Kitab Al-Hikam : Petuah-Petuah Agung Sang Guru

Perjalanan jiwa seorang anak manusia dalam mencapai Sang Khalik bukanlah perjalanan mulus. Banyak duri menghadang di jalan yang berliku-liku. Tak hanya itu, hempasan badai juga siap melemparkan seorang salik (penempuh jalan) dari tujuan mulianya. Maka, hanya orang-orang yang berilmu dan berhati baja yang sanggup melewati jalan tersebut, mendaki sampai puncak kemenangan, menghadang Al-Haq Sang Pencipta. Mereka bergeming dari berbagai godaan di dunia, tak mau terjebak dalam kehidupan berbalut syahwat di alam fana.Untuk menuntun setiap salik agar tetap bertahan di jalan menuju Sang Khalik itu, ulama besar Syeikh Ibn 'illah menghadirkan KITAB AL-HIKAM ini. Dengan sandaran utama pada Al-Qur'an dan as-Sunnah, guru besar spiritualisme ini menyalakan pelita untuk menjadi penerang bagi setiap salik, menunjukkan segala aral yang ada di setiap kelokan jalan, agar kita semua selamat menempuhnya.***Syeikh Ibn 'Atha'illah as-Sakandari (w.1309 M) hidup di Mesir di masa kekuasaan Dinasti Mameluk. Ia lahir di kota Alexandria (Iskandariyah), lalu pindah ke Kairo. Di kota inilah ia menghabiskan hidupnya dengan mengajar fikih mazhab Maliki di berbagai lembaga intelektual, antara lain Masjid Al Azhar. Di waktu yang sama dia juga dikenal luas sebagai seorang master (syeikh) besar ketiga di lingkungan tarekat sufi Syadziliyah ini.Kitab Al-Hikam ini merupakan karya utama Ibn 'Atha'illah, yang sangat populer di Dunia Islam selama berabad-abad, sampai hari ini. Buku ini juga menjadi bacaan di hampir seluruh pesantren di Nusantara.

Tasawuf For Beginners : Mengeja Dari Mula Mengkaji Dari Tepi

Belakangan, tasawuf ramai diminati. Kajian tentangnya bukan hanya di masjid, tapi juga di hotel-hotel mewah. Tasawuf tidak lagi milik sekelompok kecil orang belajar di surau kampung, tetapi berputar di ruangan orang-orang kota. Apa pasal?Kehidupan modern telah membawa manusia pada apa yang disebut dehumanisasi manusia. Manusia makin kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya. Proses dehumanisasi manusia terjadi ketika manusia makin kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya. Proses dehumanisasi manusia terjadi ketika manusia melupakan tujuan kehidupannya dan ketika manusia kehilangan cinta. Untuk itulah tasawuf ramai dikaji, seolah-olah hadir sebagai pengingat. Tasawuf adalah ilmu yang sepenuhnya didasarkan pada cinta, pada rahman dan rahim Allah swt.Tasawuf dikenal dengan banyak nama dan arti. Ada yang mengartikannya sebagai sebuah proses untuk mengenal diri demi mengenal Tuhan, ada yang memandangnya sebagai sebuah jalan menuju Tuhan, ada yang melihatnya sebagai sebuah metode pendisiplinan diri dan pengabdian, dan ada juga yang mengkhususkannya sebagai cara belajar 'langsung;' dari Tuhan. Namun, pada hakikatnya, tasawuf adalah keberagamaan itu sendiri.Buku ini disusun dalam tiga bagian. Bagian pertama merupakan pengantar kajian tasawuf. Bagian kedua merupakan kutipan hadits-hadits nabawiyyah yang disertai sentuhan makna personal penulis dengan perspektif keseharian. Bagian ketiga menjelaskan amalan dalam Islam, tata cara syaratnya (fikih), hikmah rohaniahnya (dimensi) esoteris ibadah-ibadah itu) dan adab batinlah (tataran akhlak dan perilaku).Pada bagian akhir, dibahas secara khusus adab yang terkait dengan salat, sebagai amalan yang menjadi ciri orang yang bertakwa. Karena itu, buku ini akan sampai cocok bagi siapa pun yang ingin mulai meniti peralanan rohani perjalanan rohani menuju Tuhan.