Kisah Nabi Yusuf sangat populer dalam agama-agama samawi sebelum Islam. Islam sendiri mengisahkannya secara lengkap dan detail dalam satu surah al-Quran, yakni surah Yusuf, surah ke-12. Berbeda dengan kisah-kisah para nabi dan rasul lain yang bertebaran dan terpencar-pencar di berbagai surah. Tak ada kisah nabi dan rasul yang selengkap dan sedetail kisah Yusuf.Buku ini bukan sekadar menggambarkan biografi Yusuf baik dari segi fisik sebagai manusia paling tampan pada masanya, maupun dari segi kecerdasan sebagai ahli takwil dan ahli tata kelola ekonomi yang mampu membawa Mesir melewati masa krisis pangan selama tujuh tahun. Buku ini juga menyingkap sisi-sisi lain yang menakjubkan dari kisahnya, berdasarkan pilihan diksi dan redaksi yang digunakan oleh al-Quran atau gaya bahasa.Ditulis mengikuti urutan ayat yang merupakan kronologi kisah, satu persatu ayat dikupas dari berbagai sisi dan dijelaskan beragam tafsirnya dari para ahli tafsir klasik kondang. Kemudian, dikupas secara kritis dan mendalam dengan argumen-argumen yang kuat, hingga disimpulkan suatu tafsir yang sahih dan layak dengan marwah para nabi dan rasul untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia demi kemaslahatan mereka.
Andalusiasekarang Spanyol dan Portugalpernah menjadi mercusuarperadaban Islam di Eropa. Keagungan dan kemajuannya bahkan hampirsetara dengan pusat peradaban Islam di Damaskus (Daulah Umayyah)dan di Baghdad (Daulah Abbasiyyah). Tak hanya dari aspek fisik berupaarsitektur bangunan dan tata kota, tetapi juga dari aspek ilmu pengetahuan,seni dan budaya, tata kelola masyarakat dan pemerintahan, organisasi militer,dan lainnya. Banyak buku tentang Andalusia pada era Islam. Namun, jarang sekali yangmengulas secara runut, detail, dan ilmiah, berdasarkan literatur muslim danEropa, bagaimana proses pembangunan peradaban itu dari titik awal hinggapuncak, kemudian runtuh. Buku ini mengungkap dan memaparkan bagaimanaproses-proses itu dimulai dari penaklukan muslim oleh Thariq bin Ziyad danMusa bin Nushair (92 H) hingga jatuhnya Granada (897 H) yang menandaiberakhirnya era peradaban Islam di Eropa.
Peradaban umat manusia seperti sebuah roda yang berputar. Kemajuan adalah sebuah siklus―dari puncak ke penurunan dan kemudian, perlahan dan susah payah, kembali ke puncak―bukan jalur lurus dan menanjak sepanjang waktu. Setiap kerajaan berumur panjang memiliki suksesi zaman keemasan dan kegelapan; dan berkali-kali peradaban manusia telah menciptakan pemerintahan luar biasa yang dalam beberapa abad hancur menjadi debu.Namun, belum ada sejarawan yang membuat studi ilmiah tentang kekuatan kreatif yang mengangkat suatu bangsa ke puncak peradaban dan kekuatan destruktif yang menjatuhkan mereka. Padahal, fungsi terpenting sejarah adalah untuk mengajari kita cara sejati untuk mengangkat kehidupan ke tingkat yang lebih tinggi dan alasan utama mengapa pencapaian luar biasa pada suatu abad tenggelam dalam barbarisme pada abad berikutnya.Buku ini mengulas peradaban-peradaban dunia, mulai dari Mesir, Babilonia, Yunani, China, India, Andalusia, Roma, hingga Era Ilmu Pengetahuan yang sudah sampai pada puncak zaman keemasan, dan akhirnya jatuh pada kondisi yang kronis dan menyedihkan. Dengan memilih periode-periode peradaban yang dianggap paling cemerlang dan paling progresif, penulis menguraikan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan kemajuan dan yang menghambat dan menghancurkannya; dan secara khusus menyelidiki tentang kondisi keyakinan agama dan karakter moral dalam masing-masing periode tersebut.
Buku kumpulan kajian ini diberi judul Kalpalata. Data dan Interpretasi Arkeologi, berisi tujuh karya yang terbagi dalam tema arsitektur kuna (tentang candi dan kelenteng), telaah prasasti sebagai artefak, telaah peralatan upacara agama Hindu-Buddha, dan penelusuran akar kebudayaan Indonesia pada masa Hindu-Buddha.Kalpalata adalah nama ragam hias yang seringkali dipahatkan sebagai orrwtfnen di candi-candi masa klasik tua abad ke-8-10M dan klasik muda abad ke-13-15. Bentuknya berupa tanaman menjalar, suluran yang berdaun, atau suluran tanpa daun melingkar-lingkar mengisi ruang kosong pada panil-panil dinding candi; ada juga yang keluar dari semacam periuk (kalasa) atau bonggol umbi yang dianggap sebagai rahim emas kehidupan manusia (hiranyagarbha). Dengan menggunakan judul kalpalata diharapkan karya-karya dalam buku ini dapat menjadi inspirasi bagi para meninat kajian yang sama, tergugah untuk menghasilkan karya-karya lain, dan ide tentang kajian dapat menjalar ke mana-mana bagikan tanaman kalpa yang melata.
Dikelilingi karangan bunga air di selat sempit Bosporus yang membelah Eropa dan Asia, Istanbul--sebelumnya dikenal dengan nama Konstantinopel--menjadi tempat tiada tara bagi pertukaran budaya, sejak awal masanya sebagai koloni Yunani Byzantium. Lebih dari dua puluh enam abad keberadaannya, kota ini selamat dari rangkaian bencana alam, malapetaka politik, penaklukan asing, dan gejolak dinasti. Kota ini mampu pula bertahan dari perubahan fantastis dalam agama, bahasa, status politik, dan nama. Dalam rentetan serangan gencar sang waktu, ruh dan karakter lokal yang menakjubkan tetap hidup: satu-satunya kota yang terletak di dua benua ini mampu mempertahankan daya tariknya yang eksotik serta atmosfer dan identitasnya yang unik.Selama lebih dari 2.000 tahun, para pelancong telah datang dan terpesona akan keajaiban, misteri, dan keagungan kota ini. Kini, untuk dapat merasakan indahnya Istanbul, Anda tak harus datang kesana, sebab buku ini menceritakan semuanya. Inilah kisah luar biasa tentang kota paling memesona di dunia, ibu kota tiga kekaisaran masyhur: Byzantium, Romawi, Usmani. Istanbul adalah kisah menakjubkan tentang kota legendaris ini, dan suasana kehidupan sehari-hari masyarakatnya, seremoni istana, hingga intrik politik para penguasa dari awal hingga sekarang.
Kubur Kalang terbuat dari papan batu.Jumlahnya banyak dan tersebar di daerah Bojonegoro, Jawa Timur, sehingga dapat disebut sebagai kompleks kubur atau nekropolis. Secara teoritis orang Kalang dan budayanya telah ada sejak masa prasejarah di Jawa, dan semakin dikenal pada zaman Hindu-Buddha, Mataram kuna, Majapahit, hingga zaman kesultanan Islam.Mereka bermukim di hutan-hutan. Pemimpin mereka disebut tuha Kalang, yang merupakan salah satu pejabat penting kerajaan sehingga sering disebut dalam prasasti penetapan desa sima 'desa bebas pajak' serta mendapat pasek-pasek 'hadiah' dari penduduk desa yang ditetapkan sebagai sima. Pada masa yang lebih kemudian, orang Kalang tetap dikenal dan tetap mengembara di hutan-hutan Pegunungan Kendeng Utara. Mereka dikenal sebagai ahli perundagian (pertukangan), perkayuan, penjelajah hutan, dan berusaha di bidang pengangkutan barang jarak jauh dengan menggunakan pedati yang dihela sapi. Pada babak terakhir masyarakat Kalang diminta oleh Kesultanan Mataram Islam untuk meninggalkan cara hidup mengembara di hutan dan harus bermasyarakat seperti umumnya orang Jawa.
Serat Yusup merupakan cerita gubahan sastra klasik Jawa yang bersumber pada Surah Yusuf al Quran, surah keduabelas, pangkal masalah ayat keempat yang menyebutkan tentang mimpi 'Yusuf ketika melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud kepada Yusup. Teks ditulis dalam bentuk tembang macapat, berbahasa Jawa. dengan huruf Jawa atau Pegon. Selain dalam khasanah naskah Jawa, teks Serat Yusup juga ditemukan di Lombok, Madura, dan beberapa daerah lain, yang secara keseluruhan berjumlah sekitar 1.000 buah. Di Jawa terdapat 67 naskah Serat Yusup, tersebar di koleksi-koleksi naskah Surakarta, Yogyakarta, dan Jakarta.Buku dengan judul Serat Yusup: Peranan. Fungsi, dan Manfaatnya ini menyajikan suntingan teks dengan kajian filologis berikut kajian mengenai peran, fungsi, dan manfaatnya dalam masyarakat Jawa, terutama yang berkait dengan upacara lingkaranhidup manusia (life cycle).
Buku ini mengisahkan mengenai tokoh-tokoh dunia yang selama kepemimpinan mereka menggunakan kekuasaan secara otoriter. Selain itu buku ini menjelaskan masa kecil para pemimpin diktator hingga masa mereka memimpin.Seperti Adolf Hitler, pada masa kepemimpinan meletuslah perang besar antara Jerman dengan Uni Soviet. Dengan peperangan tersebut, Jerman mampu menguasai sebagian wilayah yang ada di Uni Soviet. Penjajahan demi penjajahan dilakukan dan hampir menguasai semua kawasan di Eropa. Namun, seperti drama dalam kehidupan, sekuat apapun kekuatan yang dimiliki oleh setiap Negara, cepat atau lambat akan menemui masa keruntuhannya.Lalu, bagaimana dengan pemimpin yang otoriter lainnya di setiap berbagai Negara? Semua terangkum dalam buku ini.
Sigmund Freud sebagai bapak psikoanalisis telah memberikan pandangan baru dalam membaca ketidaksadaran. Ketidaksadaran sesungguhnya selalu berhubungan dengan kesadaran dalam cara yang kompleks. Bagaimana cara membaca ketidaksadaran? Apa pengaruhnya terhadap penyembuhan penyakit yang sifatnya traumatis? Freud menganalisanya melalui konsep seksualitas, memori dan interpretasi mimpi.Sementara itu Carl Jung melihat pentingnya arketif atau gambaran primordial yang berhubungan dengan tindakan manusia. Bagaimana cara kerja arketif dalam praktik kebudayaan, doktrin keagamaan, mimpi dan gambaran imaginatif di dalam benak seseorang?Pemikiran Sigmund Freud dan Carl Jung dalam bidang psikoanalisis memberikan pengaruh yang besar di berbagai bidang khususnya: sastra, agama, budaya, dan psikoterapi. Buku ini menjelaskan secara populer konsep ketidaksadaran oleh dua tokoh utama dalam bidang psikoanalisis. Wajib baca oleh masyarakat umum yang tertarik dengan bidang psikologi populer dan penikmat filsafat.
HINDU, YAHUDI, RU-KONGHUCU, ISLAM & NASRANI KAJIAN ANTROPOLOGI AGAMA DAN KESEHATAN DI BARUSBuku ini merupakan kajian antropologi mendalam perihal agama dan kesehatan masyarakat Barus. Tapanuli Tengah. Sumatra Utara Barus memang sudah sejak dulu terkenal dengan kapurnya. kapur barus. yang bisa digunakan untuk mengawetkan jenazah Alhasil. kapurnya itu telah menjadi komoditas utama yang diperdagangkan. Sesuai dengan judulnya, yakni Gerbang Agama-Agama Nusantara. Barus yang terletak di pantai barat Sumatra menjadi salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh para pedagang dan negeri lain seperti pedagang dari Cina dan Arab. Selain itu pelabuhan yang ada di Barus juga acapkali digunakan untuk transit. Akibatnya terjadiiah kontak sosial dan budaya antara masyarakat Barus dengan para pedagang dari seantero negeri.Kemudian buku ini juga memaparkan kehidupan masyarakai Barus sebelum dan setelah datangnya agama-agama di tanah Batak, pandangan hidup mereka, konsepsi mereka tentang kesehatan dan penyakit, beserta para penyembuh datu dengan ramuan tradisionalnya. Kajian ini menjadi penting karena kita bisa menelusuri bagaimana awal persentuhan budaya lokal dengan luar yang nantinya akan memiliki pengaruh kepada agama-agama yang dianut dan cikal bakal menyebamya agama- agama ke Nusantara ini. Melalui pelabuhan Baruslah agama-agama seperti Yahudi, Ru, Konghucu, Buddha, Hindu. Islam, dan Kristen menjejakkan kakinya periama kali di bumi pertiwi ini.Terlebih kajian ini juga bisa memberikan sebuah gambaran mengenai sistem pengobatan tradisional yang hidup dan dihidupi oleh masyarakat Barus melalui cara-cara mereka dalam meracik ramuan-ramuan tradisional. Ramuan ramuan tradisional mereka gunakan sebagai obat dan biasanya ramuan itu terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat, salah satu organ tubuh dari hewan, dan benda-benda lainnya yang dianggap memiliki nilai kesakralan yang tinggi. Buku ini menggambarkan konfrontasi dan akulturasi antara kebudayaan modern yang rasional dan khas Barat dengan kebudayaan tradisional setempat yang kaya akan unsur magis dan klenik khas timur.