Aishiteimasu

"Aku itu hanya tanya, di mana cincinmu? Aku ini istrimu, wajar dong ingin tahu keberadaan cincin pernikahan kita. Siapa tahu cincinmu terjatuh, aku bisa bantu cari. Apa salahku? Hanya menyebut "cincin", kenapa kamu begitu gelisah dan malu? Baiklah, aku ulangi lagi ya, aku tanya tentang cincin, ya cincin," ungkapku dengan setengah berteriak.Akihiro dengan sigap segera membekap mulutku lagi. Huh, benar-benar hari yang tak menyenangkan, dua kali suami membekap mulutku. Tak sopan sekali suami Jepang ini!Gara-gara perbedaan arti kata, Akihiro dan Hani kerap kali ribut. "Cincin" ternyata bermakna lain jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Celakanya, arti katanya cukup membuat hati orang Jepang risi. Tak hanya sekali pasangan suami-istri beda bangsa itu, Hani dari Indonesia dengan logat Jawa yang kental, sementara Akihiro berdarah Jepang tulen, bersitegang. Masih banyak, riak-riak yang meningkahi kehidupan mereka. Kebanyakan, sumber kesalahpahaman itu berpangkal dari perbedaan budaya. Hani dan Akihiro sadar, mereka dipertemukan dalam latar belakang yang warna-warni. Namun, semua itu disatukan oleh cinta. Cinta itu pulalah yang menyejukkan suhu rumah tangga mereka. Belum genap satu tahun menikah, Hani dibuat tercengang melihat apa yang ia lihat dan alami saat pertama kali menjejakkan kaki di Jepang.Kisah romantis nan lucu menggelitik acap kali menyelimuti perjalanan pernikahan mereka sebagai pengantin baru. Terlebih lagi, Hani belum fasih berbahasa Jepang. Bisa dibayangkan, bagi Hani, empat musim dalam satu tahun serasa seperti penonton yang menyaksikan banyak adegan film berbahasa asing yang sulit dipahaminya. Ia pun hanya bisa bertanya-tanya meski tak jarang merespons ketidaktahuannya secara gagap dan berlebihan.

Stop Overthinking: Lebih Happy Jalani Hidup dengan Tidak Berpikir Berlebihan

Kita semua hidup di dunia yang amat tegang, memberi stimulasi berlebih, dan begitu mengutamakan logika. Overthinkingberpikir berlebihanmendorong insting kognitif kita yang biasa menjadi sangat aktif. Overthinking terjadi saat proses berpikir kita hilang kendali sehingga menyebabkan kegelisahan. Pada keadaan normal, otak membantu kita memecahkan masalah dan memahami lebih jelas tentang suatu haltetapi overthinking justru melakukan sebaliknya. Overthinking merupakan aktivitas mental yang sangat merusak, baik berupa menganalisis, menghakimi, memantau, mengevaluasi, mengendalikan, maupun mengkhawatirkanatau semuanya dalam satu waktu. Sifat yang mencirikan overthinkingkita menyebutnya sebagai kekhawatiran, kecemasan, stres, ruminasi (pikiran negatif yang terus-menerus dan berulang), bahkan obsesiakan menimbulkan perasaan buruk, dan itu sama sekali tidak menolong. Overthinking kerap menguat dengan sendirinya atau terus berputar tanpa henti. Pikiran pun terasa mengganggu. Buku ini berisi berbagai metode dan teknik untuk menghindarkan kita dari overthinking supaya kita dapat memanfaatkan otak untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Dengan menerapkan berbagai metode tersebut, kita diharapkan akan dapat mengendalikan apa yang dipikirkan, menciptakan harapan dan kesenangan ketimbang rasa takut, mengendalikan stres, serta memegang kendali akan hidup kita

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?