Ramadhan yang Kurindukan

Meski Ramadhan adalah bulan yang datang sekali dalam setahun, namun kualitas-kualitas yang terdapat di bulan mulia ini dapat kita undang di setiap waktu. Rindukanlah Ramadhan dan peliharalah semangatnya agar bisa sama dengan apa yang kita visualisasikan dalam pikiran, sikap, dan tindakan kita. Sadarilah bahwa, setiap kali Ramadhan datang, selalu ada nuansa kebeningan dan kedamaian yang berbeda, baik di masa lalu maupun di masa depan.Rasulullah saw. pernah berkata, Pada malam hari akhir Ramadhan, langit, bumi, dan para malaikat menangisi kemalangan umat Muhammad. Yakni kemalangan mereka yang melewatikan bulan itu sementara dosa-dosa mereka belum juga diampuni. Padahal, semestinya di bulan itu, shalat diterima, zakat diterima, amal salih memeroleh pahala berlipat ganda, hukuman ditangguhkan dan dosa diampuni. Sesungguhnya kitalah yang musti mencucurkan airmata, meraung dan menarik nafas panjang, karena kita berpisah dengan bulan yang diberkahi. Siapakah yang mampu mengatakan bahwa kita akan tetap hidup hingga mampu menyaksikan Ramadhan berikutnya?Berpuasalah sebelum Ramadhan tiba, berhari-rayalah sebelum Lebaran datang agar panggilan-panggilan kebaikan dapat menghebatkan dan menjadikan diri kita menjadi pribadi yang rindu dan tulus, setulus dan serindu-rindunya menanti Ramadhan hadir tepat di lorong mata hati kita.Seandainya umatku tahu tentang rahasia yang tersimpan di bilan Ramadhan, sungguh mereka akan sangat menginginkan sepanjang tahun menjadi Ramadhan ---Hadis Nabi saw.

Menjawab Dakwah Kaum Salafi (2013)

Jawaban Ilmiah terhadap Permahaman dan Cara Dakwah Kaum 'Salafi-Wahabi'Umat Islam di seantero dunia bberapa dekade belakangan ini begitu gencar digelinding oleh gerakan dakwah yang cenderung bersifat ekstrem bahkan sangat meresahkan, tidak terkecuali di Indonesia 'Aksi takfir (pengafiran), tasyrlik (pemusyrikan) maupun tabdil'(pembid'aham) boleh dikatakan paham yang lagi 'ngentren' dewasa ini.Fenomena ini nyatanya tidak hanya mengeroposi bingkai-bingkai ukhuwwah Islamiyah, namun telah sampai pada tataran merusak pondasi-pondasi agama yang telah menjadi konsensus bersama. Dan, kemajuan teknologi informasi makin mendorong meluasnya 'fatwa-fatwa' mereka laksana air terlepas dari salurannya. Kekacauan fatwa (faudha al-fataawa) pun tidak bisa terelakkan. Umat Islam pun kebingungan.Buku Menjawab Dakwah Kaum 'Salafi' ini merupakan salah satu buku intelektual yang representatif menjawab berbagai permasalahan terkait dengan pemahaman kaum yang menamakan diri Salafi itu. Mulai dari soal sunnah dan bid'ah, taklid, maulid Nabi, ziarah ke makam Rasulullah, tawasul, tabarruk hingga mengklaim kedua orangtua Rasulullah saw. sebagai ahli neraka.Buku yang memuat berbagai bantahan ilmiah dan rasional ini, ditulis langsung oleh Multi Agung Mesir, Prof. DR. Ali Jum'ah. Dengan demikian, buku ini sangat pantas untuk dibaca dalam rangka menjawab kegelisahan yang meruyak di tengah umat Islam dewasa ini.

Ustadz Seleb Bisnis Moral & Fatwa Online

Gelombang pasang globalisasi dan modernisasi menerjang dunia Islam dan 200 juta umat Muslim di Indonesia menghadapi itu dengan mengekspresikan keyakinannya dalam cara yang rumit (kalau tidak dapat disebut aneh bin ajaib). Di tengah situasi krisis yang dampaknya tidak juga hilang dan menaiknya kebobrokan akhlak yang begitu seronok dipertontonkan kekuasaan tumbuh gairah besar masyarakat Indonesia untuk mendapatkan kesalehan. Seketika dakwah dan bisnis pun jadi persis gigi dengan gusi, dekat sekali. Bisnis moral menjadi lahan perniagaan raksasa dengan konsumen yang selalu lapar dahaga santapan ruhani. Stasiun TV, radio berlomba-lomba mencomot para ustadz, kyai dan ulama seraya menyulapnya menjadi sosok yang sohor disebut Ustadz Seleb. Berbusana muslim jadi tren yang secara cepat menyambungkannya dengan industri mode seraya membawa perempuan-perempuan muslim tampil gaya dalam aneka ragam majalah tabloid glamor busana muslim.Namun, di balik keglamoran dan wajah menawan nan saleh itu Islam tampil kian agresif dan mendekatkan diri pada citra agama perang. Terlalu sering terlihat pengerahan massa Islam ke jalan-jalan berpawai, malah melaksanakan razia moral. Jihad menjadi kata ampuh yang menempatkan Indonesia wilayah Islam garis keras yang terkait dengan gerakan terorisme internasional. Tetapi surga bukan menjadi bayangan umat Islam yang di garis keras saja, juga umumnya di Indonesia sehingga meramaikan bisnis media alam akhirat. Cara beragama yang terkesan kaku pun berevolusi seiring kecanggihan teknologi dan muncullah layanan fatwa online, pemberian infaq via telepon selular dan layanan elektronik bank syariah, pengobatan medis secara Islam.Buku ini tidak hanya mencoba memaknai per?kembangan terkini dari sikap umat Islam Indonesia saat berinteraksi dengan dunia modal yang konsu?meristik dan kadang-kadang menggantikan ekspresi lain atau yang lebih tradisional dari keyakinan mereka. Lebih jauh meneliti beberapa dari ribuan cara dimana Islam diekspresikan dalam kehidupan kontemporer dan politik Indonesia.