Lorong Waktu

Selayaknya pedang yang tajam, itulah sang waktu. Di tangan seorang ahli, ia bisa menjadi begitu bermanfaat, di tangan orang yang bukan ahlinya,  ia akan mencelakakan dirinya dan orang di sekitarnya. Dalam buku Lorong Waktu, sahabat saya Monde Ariezta mengilustrasikan kepemimpinan diri atas waktu dengan begitu menarik. Dan, disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Ketika Anda menelusuri halaman demi halaman, dengan cepat Anda akan sadari, betapa mudahnya menjadi seorang pemimpin waktu dengan bimbingan penulis yang tepat. Bravo, Monde!Alguskha NalendraHuman excellence coach & trainer.www.alguskhanalendra.comIsi bukunya seperti lunchbox, 4 sehat 5 sempurnalengkap dan bergizi. Mengingatkan bahwa time means everything. Gue mahasiswa tingkat akhir dengan banyak kegiatan kuliah, komunitas positif dan bisnispokoknya padat! Bimbingan Kang Monde benar-benar membantu gue untuk lulus dengan hasil memuaskan. Bahkan, waktu 1 jam bisa melakukan banyak hal. Keren! Kalau mau bikin waktu jadi lebih bermanfaat dan jelas, well... this book really comes in handy!Prahariezka Arfienda SatriantiMahasiswi, aktivis muda, entrepreneur, dan penulis.Buku yang wajib dibaca untuk kamu yang ingin mengelola waktu dengan lebih baik. Bahasanya tidak rumit, tetapi sangat aplikatif. Penulis telah membuktikannya, saatnya giliran kamu!Rusydan Ubaidi HamdaniPembicara seminar remaja, penulis buku Aku Mau Jadi Apa danMenyontek..? Yuk!! Hmm..., Nggak Ah!! Saat Kang Monde ngadain training Time Leadership, aku langsung ikut. Setelahnya, pola hidup aku lebih teratur dan dapat menyesuaikan antara kesibukan dan kebutuhan. Hadirnya buku ini semakin melengkapi senjataku untuk mengarungi berbagai aktivitas penting yang cukup padat. Kini aku selalu ada waktu untuk jalan-jalan, tetapi pekerjaan tetap tuntas. Thanks, Kang Monde.Agnes Eka FebriantiFounder & direktur CV Leading Kreasindo Asia & Vedhita Wedding Planner, online entrepreneur, dan penulis. Manusia paling beruntung adalah manusia yang menggunakan seluruh waktunya. Mau tahu bagaiaman caranya? Buku ini mengungkap rahasia besarnya!Brili Agung Zaky PradikaTrainer nasional, inspirator, dan penulis buku-buku bestseller.

Menggapai Mentari

Kisah Inspiratif Mewujudkan mimpi dengan Kerja keras"Pertemuan seorang Bidan Elisa dengan tokoh idolanya, Jokowi, memberikan inspirasi yang menyala-nyala dalam dirinya, hingga tertuang dalam buku ini."Anies R. Baswedan.Ph.DMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja periode 2014-2019sinopsis"Sebuah perjuangan hidup yang penuh cita dan makna dari Bidan Elisa. Bahagia bertemu kasih dan kemurahan Tuhan yang mengabulkan doa dan harapan yang terangkai dalam kisah. Selamat membaca!?Dra. Kholifah Indar ParawansaMenteri Sosial Kabinet Kerja Periode 2014-2019"Kisah nyata yang menggambarkan keberhasilan hidup yang digapai setelah mendaki dan menuruni gunung-gunung yang sangat meletihkan. Namun, itulah usaha untuk tetap bertahan hidup guna menjumpai Sang Ratu Adil, Si Pembuat Perubahan."Prof. Dr. Yohana Susana Yembise. Dip. Apling. MA.Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakKabinet Kerja Periode 2014-2019Tekad dan kerja keraas adalah resep yang ingin ditularkan oleh ibu Elisa melalui buku ini, Ia menunjukkan bahwa cita-cita tidak akan pernah terwujud tanpa kerja keras dan ketekunan dalam mencapainya."Andy D. NoyaHost Kick Andy & Duta Baca Indonesia"Melalui goresan Bu Elisa, terbukti bahwa "the dream will be come true" jika Andas fokus dan terus mencoba. Sebuah novel yang penuh inspirasi yang memotivasi generasi muda untuk menjadi seorang pemenang."Budi SumarnoFilm Maken Produser. Creative, 7AKSARA Films

Kilasan Kisah Soegijapranata

Sebagai imam Katolik, dan kemudian menjadi uskup, tugas utama Soegijapranata adalah menggembalakan umat Katolik. Meskipun demikian, dalam lintasan sejarahnya kiprah kekaryaan Soegijapranata tidak hanya berdimensi kegerejaan (kekatolikan) tetapi juga sarat dengan dimensi kebangsaan (keindonesiaan). Dimensi kebangsaan ini sudah tampak ketika ia memutuskan untuk menjadi imam. Konon, ia tidak menemukan profesi lain yang lebih memungkinkan bagi dirinya untuk memuliakan Tuhan dan sekaligus untuk mengabdi bangsa Indonesia selain menjadi imam.Dimensi kebangsaan Soegijapranata ini tidak pernah kendur dan terus menguat. Hal ini antara lain tampak pada: 1) keterlibatannya dalam mengem  bangkan majalah Katolik berbahasa Jawa, Swaratama, yang tidak pernah berhenti menyuarakan aspirasiaspirasi kebangsaan; 2) dukungan moralnya terhadap Pakempalan Politik Katholiek Djawi yang berdiri pada tahun 1923 dan terus berproses hingga menjadi Perkumpulan Politik Katolik Indonesia; 3) keputusan fenomenalnya selaku uskup yang pada awal kemerdekaan dengan tegas menginstruksikan kepada umat Katolik Jawa (Indonesia) yang digembalakannya untuk terlibat aktif dalam revolusi nasional, yang secara simbolik ia sendiri wujudkan dengan memindahkan kantor kevikariatannya dari Semarang ke Yogyakarta seiring dengan kepindahan pemerintah RI ke kota perjuangan itu; dan 4) ke teguhan untuk terus menyuarakan semboyan 100% Katolik, 100% Indonesia kepada umat Katolik Indonesia.