Persaudaraan. Kebersamaan dan kekuatan Moral. Kunci Meraih Sukses

Meraih kesuksesan adalah impian semua orang. Dan salah satu kunci kesuksesan adalah persaudaraan dan kebersamaan. Kebersamaan dan saling bekerjasama harus dibangun, untuk saling melengkapi, menutupi dan menyempurnakan kekurangan masing-masing, dan untuk menambah kekuatan. Ingatlah selalu, bahwa tidak ada kesuksesan tanpa orang lain, tanpa keterlibatan dan peran orang lain. Takdir manusia bukanlah sebagai makhluk individualistik, yang bisa hidup sendiri dan menyendiri, akan tetapi makhluk sosial, yang harus hidup bersama orang lain.Allah Swt berfirman, Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal... (QS.Al-Hujuraat [49]:13)Manusia adalah makhluk sosial. Sebab secara kodrati ada kecenderungan dan kebutuhan di dalam diri manusia untuk hidup bersama orang lain. Hidup bersama orang lain, apakah bisa saling mengenal satu dengan yang lain, dan lebih dari itu juga bisa saling membantu, saling memberi dan menerima.Setiap orang pasti memerlukan orang lain di dalam kehidupannya. Sebab, Allah tidak menciptakan bumi ini hanya untuk dihuni oleh kita seorang diri, akan tetapi harus dihuni oleh orang banyak. Dan bukan hanya banyak, tapi juga beragam. Kita memerlukan orang lain untuk menutupi berbagai kekurangan dan keterbatasan kita, sebagaimana kelebihan kita akan berguna untuk orang lain, guna melengkapi atau menutupi keterbatasan mereka.

TILAWAH CINTA

Buku Pertama dari Dwilogi Ku Antar Kau ke Surga. Perjuangan Farhan mencari jati dirinya penuh tantangan. Kemiskinan yang membelit keluarganya sempat membuatnya terperosok ke dunia hitam. Untungnya, setetes hidayah di ujung senja telah mengantarkannya bertaubat, kemudian menjadi seorang santri yang berakhlak karimah dan mandiri. Hidup qanaah dan tekun beribadah adalah kunci kebahagiaannya. Wajar jika Rindiani, putri Pak Bambang yang kaya raya itu jatuh hati padanya. Namun sayang, beberapa jam sebelum pernikahan Farhan dengan Rindiani, ajal menjemput Rindiani akibat sakit yang dideritanya. Farhan begitu terpukul dengan kepergian Rindiani. Jiwanya tergoncang dahsyat. Apalagi setelah itu, lamarannya terhadap seorang putri di daerah Dieng ditolak. Hatinya hancur dan remuk. Belum lagi dia difitnah sebagai teroris, karena penampilannya yang alim. Subhanallah! Tegarkan Farhan menghadapi cobaan ini? Apa yang dilakukannya untuk mewujudkan cita dan cintanya sesuai sunnah Nabi SAW? Hidup memang penuh misteri dan selalu dipenuhi dengan kejutan. Manusia sama sekali tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa depannya, termasuk Farhan. Namun ketika takdir berbicara, apapun bisa terjadi. Sesuatu yang awalnya mustahil bisa menjadi nyata, jika usaha itu seiring dengan takdir. Tilawah cinta itulah keajaiban yang membuat Farhan mendapatkan anugerah cinta terindahnya.  Dengan gaya bahasa sastra yang indah, bab demi bab dalam novel ini akan menggiring kita memahami hidup yang penuh misteri dengan bijak, mulai dari pencarian jati diri dan kebahagiaan, hingga masalah jodoh dan maut.     ============================== ENDORSMENT:   Setelah membaca novel ini, kesadaran saya semakin kuat bahwa hidup ini memang harus diperjuangkan, harus diatur dan direncanakan. Hidup tidak bisa dibiarkan bergerak sekehendak hati tanpa arah dan tujuan yang jelas. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA Pemerhati Sastra Nasional   Novel ini bukan saja menghibur, tapi juga bertabur hikmah yang membuat kita semakin mengarifi hidup. Sungguh inspiratif dan layak menjadi koleksi berharga di ruang baca kita. Dirman Al-Amin Peraih 20 Penghargaan Nasional & Wakil Indonesia di MASTERA Novel 2006     Sungguh luar biasa! Novel ini sangat menarik untuk dikaji dan dijadikan pelajaran dalam hidup. Bermutu dan penuh hikmah!  Feraliza Gito Suputro Pemerhati Sastra Islam, Ohio, Columbus Amerika   Sejak sastra islami menghentak untuk melawan sastra liberal, maka semakin bertumbuhanlah karya sastra islami dengan kreativitas dan inspirasi yang kaya warna. El Salman Ayashi inilah salah satunya. Karya perdananya ini ditulis dengan kehati-hatian dan penuh pertanggungjawaban, sehingga novelnya ini tak hanya mengalir ringan, tetapi berbobot. Meski tema sejenis sudah beragam ditulis, tetapi dengan sentuhan yang berbeda dan pengetahuan keislaman yang dimilikinya mampu mewarnai kancah sastra islami menjadi lebih kaya lagi. Sungguh buku yang unik dan patut dibaca bagi mereka yang dahaga spiritual   Wiwid Prasetyo  Novelis muda dan pengarang buku-buku best seller Luar Biasa! Alur cerita yang sangat menarik dengan pesan yang cerdas, lugas, dan berbobot. El-Salman penulis yang sangat berbakat yang mampu memadukan dakwah dan kisah cinta insan manusia dalam tulisan yang apik tanpa terkesan mendakwahi pembaca. Bravo!!!   Agus SOfyan, Ph.D Sekjen IMSA (Indonesian Muslim Society in America),  Dosen di BSC dan Technical college, Kentucy. Novel religi karya Elsalman Ayashi. Rz adalah novel yg membangun karakter wanita Islam yg kaffah, yg harus dibaca oleh para kaum hawa agar terinspirasi menjadi wanita yg berkepribadian kuat, yang tidak hanya memandang cinta dari segi materi belaka.   Reni Desiana Anjanie. Guru muda dan penikmat sastra Islam bermutu Novel yang sangat inspiratif dan menyentuh hati. Perjuangan cinta tokoh utama dan keteguhannya dalam mewujudkan mahar cinta terindah menyadarkan kembali tiap pribadi, bahwa makna terdalam sebuah pernikahan adalah semata-mata untuk meraih ridha dan cinta-Nya.   Puspa Kirana Pengamat Sastra Modern Guratan pena El Salman mampu menggugah nurani agar bisa berjalan ke arah lebih baik. Sebuah pelajaran bagi lelaki dan perempuan agar tidak sembarangan dalam menentukan mahar, sebab mahar butuh konsekuensi. Saya rekomendasikan novel ini untuk kawula muda yang sedang berencana untuk menikah. Muhammad. B. Anggoro Wonosobo Penulis Novel Aku Mujahid Bukan Teroris

Kitab Al-Hikam : Petuah-Petuah Agung Sang Guru

Perjalanan jiwa seorang anak manusia dalam mencapai Sang Khalik bukanlah perjalanan mulus. Banyak duri menghadang di jalan yang berliku-liku. Tak hanya itu, hempasan badai juga siap melemparkan seorang salik (penempuh jalan) dari tujuan mulianya. Maka, hanya orang-orang yang berilmu dan berhati baja yang sanggup melewati jalan tersebut, mendaki sampai puncak kemenangan, menghadang Al-Haq Sang Pencipta. Mereka bergeming dari berbagai godaan di dunia, tak mau terjebak dalam kehidupan berbalut syahwat di alam fana.Untuk menuntun setiap salik agar tetap bertahan di jalan menuju Sang Khalik itu, ulama besar Syeikh Ibn 'illah menghadirkan KITAB AL-HIKAM ini. Dengan sandaran utama pada Al-Qur'an dan as-Sunnah, guru besar spiritualisme ini menyalakan pelita untuk menjadi penerang bagi setiap salik, menunjukkan segala aral yang ada di setiap kelokan jalan, agar kita semua selamat menempuhnya.***Syeikh Ibn 'Atha'illah as-Sakandari (w.1309 M) hidup di Mesir di masa kekuasaan Dinasti Mameluk. Ia lahir di kota Alexandria (Iskandariyah), lalu pindah ke Kairo. Di kota inilah ia menghabiskan hidupnya dengan mengajar fikih mazhab Maliki di berbagai lembaga intelektual, antara lain Masjid Al Azhar. Di waktu yang sama dia juga dikenal luas sebagai seorang master (syeikh) besar ketiga di lingkungan tarekat sufi Syadziliyah ini.Kitab Al-Hikam ini merupakan karya utama Ibn 'Atha'illah, yang sangat populer di Dunia Islam selama berabad-abad, sampai hari ini. Buku ini juga menjadi bacaan di hampir seluruh pesantren di Nusantara.