Dalam sejarah kehidupan di dunia, benda mati hampir selalu tidak dihiraukan. Tidak ada yang mau repot-repot memikirkan perasaaan benda mati, apalagi memerhatikan kebutuhannya. Kau bahkan tak pernah tahu kan, bahwa maneken bernama Claudy---yang bekerja keras di etalase terdepan toko busana Medilan Shakespeare---mempunyai perasaan. Mimpi-mimpinya dilambungkan untuk kemudian dihempaskan lagihingga hanya bisa bergantung pada nasib dan keajabiban. Ya, keajaiban.Novel ini akan membuka mata hatimu dengan menempatkanmu pada posisi benda mati yang tak dhiraukan, meski sedang berjuang mati-matian untuk mencapai mimpi-mimpi. Kau akan melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan semoga itu akan membuatmu semakin mengerti, betapa kami, aku dan Claudy, iri kepada kalian.Padahal bersajak sepenggal pun sudah, namun ternyata SJ Munkian dalam Maneken mampu meramu ratusan halaman puitik. Setiap kata dalam novel Maneken ini seakan dipilih dengan kesadaran penuh akan rimanya, maknanya, filosofinya, dan kritiknya. Sebuah novel yang riuh dalam kesenyapan. - Tasare GK, penulis novel Nibiru dan Kesatria AtlantisManis! Filosofi cinta yang dalam, namun legit dikunyah pembaca. Saya ingin membacanya lagi dan lagi.Sintu Yudisia, penulis novel The Road to The Empire, Ketua Umum FLP 2013-2017
Refer back this link and get bonus points
Get a bonus of 500 points for new customers just by logging in to Google