The Golden Age Of History: Zaman Keemasan Peradaban

Peradaban umat manusia seperti sebuah roda yang berputar. Kemajuan adalah sebuah siklus―dari puncak ke penurunan dan kemudian, perlahan dan susah payah, kembali ke puncak―bukan jalur lurus dan menanjak sepanjang waktu. Setiap kerajaan berumur panjang memiliki suksesi zaman keemasan dan kegelapan; dan berkali-kali peradaban manusia telah menciptakan pemerintahan luar biasa yang dalam beberapa abad hancur menjadi debu.Namun, belum ada sejarawan yang membuat studi ilmiah tentang kekuatan kreatif yang mengangkat suatu bangsa ke puncak peradaban dan kekuatan destruktif yang menjatuhkan mereka. Padahal, fungsi terpenting sejarah adalah untuk mengajari kita cara sejati untuk mengangkat kehidupan ke tingkat yang lebih tinggi dan alasan utama mengapa pencapaian luar biasa pada suatu abad tenggelam dalam barbarisme pada abad berikutnya.Buku ini mengulas peradaban-peradaban dunia, mulai dari Mesir, Babilonia, Yunani, China, India, Andalusia, Roma, hingga Era Ilmu Pengetahuan yang sudah sampai pada puncak zaman keemasan, dan akhirnya jatuh pada kondisi yang kronis dan menyedihkan. Dengan memilih periode-periode peradaban yang dianggap paling cemerlang dan paling progresif, penulis menguraikan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan kemajuan dan yang menghambat dan menghancurkannya; dan secara khusus menyelidiki tentang kondisi keyakinan agama dan karakter moral dalam masing-masing periode tersebut.

Gerbang Agama-Agama Nusantara

HINDU, YAHUDI, RU-KONGHUCU, ISLAM & NASRANI KAJIAN ANTROPOLOGI AGAMA DAN KESEHATAN DI BARUSBuku ini merupakan kajian antropologi mendalam perihal agama dan kesehatan masyarakat Barus. Tapanuli Tengah. Sumatra Utara Barus memang sudah sejak dulu terkenal dengan kapurnya. kapur barus. yang bisa digunakan untuk mengawetkan jenazah Alhasil. kapurnya itu telah menjadi komoditas utama yang diperdagangkan. Sesuai dengan judulnya, yakni Gerbang Agama-Agama Nusantara. Barus yang terletak di pantai barat Sumatra menjadi salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh para pedagang dan negeri lain seperti pedagang dari Cina dan Arab. Selain itu pelabuhan yang ada di Barus juga acapkali digunakan untuk transit. Akibatnya terjadiiah kontak sosial dan budaya antara masyarakat Barus dengan para pedagang dari seantero negeri.Kemudian buku ini juga memaparkan kehidupan masyarakai Barus sebelum dan setelah datangnya agama-agama di tanah Batak, pandangan hidup mereka, konsepsi mereka tentang kesehatan dan penyakit, beserta para penyembuh datu dengan ramuan tradisionalnya. Kajian ini menjadi penting karena kita bisa menelusuri bagaimana awal persentuhan budaya lokal dengan luar yang nantinya akan memiliki pengaruh kepada agama-agama yang dianut dan cikal bakal menyebamya agama- agama ke Nusantara ini. Melalui pelabuhan Baruslah agama-agama seperti Yahudi, Ru, Konghucu, Buddha, Hindu. Islam, dan Kristen menjejakkan kakinya periama kali di bumi pertiwi ini.Terlebih kajian ini juga bisa memberikan sebuah gambaran mengenai sistem pengobatan tradisional yang hidup dan dihidupi oleh masyarakat Barus melalui cara-cara mereka dalam meracik ramuan-ramuan tradisional. Ramuan ramuan tradisional mereka gunakan sebagai obat dan biasanya ramuan itu terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat, salah satu organ tubuh dari hewan, dan benda-benda lainnya yang dianggap memiliki nilai kesakralan yang tinggi. Buku ini menggambarkan konfrontasi dan akulturasi antara kebudayaan modern yang rasional dan khas Barat dengan kebudayaan tradisional setempat yang kaya akan unsur magis dan klenik khas timur.