Thariq Bin Ziyad Menaklukkan Andalusia

Andalusia, 711 M. Kerajaan Goth, yang begitu kuat berkuasa di Semenajung Iberia (Andalusia) sejak abad ke-5, setelah mengalahkan Romawi dan tak terkalahkan oleh bangsa mana pun, tak mengira itu adalah tahun terburuk dan terakhir baginya. Dari selatan, dari selat yang memisahkan daratan Afrika dan Eropa, pasukan Arab-Muslim dengan penuh gelora meruntuhkan kekuasaan Goth di bawah pemimpin tangguh dari suku Barber: Thariq bin Ziyad. Lalu, perubahan sosial politik pun bergulir dramatis dan menentukan bagi sejarah Andalusia, dan Eropa, hingga berabad-abad kemudian.Panglima perang kepercayaan Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara, tersebut lalu menjadi begitu masyhur dan tercatat dalam sejarah Islamdan duniasebagai salah satu tokoh besar karena telah mengguncangkan Eropa. Maklum, ia menaklukkan Andalusia dalam tempo satu tahun. Hal yang mustahil kala itu, mengingat Kerajaan Goth sudah sangat kuat berkuasa di sana.Tapi, itulah yang dilakukan Thariq bin Ziyad dalam satu tahun. Dia menaklukkan negara adidaya dalam satu tahun, yaitu Andalusia. Seluruh Spanyol jatuh di bawah kakinya. Negara itu tidak bisa berdiri lagi, dan ia tidak bisa mengusirnya. Spanyol dalam kaitannya dengan dunia klasik, ia seperti Amerika dan sekutunya saat ini. Itulah Thariq bin Ziyad. Penakluk yang tidak pernah dikalahkan oleh pasukan mana pun.Ditulis secara menawan oleh penulis sekaligus sastrawan yang produktif, buku ini mengungkap sosok Thariq bin Ziyad dan sepak terjangnya lebih dari yang kita kenal. Tak hanya ihwal kepiawaiannya di medan perang yang membuat ia disejajarkan dengan Sang Saifullah (Pedang Allah) Khalid bin al-Walid, buku ini juga mengulas kepribadiannya yang humble dan saleh sehingga dicintai oleh para prajuritnya, bahkan membuat iri Musa bin Nushair, pemimpinnya sendiri.

Khalid bin Walid ( Alvabet )

Khalid bin Walid adalah salah satu jenderal terbesar dalam sejarah, dan salah satu pahlawan terbesar Islam. Khalid merupakan seorang komandan pasukan yang diangkat oleh Nabi Muhammad, yang memberinya gelar Sayf Allah (Pedang Allah). Ia masih terus memimpin prajurit-prajurit Muslim hingga masa kekhalifahan Abu Bakar serta Umar bin Khattab. Prestasi militernya sangatlah gemilang, ia berperan sangat penting dalam perang Riddah melawan suku-suku pemberontak di Arab, serta dalam penaklukan kekaisaran Sasaniyah dan Byzantium. Dalam buku yang luar biasa ini, A.I. Akramyang merupakan purnawirawan Letnan Jenderal dari Angkatan Darat Pakistanmenghidupkan kembali jenderal militer terbesar dalam sejarah ini. Dalam mengeksplorasi kehidupan militer Khalid, penulis mempelajari bahasa Arab untuk mengambil sumber-sumber sejarah primer dan paling awal, serta mengunjungi setiap medan perang Khalid untuk menarik analisis dari sudut pandang strategi militer, termasuk merekonsiliasi catatan sejarawan yang saling bertentangan. Buku ini menggambarkan secara rinci kehidupan militer Khalid, baik dari segi kepemimpinan, pengorganisasian pasukan, maupun strategi-strategi perang yang ia terapkan di setiap pertempuran. Karena kelebihannya, buku ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, serta dijadikan bacaan wajib di Angkatan Darat Pakistan dan telah menjadi silabus kepemimpinan di Angkatan Darat Malaysia. Tentang Penulis Ali Ibrahim Akram (yang lebih dikenal dengan nama A. I. Akram) adalah seorang tentara dan juga sejarawan. Dia pensiun dari Angkatan Darat Pakistan dengan pangkat Letnan Jenderal pada tahun 1978. Dia juga menjabat sebagai Duta Besar Pakistan untuk Spanyol. Ia mendirikan Institute of Regional Studies pada tahun 1982 dan tetap menjadi presidennya sampai ia meninggal pada tahun 1989. Ia banyak menulis buku tentang penaklukan Muslim awal. Buku pertamanya dan yang paling terkenal berjudul Khalid bin al-Waleed: Sword of Allah (yang diterbitkan oleh Penerbit Alvabet dengan judul Khalid bin Walid) yang merupakan biografi militer dari jenderal Muslim, Khalid bin Walid. Buku ini diterbitkan pada tahun 1970 setelah ia tulis selama lima tahun, termasuk kunjungan lapangannya ke medan perang di Lebanon, Suriah, Yordania, Iraq, Kuwait, dan Arab Saudi. Buku ini memiliki dua edisi bahasa Inggris, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Urdu, Arab, Jerman dan bahasa lainnya. Selama beberapa tahun, buku ini telah menjadi bacaan wajib di Angkatan Darat Pakistan untuk masuk ke Sekolah Staf dan telah menjadi silabus kepemimpinan di Angkatan Darat Malaysia. Buku terakhirnya adalah The Rise of Cordoba, yang diterbitkan pada tahun 1986. Untuk penulisan semua bukunya, dia belajar bahasa Arab, Persia, dan Spanyol dan mengumpulkan bahan-bahan primer di perpustakaan. Tahun Terbit: Cetakan I, Agustus 2023

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?