[VIP] Koleksi Bukukita

@koleksibukukita Novice Referrer

Katalog buku untuk keluarga

Menumbuhkan Cinta Membaca dari Generasi ke Generasi.

scan my profile

Kirim Dukungan

Raisa memberi 5 Candy Support untuk [VIP] Koleksi Bukukita pada 2 tahun lalu

Mari ciptakan lingkungan digital yang sarat dengan informasi berharga dan bermanfaat.

Link Saya

Produk & Layanan

Purnama Di Bukit Langit - Antologi Puisi Tiongkok Klasik

Antologi Puisi Tiongkok Klasik Tiongkok adalah negeri puisi. Julukan indah ini diberikan berkat karya puisi klasiknya yang dihasilkan dalam ribuan tahun mencakupi jumlah yang sangat me-ngagumkan. Puisi bangsa Tiongkok diperkirakan lebih banyak daripada puisi yang ditulis bangsa lain di dunia. Demikian pentingnya puisi dalam kehidupan, sehingga Confucius pun berujar, " tidak belajar sajak, tiada yang bisa dibicarakan." Purnama di Bukit Langit adalah kumpulan sajak Tiongkok klasik dalam bahasa Indonesia paling lengkap yang pernah disusun. Lebih dari 500 puisi di buku ini telah diterjemahkan oleh Zhou Fuyuan, dilengkapi dengan sejarah perkembangan, keberagaman tema, gaya, bentuk, dan biografi penyair Tiongkok klasik dari berbagai periode dan dinasti. Disusun dalam dua bahasa (Indonesia dan Mandarin) sehingga dapat menjadi buku kajian bagi pelajar yang sedang mendalami bahasa/sastra Mandarin. Purnama di Bukit Langit adalah harta karun warisan leluhur yang sangat berharga untuk Anda miliki. Sebuah buku nyanyian merdu dari bumi naga yang tak terhingga nilainya. *** "Antologi ini merupakan kumpulan sajak Tiongkok klasik dalam bahasa Indonesia yang paling lengkap." --Prof. Dr. Leo Suryadinata, Direktur Chinese Heritage Centre di Singapura "Begitu banyak data tercatat oleh penyair: perjalanan, perubahan pemerintahan, peperangan, adat istiadat, tokoh-tokoh penting di zamannya, dan segenap peristiwa baik yang tercatat maupun yang tidak dalam sejarah. Buku puisi ini tidak hanya bisa diterima sebagai bagian dari studi sastra, tetapi juga tentang perkembangan pemikiran intelektual, sosial, budaya, dan politik bangsa Tionghoa selama ribuan tahun, yang secara kebetulan terekam dengan baik di dalamnya." --Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI