yang disusun berdasarkan ketentuan hukum Islam, baik yang berlaku nasional maupun khusus bagi umat Islam. Hingga kini, kedudukan hukum Islam mengalami kemajuan signifikan. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya Perda yang ditetapkan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan penerapan hukum Islam.    Buku ini menjadi salah satu rujukan utama yang dapat mempermudah mahasiswa untuk mempelajari, memahami, dan mengkaji dinamika peradilan Islam, khususnya di Indonesia. Membahas tentang perkembangan peradilan agama sejak masa kesultanan Islam, penjajahan Belanda, Jepang, kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, sampai Reformasi. Dilengkapi Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman dan Perma No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Kaidah Tafsir

Dengan menguasai bahasa Arab, atau merasa paham terhadap arti sejumlah ayat-ayat Al-Quran, atau memahami tema-tema tertentu yang dibicarakan dalam Al-Quran, sebagian dari kita mungkin menganggap dirinya sudah layak menafsirkan Al-Quran. Allah memang telah bersumpah dalam Surah al-Qamar (54): 17 bahwa Dia mempermudah Al-Quran untuk menjadi pelajaran. Namun, itu bukan berarti setiap orang dengan mudah dapat memahami secara benar kandungan dan pesan-pesan Al-Quran. Dalam ayat yang lain (QS. Ali 'Imran [3]:7) Allah juga mengingatkan kepada siapa saja yang ingin memahami pesan-pesan Al-Quran agar berhati-hati dan mempersiapkan diri. Sebab, di samping yang muhkam, ada juga ayat-ayat yang mutasyabih. Dan Al-Quran tidak menunjukkan mana yang muhkam dan mana yang mutasyabih. Untuk itu, diperlukan alat bantu agar pesan-pesan-Nya bisa dipahami secara benar sesuai konteks dan maksud ayat.Pembicaraan tentang alat bantu yang digunakan dalam memahami ayat-ayat Al-Quran tersebut selama ini terangkum dalam lingkup ilmu tafsir yang mencakup pembahasan kaidah tafsir. Jika tafsir Al-Quran adalah penjelasan tentang maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia, kaidah tafsir dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah yang membantu seorang penafsir dalam menggali makna atau pesan-pesan Al-Quran dan menjelaskan kandungan ayat-ayat yang muskil.Dan buku ini tentang kaidah tafsir itu: berisi penjelasan tentang syarat, kaidah, dan aturan yang patut diketahui oleh siapa saja yang ingin memahami pesan-pesan Al-Quran secara benar dan akurat.Ditulis oleh seorang pakar tafsir terkemuka, karya ini dapat dikatakan sebagai buku pertama dalam bahasa Indonesia tentang kaidah tafsir.

Kearifan Islam

Selama berabad-abad, sejarah hidup Rasulullah SAW dan para sahabatnya disajikan sebagai contoh sempurna bagi seluruh manusia perihal ketakwaan kepada Allah SWT. Halaman sejarah ini dijaga oleh Allah sehingga siapa pun dapat dengan mudah mempelajari teladan luhur dari masa hidup mereka.Sebagai kumpulan catatan tentang perbuatan dan perkataan yang terpilih untuk menjadi teladan, buku ini memberikan gambaran otentik pandangan hidup Islami. Ia memberikan cahaya perikehidupan Rasulullah dan para sahabatnya, sehingga siapa pun dapat hidup dengan teladan mereka agar rahmat dan pertolongan Allah selalu menaunginya.Penyajiannya sederhana, gamblang, dan lugas. Kisah-kisah Rasulullah dan sahabat-sahabatnya dipaparkan dengan ringkas, disertai konteks yang jelas. Setiap orang, termasuk anak-anak, bisa memetik ilham yang tak habis-habisnya dari buku ini.PENULISMaulana Wahiduddin Khan dilahirkan di Uttar Pradesh, kota Azamgarh, India, pada tahun 1925. Dengan latar belakang keluarga sebagai perjuangan ke -merdekaan India sejak 1857, ia telah tumbuh menjadi seorang nasionalis muda India. Pemikiran Wahiduddin Khan banyak di -pengaruhi oleh pemikir-pemikir sekaliber Abu A?la alMaududi dan filosof Bertrand Russel. Dengan gairah intelektual yang menggebu-gebu tersebut Khan menjadi sadar akan pentingnya modernisasi Islam yang ia tuangkan dalam karya-karyanya seperti Naye Ahd Ke Darwaze Par (On the treshold of a New Era) yang kemudian diikuti dengan karya keduanya, Islam and the Modern World. Karyanya yang disebut terakhir ini sempat menjadi bestseller di negara negara Arab dan bahkan dijadikan sebagai salah satu materi wajib di universitas-unversitas Arab.

Hidup dalam Kasih Karunia

Hidup dalam Kasih Karunia adalah sebuah kombinasi yang sinergis dari 10 orang hamba Tuhan, yang memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai injil kasih karunia, yang secara bersama-sama mereka menunjukkan bagaimana kasih karunia Allah memberikan kehidupan, dan juga adalah satu-satunya jalan kehidupan! Setiap bab mengandung hikmat yang murni yang telah dipisahkan dari idealisme yang naif, yang teruji oleh api-api pencobaan dan kesengsaraan, dan terbukti telah berbuah dan mendatangkan hasil yang baik. Buku ini tidak hanya berbicara, tetapi isi buku ini bekerja! Buku ini tidak hanya berisi teladan-teladan, tetapi berisi impartasi-impartasi kehidupan!Daftar lengkap penulis-penulisnya: Ryan Rufus, Arthur Meintjes, Rob Rufus, Fini de Gersigny, Joshua Mills, Andrew Wommack, Chad M. Mansbridge, Paul Hernandez, Wayne Duncan, dan Lucas Miles.Ryan Rufus Pastor penuh waktu di City Church International, dan pendiri New Nature Publications. Ia memiliki karunia pengajaran yang sangat penuh kuasa dengan pemahaman yang sangat besar di dalam Injil Kasih Karunia.Ia adalah penulis tiga buku yang luar biasa, Extra Virgin Grace, Sanctification by Grace dan Do Christians Still Have a Sinful Nature? Ia tinggal di Hong Kong bersama istrinya, Kylie dan ia adalah orang tua yang penuh kebanggaan terhadap Renae, Chloe, Kimberly dan Asher.Komunitas pulau yang keji ini dikenal karena keserakahan, penipuan dan kebrutalannya. Sebuah perasaan sentimen yang dicatat dalam puisi penyembahan berhala, dan digemakan di sini oleh dirinya.

Abbas Child (Anak Kepunyaan Bapa)

Banyak orang Kristen telah terperangkap ke dalam kebohongan bahwa mereka layak mendapatkan kasih Allah hanya ketika hidup mereka berjalan dengan baik. Bila keluarga kita bahagia atau pekerjaan kita begitu penuh arti, hidup adalah Sebuah keberhasilan. Tetapi ketika hidup mulai jatuh dan ancaman dosa-dosa yang memalukan mulai menunjukkan identitas kita yang jauh dari sempurna, kita berjuang untuk melakukan hal-hal yang kelihatan baik di muka, untuk kita tunjukkan kepada dunia dan kepada Tuhan. Kita sangat ketakutan dan bersembunyi sampai kita bisa mengatur kembali topeng kesempurnaan dan terlihat baik kembali. Yang menyedihkan hal itu adalah saat ketika kita merasa bingung mengapa kita kekurangan hubungan-hubungan yang intim dan iman yang penuh gairah. Naamun pada saat seperti ituTuhan memanggil kita untuk melepaskan topengnya dan datang pada-Nya secara terbuka.Tuhan sangat merindukan agar kita mengetahui Secara mendalam di dalam hati kita bahwa la mengasihi dan menerima kita apa adanya. Ketika kita menjadi diri kita sendiri, kita pada akhirnya dapat mengakui identitas kita sebagai anak Allah - anak Abba - dan menikmati kesukaan-Nya yang sesungguhnya di dalam diri kita. Brennan Manning menguatkan para pembaca untuk meninggalkan gaya hidup si penipu dan menerima dengan penuh kebebasan keadaan kita sebagai kesayangan dari Bapa di surga. Di dalam Dia ada kehidupan, gairah kita dibangkitkan kembali, dan penyatuan kita dengan-Nya adalah kesenangan terbesar bagi-Nya.Jujur, murni, kreatif, lapar akan Tuhan. Kata-kata ini miuicul ketika saya merenungkan tentang tulisan Brennan Manning. Bacalah - dan Anda akan memahami apa yang saya maksud! Max Lucado, Gembala Senior Oaks Hill Church of ChristDengan semangat profetis, Brennan berbicara pada kerinduan terdalam hati kita dan tetap berfokus pada Dia yang menjadikannya. Dengarkan, benar-benar dengarkanpesan ini - bahwa kita memiliki -yang telah dan akan terus merevolusi kehidupan. DR. LARRY CRAB, Pendiri New Way MinistriesBRENNAN MANNING adalah seorang penulis dan pembicara yang memimpin ibadah rohani bagi semua orang di segala umur dan latar belakang. la adalah seorang penulis lebih dari sepuluh buku termasuk Ruthless Trust, The Boy Who Cried Abba, The Ragamuffin Gospel. Tinggal di New Orleans, ia kerap berpergian keseluruh penjuru Amerika dan ke luar negeri untuk memberitakan kabar baik dan kasih Allah yang tidak bersyarat.