Sesaat di keabadian (Edisi TTD)

Novel kedua Mezty Mez ini merupakan kelanjutan dari novel Hai Luka, di mana kisah cinta antara Rena,Dante, dan Alex masuk ke dalam babak baru hidup mereka.Blurb Sesaat di Keabadian:Ini tentang seseorang yang istimewa di hatiku; seseorang yang tak bisa aku lupakan meski telah lamapergi. Ini juga tentang seseorang yang mampu membahagiakanku; seseorang yang tak bisa aku tinggalkandi babak kehidupan selanjutnya. Mungkin ceritaku ini sedikit berlebihan, tapi aku jujur menuliskannya.Bukankah tak ada yang lebih indah dari saling mencintai?Aku bisa jadi salah seorang perempuan yang beruntung di bumi ini, mungkin saja. Tapi tanpa mereka?Entahlah bagaimana aku jadinya.Apakah kamu tahu takdir tentang cinta yang paling menyakitkan itu apa? Jawabannya adalah kamu tidakingin orang-orang yang mencintaimu patah hati lalu terluka.Kamu tak perlu setuju dengan jawabanku, karena cinta punya bahasanya sendiri. Percayalah, apa yangaku alami jauh lebih buruk dari sekadar patah hati. Sampai di sini, maukah kamu mendengar ceritakuselanjutnya?Berawal dari kariernya sebagai DJ dan artis yang tergabung dalam grup 7icons. Meistika Senichaksanayang biasa dipanggil Mezty Mez. Kini berhasil dikenal sebagai seorang penulis novel. Debut novelpertamanya yang berjudul Hai, Luka terbitan EnterMedia pada tahun 2014 telah menuai sukses sebagaiawal karier kepenulisannya. Tercatat novel tersebut sudah memasuki cetakan kedua di tahun 2014 dansudah lebih dari 6000eks terjual sampai dengan tahun 2015.Meski masih sibuk dengan dunia entertain yang membesarkan namanya, ia masih sempat meluangkanwaktu untuk menulis sequel kedua dari novel Hai, Luka yang berjudul Sesaat di Keabadian. Di novelkeduanya ini, ia kembali mengajak para pembaca setianya untuk menyelami kehidupan cinta dari tigatokoh utama; Dante, Alex, dan Rena. Di dalam novel itu pembaca akan kembali merasakan manis danpahitnya cinta dari konflik ketiga tokoh yang Mezty hadirkan lewat tutur ceritanya.Mezty Mez bisa disapa melalui lini masa Twitter @OnlyMezty dan Instagram: meztymezMengenai buku Hai, Luka Merupakan buku pertama Mezty Mez. Pertama terbit pada bulan Juli 2014, terjual lebih dari 3.000 eksemplar pada 6 bulan pertama terbit (rata-rata 500 eksemplar per bulan). Merupakan salah satu bukubest seller penerbit Entermedia. Kini, buku Hai, Luka masuk cetakan kedua (4.000 eksemplar per cetak).

Sebuah Wilayah Yang Tidak Ada Di Google Earth

Bacaan yang memikat. Bagaimana kemampuan penulis menggarap detail, kesabarannya menelusuri jejak-jejak masa lalu secara rinci, juga ketelatenannya menyingkap hal-hal samar dan tersembunyi kemudian menghadirkannya dalam napas kekinian. Itulah memang tantangan utama bagi siapapun yang menggarap keunikan lokalitas sebagai tema. Lewat novel ini Pandu Hamzah mengolah lokalitas dengan segala problematika serta kerumitannya dalam sebuah narasi panjang yang terjaga dan enak dibaca. Pada konteks dimana banyak perusahaan asing mengincar potensi geothermal Gunung Ciremai, bisa jadi inilah perlawanan budaya yang dilakukan penulis terhadap kekuatan yang bukan saja datangdari luar namun juga dari dalam lingkungan sendiri. Acep Zamzam Noor, PenyairMelalui perspektif Ulu-Ulu, Gadis Ajag, juga Bocah Hitam difable, memori kolektif purba masyarakat lereng Gunung Ciremai mengenai alamnya yang secara akademis sangat rumit dan kompleks untuk diurai, dihadirkan dalam novel ini menjadi sebuah dongeng sederhana, lembut, cerdas dan menggetarkan. Novel ini adalah sebuah oposisi tak tertaklukkan bagi persekongkolan keserakahan penguasa dan pengusaha asing yang secara prinsip ekonomi tumbuh dari pendekatan malthusianisme.Okki Satrio Djatti,Aktivis; organisations rakyat dalam mengkritisi eksploitasi geothermal oleh perusahaan asing di Gunung Ciremai.Novel dengan stamina imajinasi di atas rata-rata. Meski pola narasinya tenang tidak neko-neko, namun bisa membetot kita pada pusaran imajinasi yang menghanyutkan. Pandu Hamzah telah memberi sumbangan berarti bagi sempitnya wilayah tematik sastra Indonesia yang belakangan ini cenderung diisi dengan keseragaman tema. Resti Nurfaidah Peneliti bahasa dan sastra, Balai Bahasa BandungDalam proses penggarapan film dokumenter tentang Ciremai, saya heran mengapa Chevron sampai kemudian mundur dari Ciremai, mengapa yang dulunya mengatakan ada potensi geothermal besar justru belakangan mengatakan potensinya kecil.Novel ini secara tidak langsung memberi saya jawaban meskipun samar: bahwa alam punya para 'avatar' sendiri dalam menentang keserakahan manusia yang eksploitatif.Kuswara Sastra Permana,Sineas. sutradara film Bait 'Surau'

Refi- AI Agent
Halo Kak! Ada yang bisa saya bantu?