NOAH 6.903 Mil Versi REGULER

6.903 Mil berkisah tentang momen-momen penting konser NOAH di 2 benua 5 negara dalam 1 hari pada 16 September 2012. Sempat tertunda dua tahun karena Ariel harus mendekam di bui, konser ini menorehkan rekor Muri. Ketegangan dan kekonyolan berpilin menjadi satu narasi. Ditulis dengan gaya catatan harian, buku membawa pada suasana persiapan dan jalannya konser. Ketidakpastian izin Ariel karena masih berstatus bebas bersyarat, rumitnya mengurus vias di Australia, David yang mesti rajin minum obat, atau Ariel yang menolak memotong lagu di tengah konser adalah sebagian dari ilustrasi. 6.903 Mil mendedahkan semangat, keyakinan, dan kerja keras personel Noah dalam meraih mimpi.Jangan pernah berhenti untuk bermimpi, jangan pernah berhenti untuk berharap, jangan pernah berhenti untuk berusaha selama napas masih ada. Yang terjadi hari ini, rekor ini, tercipta bukan untuk kami, melainkan untuk Sahabat semua. Ariel Sukses konser di Jakarta merupakan bukti bagi suara-suara yang menyatakan Noah tidak bisa mengulang sukses Peterpan. Saya percaya bahwa jika Noah punya kepercayaan diri, kami bisa melakukan lebih dari yang pernah dicapai Peterpan. Uki Tur ke lima negara ibarat study tour di masa SMA, tapi kali ini ke luar negeri. Tentu exciting sekali. Semua merasa aman karena sekarang ada vokalisnya. Kalau kemarin pas konser Suara Lainnya, itu baru deg-degan karena nggak ada Ariel.  Lukman Sukses konser ini adalah kesempatan kedua yang dikasih sama Allah. Coba bayangin, kami pernah dihujat-hujat oleh masyarakat kecil sampai masyarakat atas. Benar, ini kesempatan yang diberikan oleh Allah.  Saya tidak tahu sampai kapan. Reza Dalam sepinya malam itu, tanpa voorijder, tanpa tepuk tangan di jalanan, nobody knows siapa yang ada di dalam mobil. Kami kembali menjadi orang biasa. David

Pengabdian Seorang Anak Desa - 75 Tahun Yuyun Wirasasmita

Keberhasilan-keberhasilan dan langkah-langkah positif yang pernah dilaksanakan oleh Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, MSc semasa menjabat Rektor UNPAD, perlu ditiru dan diteladani oleh generasi penerus...Prof. Dr. H. Maman P. RukmanaKesan serius sangat menonjol terpancar dari sika dan tindak tanduk Beliau, sehingga kami para mahasiswa segan untuk menyapa dan bertanyaSutyastie Soemitro RemiSaudara Yuyun merupakan pribadi intelektual yang tidak saja kompeten sebagai akademisi, tetapi juga mumpuni menjadi manajer profesional perguruan tinggi, yang tidak semua orang dapat berkarya rangkap selama hampir empat dasawarsa sebagai pejabat struktural (1962-1999) hanya diselang masa mengikuti program Doktor di Amerika Serikat dan diselesaikan di Belgia, justru saat masih menjabat sebagai Rektor UNPAD.H. Soeharsono SagirSelama di SMA itu, Pak Yuyun yang saya kenal adalah anak muda yang mempunyai talensi memimpin, Naluri kepemimpinannya itu ditempa oleh kegiatan Pak Yuyun dalam Pramuka, saat itu masih disebut Kepanduan Indonesia. Tidaklah mengherankan bila kemudian hari beliau tampil sebagai salah seorang Pemimpin Universitas PadjadjaranDrs. H. Hasan PoeradimadjaSaya mendapatkan beberapa kesan mengenal keperibadian beliau, yaitu tangguh dan tegar dalam menghadapi masalah-masalah, nampak jiwa kepemimpinan, kharismatis, tegas, konsisten dalam pendirian, proaktif, sistematis dalam mengemukakan pendapat. Analisis teknis dan akademisnya sangat tajam, sangat terbuka dan menyukai pihak lain, gigih dalam memperjuangkan pendapat, namun tunduk terhadap sesuatu yang telah diputuskan bersama.Prof. H. Sambas Wiradisuria, dr, sp, A, K.

Mari Bung Rebut Kembali - Surya Paloh 2010-2012

BUKU Mari Bung Rebut Kembali berisi 16 pidato Surya Paloh dalam berbagai acara dan kesempatan sejak ia mendeklarasikan Nasional Demokrat (Nasdem) tahun 2010 hingga 2012 saat organisasi kemasyarakatan itu berulang tahun yang pertama dan melahirkan embrio Partai Nasdem. Willy Aditya, sang editor, yang selalu mengkuti Surya Paloh ke mana pun pergi, menilai ada yang unik dengan pernyataan Surya Paloh ketika CEO Media Group itu berpidato. Surya Paloh sangat konsisten dengan semangat nasionalisme kebangsaannya. Seluruh pidatonya beraras pada mainstream spirit kebangsaan. Surya Paloh tidak pernah meninggalkan semangat kebangsaan dalam pidato-pidatonya. Sebagai seorang nasionalis, hal tersebut tentu adalah agenda utamanya. Sebagai orang pergerakan, dia tidak akan berhenti menyampaikan pikiran dan semangatnya lewat pidato-pidatonya, tulis Willy dalam pengantarnya di buku ini. Lazimnya, saat Surya Paloh akan berbicara dalam berbagai acara resmi, ada tim yang telah menyiapkan pidato tertulis (tentu setelah tim mendapat masukan dari Surya Paloh). Tapi, ketika yang bersangkutan ada di lapangan, praktis pidato yang telah disiapkan itu tak pernah dibaca. Surya Paloh pun berpidato dengan gaya khasnya, baik bahasa tubuh, maupun isi pidatonya. Lagi-lagi, pesan yang disampaikan sangat kental dengan semangat nasionalisme kebangsaan yang bersumber dari Pancasila yang baginya merupakan modal fundamental NKRI yang tak bisa ditawar-tawar dengan ideologi apa pun. Willy mencatat itu semua dengan jeli dan dijabarkan dalam kumpulan pidato yang terbagi dalam 16 bab. Disunting oleh Gantyo Koespradono, wartawan senior Media Indonesia, narasi kumpulan pidato itu terasa lebih hidup, seolah pembaca sedang menyimak Surya Paloh sedang berorasi di depan massa. Pada beberapa bagian, penyunting bahkan sengaja membiarkan istilah-istilah atau kata-kata tak lazim (menyalahi tata bahasa Indonesia) yang kerap diucapkan Surya Paloh. Di sinilah justru menariknya buku ini.   Buku Mari Bung Rebut Kembali tak ubahnya adalah  alat rekam abadi bagi pemikiran-pemikiran Surya Paloh, dan bisa menjadi sumbangsih dalam memajukan peradaban bangsa ini, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkali-kali disebut Surya Paloh sekarang ini dalam keadaan bahaya. Setelah Bung Karno, tidak ada tokoh di negeri ini yang mampu berpidato yang kontennya adalah perlawanan terhadap uaya menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa. Rupanya, sang pengganti Bung Karno telah lahir, yaitu Surya Paloh. Maka, tidaklah berlebihan jika Rachmawati, salah seorang putri Bung Karno berkata: Setiap Surya Paloh berpidato, saya seperti menyaksikan gelegar pidato-pidato Bung Karno. Karakter pidatonya selalu memberikan kelugasan dan ketegasan sikap terhadap masalah bangsa yang sedang kita hadapi.***

Marco van Basten : Era ac Milan dan Oranye

Marco van Basten adalah sebuah nama yang sudah tercatat dengan tinta emas di blantika sepakbola dunia.Popularitas Van Basten bukan karena perangai yang kontroversial, tapi oleh keteladanan gaya hidup dan sikap elegan. Ia menghadapi berbagai cobaan tanpa mengeluh dan mengemis. Van Basten adalah pejuang, dan ternyata menang.Kebintangan dan perjuangan itulah yang dituangkan oleh seorang Zeger van Herwaarden. Wartawan Belanda ini sudah lama mengikuti dan mencatat setiap perkembangan karir Van Basten.Cara Van Herwaarden bertutur sungguh lincah dan menarik. Karena itu, buku ini menjadi lebih enak untuk dinikmati. Tokoh Van Basten dilukiskan sebagaimana adanya tanpa bumbu berlebihan.Melalui buku ini semakin jelas bagaimana Van Basten menghadapi pergulatan batin dan jasmani. Talenta yang luar biasa terbungkus di dalam diri Van Basten, tapi di dalam tubuh itu sendiri terselip duri cedera akut yang setiap saat dapat mencabut prestasi yang tengah dititi.Van Basten adalah satu dari Trio Oranye bersama Ruud Gullit dan Frank Rijkaard yang melambungkan The Dream Team, ac Milan. Hebatnya, allenatore Arrigo Sacchi maupun Fabio Capello mampu menggali potensi trio ini.Pada akhirnya cedera tumit kanan Van Basten tak kuasa dikalahkan. Selamat tinggal gemerlap stadion. Dengan terpaksa rumput hijau ditinggalkan dengan hati pedih.Apakah Van Basten menghilang dan menjadi juragan susu? Tidak, sepakbola tetap mengalir dalam darah. Empat tokoh: Rinus Michels, Johan Cruyff, Sacchi dan Capello menjadi sumber inspirasi mendalami ilmu kepelatihan.Menjadi bintang lapangan dengan gelar Juara Piala Eropa 1988 sudah lewat. Apakah jabatan bondscoach Belanda dapat dijalankan lebih melebihi prestasi yang pernah disandang?Jika ingin lebih mengenal dan menyelami pola pikir Marco van Basten, buku ini wajib dibaca.Ian SitumorangPemimpin Redaksi Tabloid BOLA

Sri Hadiah Watie Bukan Perempuan Biasa

Seorang perempuan yang lahir di masa keprihatian zaman, harus berjuang menghadapi kesulitan hidup. Jerat kemiskinan telah menghempaskannya hampir di ujung tanduk harapan. Terlebih ketika harus memikul beban membantu membesarkan 9 adik-adiknya.Drama tragis hidupnya seperti baru dimulai, terutama ketika dia memutuskan untuk hijrah ke Ibukota. Menjadi single parent, hidup di emperan toko, menjadi seorang babu, pedagangan asongan, sampai menjadi pelatih dansa. Semua dijalaninya demi naluri yang paling dasar, yaitu bertahan hidup. Keterbatasan itulah yang kemudian membuatnya terus bangkit.Buku ini merekam jejak perjuangan hidup seorang perempuan yang berhasil meraih setiap mimpi dalam hidupnya. Dengan ulasannya yang detail mengenai sisi personalitas dan profesionalitasnya, buku ini tidak hanya mampu membangkitkan motivasi dan inspirasi, namun juga memperluas horizon. Apa yang dialami tokoh dalam buku ini bisa menjadi cermin bagi siapa pun yang ingin sukses dalam hidup. Dengan becermin pada perjalanan sukses hidupnya, akan memudahkan kita untuk memulai, tanpa perlu memulai dari nol.***Profesional, berkomitmen, integritas, dan dapat diandalkan- Marzuki Usman, mantan Menteri Era Gus DurShe is an impossible woman. The rising star in the insurance industy- Mr. Warner Bugl, Ex. Regional Director of Munich Re.Inggris punya wanita besi, Indonesia punya wanita baja. Dia adalah WAtie- Oloan Harapan, Komisaris Utama PT AskrindoDia adalah 'dedengkot' yang sampai saat ini tak ada tandingannya di bidang asuransi laut- H. Hotbonar Sinaga SE, CIIB, APAI, ChFC, CLU;Direktur Utama PT. Jamsostek.Belum ada figur yang menyamai Bu Watie. Dia tokoh dan 'grand master' Marine Insurance Indonesia- Ir. Muchtar Ali, Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).Dia adalah pribadi yang konsisten, memiliki dedikasi, dan loyalitas tinggi terhadap dunia asuransi dan pendidikan- Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE, Ketua AAMAL.Figur yang mampu memberikan terang bagi sesama. Bagaikan lilin kecil yang memberikan cahaya di sekitarnya- Suhardi Nicolaus, Ketua Komisi Diakon GKI Kepa Duri

Menjadi PNS di Usia Senja

Buku yang menggambarkan kegigihan seorang guru honorer dalam menyikapi ketidakpastian janji-janji birokrasi. Buku yang menggugah. Wajib dibaca para guru honorer yang bernasib sama. ?Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, anggota BSNPDengan kemampuan komunikasi yang dimilikinya sekarang ini, Qaimah memang ingin menunjukkan sisi lain dari kemampuannya itu, yaitu berkomunikasi melalui tulisan. Meskipun karyanya terbilang masih tahap ?mencoba?, namun kemampuan refleksi Qaimah dalam mengembangkan ide dasar tulisannya yang berasal dari pengalamannya ini cukup baik. Ini terlihat dari cara penulis yang ingin menunjukkan bagaimana menjadi guru yang baik, bukan sekadar profesi sampingan tetapi sebagai alat mengabdi kepada Allah, Bangsa dan Negara.? ?Fuad Fachruddin, PhD, Direktur Eksekutif INSEP?Inspiring experience. Sebuah buku berharga yang patut dijadikan cermin bagi setiap guru yang ingin mengembangkan kemampuan menulis dalam rangka meningkatkan kapasitas akademis seorang guru.??Dr. Khoirudin Bashori, Rektor UMY***** Menjadi PNS di Usia Senja adalah catatan perjalanan panjang seorang guru sekolah dasar, sejak menjadi guru honorer hingga sekitar 15 tahun kemudian diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Dalam kurun waktu lebih dari satu dekade tersebut Qaimah, sang guru sekolah dasar, telah mengalami berbagai pengalaman menarik selama menggeluti profesi ini. Duka, gembira, susah, senang, semua menjadi pengalaman yang senantiasa memberi hikmah dan pelajaran di dalamnya.Selain membagi pengalamannya dalam mengajar, Qaimah juga memaparkan beberapa pendapat dan pemikiran pribadinya dalam hal pendidikan, khususnya pendidikan untuk tingkat sekolah dasar. Ini mencakup bagaimana menyuguhkan metode pengajaran dan atau pembelajaran kepada anak didik di dalam kelas. Dengan bahasa tutur yang lugas dan mengalir, ia tidak hanya membagi pengalaman dan pelajaran yang didapatnya selama ini, tetapi juga menularkan semangat berkobar kepada sesama guru untuk tetap maju dan berkarya semakin baik di bidangnya: mengajar.***** Dra. Hj. Qaimah Umar adalah guru pada SDN Harapan Baru IV, Bekasi Utara. Perempuan kelahiran 8 September 1966 di desa Tegalinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali ini menamatkan pendidikan sarjananya pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Bandung tahun 1991. Ia bekerja sebagai guru honorer selama 15 tahun dan diangkat menjadi PNS pada 2007, dan telah aktif mengikuti serangkaian seminar serta pelatihan active learning dan effective school management yang diselenggarakan oleh INSEP dan Sekolah Madania Jakarta.

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?