Pengantar Studi Al-Quran : Teori dan Pendekatan

Meskipun studi keislaman terutama studi Al-Qur'an telah banyak dilakukan oleh para sarjana luar dan dalam negeri, dengan menggunakan ragam teori dan dengan fokus kajiannya masing-masing seiring dengan perkembangan keilmuan kontemporer, karya ini tetap layak diapresiasi karena ia berusaha menghadirkan cara pendekatan yang berbeda terhadap Al-Qur'an, dan dengan kemasan sistematika penulisan yang mudah dicerna dan dipahami.Sebagai buku pengantar akademik, penulis berusaha memetakan teori dan pendekatan penafsiran yang biasa dikenal dengan metode hermeneutika. Di sini penulis memperkenalkan empat pendekatan hermeneutik dalam menafsirkan dan memahami Al-Qur'an, yaitu pendekatan dogmatis, pendekatan eklektik, pendekatan sekuler-dikotomik, dan pendekatan fenomenologis-posmodernis. Meskipun keempat pendekatan tersebut tampak berseberangan dalam cara kerjanya dan terkesan tidak bersentuhan, sebenarnya keempatnya dapat dilakukan secara beriringan guna menghasilkan pemahaman yang komprehensif. Atau, biasa kita sebut sebagai multi-pendekatan. Di sini ijtihad penulis cukup pantas diapresiasi dalam upaya kemungkinan menghadirkan multi-pendekatan secara bersamaan, yang disertai dengan contoh-contoh aplikasinya dalam penafsirannya terhadap Al-Qur'an.Buku ini adalah pengenalan awal terhadap studi keislaman, terutama Al-Qur'an. Oleh karena itu, buku ini diperuntukkan bagi mahasiswa/i ataupun pelajar yang konsen terhadap studi penafsiran Al-Qur'an, dan juga bagi para pemerhati kajian Al-Qur'an dan khalayak pada umumnya.

Sunnah-Sunnah Pilihan Makanan dan Minuman Serta Hewan Qurban Sembelihan

Maukah makan dan minum kita berpahala di sisi Allah? Bagaimana tata cara Rasulullah menyembelih hewan qurban dan jenis hewan apa saja yang bisa diqurbankan? Resepnya hanya satu: Ikuti dan praktikkan etika-etika makan dan minum aja Rasulullah yang dipaparkan dalam buku Sunnah-sunnah Pilihan tentang makanan, minuman, dan hewan qurban sembelihan ini.Bagi umat Islam, etika makan dan minum sangat penting diketahui dan dipraktikkan karena akan berpahala jika dilakukan dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah. Paling tidak, ada beberapa prasyarat makan dan minum yang berpahala dan mendapat keberkahan di sisi Allah SWT. Ada beberapa etika makan dan minum yang perlu menjadi perhatian kaum Muslim, seperti makanan dan minuman yang kita peroleh mutlak harus halalan thayyiban, mencuci kedua belah tangan sebelum makan/minum, minimal mengucapkan basmallah sebelum makan, makanlah secukupnya/ jangan sampai berlebihan dan kekenyangan, dianjurkan memakan makanan yang dekat dengan tempat duduk kita terlebih dulu, dilarang makan dan minum sambil berdiri, dan beberapa etika lainnya.Buku yang merangkum berbagai Sunnah-sunnah Pilihan tentang Makanan (Kitabul Ath'Imah) dan Minuman (Kitabul Asyribah) serta Hewan Qurban Sembelihan ini sangat cocok dan dapat menjadi pilihan utama bagi kaum Muslim agar dalam setiap langkah dan gerak kehidupannya sesuai seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Pengantar Ilmu Tafsir

Menafsirkan merupakan upaya kontekstualisasi dari teks. Kontekstualisasi dari teks-teks atau firman Allah SWT dan hadits-hadtis Rasulullah saw. yang dilakukan oleh para mufasirin (penafsir) hasilnya akan berbeda-beda setiap orang. Sangat mungkin terjadi, para penafsir mengkaji suatu ayat yang sama, tetapi tafsirannya atau kesimpulan hasil penafsirannya akan berbeda. Akan tetapi, selalu ada benang merah penafsiran yang mengerucut pada kesimpulan yang sama atau seragam. Hal ini dapat terjadi karena para penafsir mengiluti standar prosedur, tatacara, atau metode yang sama sebagai pakemnya. Pakem itulah yang dinamakan ilmu tafsir.Jadi, tidak semua orang dapat menafsirkan ayat-ayat Allah dalam Al-Quran maupun hadits-hadits. Rasulullah saw secara sembarangan tanpa didasarkan kepada ilmu tafsir. Semua upaya penafsiran Al-Qur'an harus dilandarkan pada ilmu tafsir. Di dalam Buku Pengantar Ilmu Tafsir ini, pembaca akan dibawa kepada pembelajaran dan penguasaaan aspek-aspek yang harus dikuasai apabila seseorang akan melakukan penafsiran suatu ayat atau hadits tertentu. Misalnya, para penafsir harus menguasai ilmu bahasa Arab dan cabang-cabangnya, memiliki kemampuan mengkaji as-Sunnah atau Hadits, mempunya akidah yang benar, tidak dipengaruhi dan dimotivasi oleh hawa nafsu atau motif tertentu, serta harus menguasai minimal 15 cabang ilmu, sepeti ilmu Lughah, ilmu Nahwu, ilmu Sharaf/Tashrif. Ilmu Ma'ani, ilmu Qiraat, dan sebagainya.Terjadinya berbagai pendapat dan penafsiran dari para orientalis di Barat yang selama ini cenderung tendesius dan mendeskreditkan Islam dan kaum dan hadits-hadits Rasulullah saw. secara liar atau membabi buta tanpa diasarkan ilmu tafsir yang memadai. Oleh kerana itu, buku ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan kaum muslimin.Akhirnya, hanya kepada Allah Swt, jualah kita berserah diri dan mohon perlindungan atas segala kekurangpahaman ilmu. Hanya Allah Swt jualah pemilik ilmu dan kebenaran yang sermpurna.

kajian Tematik Al-Quran Tentang Kemasyarakatan

Al-Qur'an sebagai sumber hukum utama bagi umat manusia memiliki ranah yang sangat luas untuk dikaji secara kontekstual dan lebih mendalam (in depth). Beragam tema dari seluruh bidang kehidupan di dunia dan akhirat terkandung di dalamnya. Kitab suci yang diturunkan Allah SWT. ini sejak awal sudah melibatkan dirinya dengan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia hingga masa yang akan datang.Salah satu tema yang menarik untuk dikaji dari Al-Qur'an ialah masalah kemasyarakatan. Masyarakat tumbuh dan berkembang bersama konteks sosialnya. Masalah keluarga, wanita, harta, hidup sehat, generasi muda, kerja, etos kerja, dan hubungan kerja, kepemimpinan, tanggung jawab intelektual, jender, makanan dan minuman, serta ukhuwah Islamiyah merupakan aspek-aspek yang biasa tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Akan tetapi, yang membedakannya ialah proses sosial dan konteks sosialnya. Buku Kajian Tematik Al-Qur'an Tentang Kemasyarakatan ini menyajikan bagaimana sesungguhnya aspek-aspek kemasyarakatan, proses sosial, dan konteks sosial yang berkembang di masyarakat dapat seiring sejalan dengan tuntunan Kitab Suci Al-Qur'an.Buku yang menyangkut tema tentang aktivitas kemasyarakatan dalam bingkai keislaman ini merupakan tambahan perbendaharaan khazanah intelektual dunia Islam. Masalah aktifitas kemasyarakatan memang selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk selalu dikaji secara lebih intensif dan komprehensif.

kajian Tematik Al-Quran Tentang Konstruksi Sosial

Al-Qur'an sebagai sumber hukum utama bagi umat manusia memiliki ranah yang sangat luas untuk dikaji secara kontekstual dan lebih mendalam (in depth). Beragam tema dari seluruh bidang kehidupan di dunia dan akhirat terkandung di dalamnya. Kitab suci yang diturunkan Allah SWT. ini sejak awal sudah melibatkan dirinya dengan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia hingga masa yang akan datang.Salah satu tema yang menarik untuk dikaji dari Al-Qur'an ialah masalah sosial, Kita tahu bahwa dinamika sosial dari dulu sampai nanti terus berkembang, berubah, mengalami transformasi dan metamorfosis, bahkan mengalami revolusi dan deviasi sosial. Oleh karena itu dalam proses atau tingkat praktisnya dibutuhkan konstruksi-konstruksi sosial. Bagaimana Al-Qur'an melihat persoalan konstruksi sosial tersebut? Apakah Al-Qur'an telah secara lengkap memaparkannya?Buku Kajian Tematik Al-Qur'an Tentang Konstruksi Sosial ini di dalamnya memuat masalah-masalah yang amat penting untuk diketahui dan dikembangkan oleh manusia, seperti masalah perubahan sosial, politik, dan pemerintahan, kebudayaan, ekonomi, keadilan, kemiskinan, hutang, korupsi, sejarah, perang, pendidikan, pembangunan, dan hukum dari perspektif Al-Qur'an. Masalah-masalah tersebut tetap aktual, berlaku sepanjang masa dan akan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.Kita tahu bahwa dinamika sosia bangsa Indonesia ini telah mengalami transformasiyang uar biasa dibanding era-era sebelumnya. Akan tetapi, sejumlah masalah sosial  kini tengah menghadang bangsa kita. Persoalan kemiskinan, pendidikan, korupsi, dan hutang, serta ketidakadilan membutuhkan solusi dan tindakan segera (condition sine qua non) dari pemerintah. LSM, swasta, dan berbagai komponen rakyat secara keseluruhan. Disinilah dbutuhkan regulasi atau pedoman yang komprehensif, integral, dan normatif untuk mengatasi beragam problem sosial tersebut. Al-Qur'an telah memenuhi standard dan sangat layak dilirik, menjadi referensi, dan dijadikan solusi untuk mengatasinya.

kajian Tematik Al-Quran Tentang Ketuhanan

Ketauhidan terhadap Allah SWT. merupakan sebuah kemutlakan atau keniscayaan bagi kaum muslim. Ketauhidan merupakan pintu masuk seseorang tatkala berkomitmen menjadi muslim. Dimensi transeden ketuhanan tentu saja bukan hanya berbicara tentang Allah SWT. dan eksistensinya, tetapi juga berkolerasi dengan mahakarya yang diciptakan-Nya, hukum atau regulasi-regulasi yang diperuntukkan bagi seluruh alam semesta dan makhluk-Nya, serta ketetapan-ketetapan takdir bagi makhluk dan alam semesta secara keseluruhan.Di dalam Buku Kajian Tematik Al-Qur'an Tentang Ketuhanan ini, dipaparkan secara jelas bagaimana Al-Qur'an memandang tentang Tuhan, manusia, alam, keimanan, syirik, Hari Akhir, Ikhtiar, Islam, ihsan dan kekuturan.Pemahaman terhadap eksistensi Allah SWT. harus diletakkan pada parameter Al-Qur'an, terutama tentang ke-Mahaesa-anNYA dan sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. yang mengiringnya, seperti Allah itu Ada (wujud), Dahulu (qidam), Kekal (baqa'). Berbeda dengan ciptaan-NYA (mukhalafatuhu lil hau adits), dan 16 sifat wajib lainnya. Kerangka pemahaman tersebut kelak akan berujung dan bermuara pada mak'rifatullah.Sebelum Allah SWT. menciptakan Adam sebagai manusia pertama, Allah SWT. terlebih dahulu menciptakan alam semesta ini dengan sistem kerja yang teratur dan serasi. Semuanya berjalan menurut iramanya masing-masing. Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini diberikan tanggung jawab yang besar untuk mengurus alam ini. Untuk melaksanaan tanggung jawab itu, Allah SWT. telah menurunkan kitab suci Al-Qur'an sebagai pedoman kepada rasul-NYA.Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul Allah SWT. terakhir diutus untuk menyempurnakan peradaban umat manusia. Tugas Rasulullah SAW. ialah meluruskan keyakinan kaum kafir Quraisy dan kaum musyrikin lainnya dengan cara menyembah Allah sesuai tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah. Kajian ketauhidan menjadi sangat elementer bagi umat Islam untuk menentukan komitmen terhadap ke-Mahaesa-an dan ke-Mahakuasa-an Allah SWT. atas seluruh alam dan isinya.

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?