Roti Tak Beragi

SEBUAH KISAH NYATA YANG DAHSYAT! Jika ada kutuk yang pernah berlangsung turun temurun dalam keluarga Anda, kutuk-kutuk itu akan dipatahkan ketika Anda menerima Tuhan Yesus dan hidup di dalam-Nya. Buku ini menceritakan pengalaman-pengalaman luar biasa dan mukjizat demi mukjizat yang dialami oleh keluarga Elsen Tan. Dari keadaan terpuruk hingga kini menjadi berkat bagi banyak orang. Masa-masa makan sepiring berdua, kelahiran Jesslyn, memenangkan undian sebuah bank terkemuka selama tiga tahun berturut-turut, rahasia kesuksesan Jesslyn K Cakes, mimpi dan penglihatan yang tergenapi, sampai panggilan Tuhan kepada mereka untuk menjadi berkat melalui Sejahtera Ministry. Anda akan mendapat inspirasi, impartasi, dan motivasi dari pengalaman mereka yang dituangkan dalam buku ini: Bayang-Bayang Kutuk 55 Tahun Masa Terpuruk Telah Kualami Suara Tuhan yang Pertama Kali Kudengar Banyak Pengalaman Ajaib Bersama Tuhanku Mukjizat Jesslyn K Cakes Menarik Perhatian Franchisee dan Investor Menguji Mimpi dan Penglihatan Pengusaha Jadi Pendeta Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya ?mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat! (Hagai 2:19-20). Pdt Elsen Tan dan istrinya, Aing, adalah pendiri Jesslyn K Cakes yang kini melayani sebagai Ketua Umum Sinode Gereja Sejahtera Indonesia. Mereka juga terpanggil untuk menjadi berkat bagi bangsa melalui Sejahtera Ministry.

Bagaimana Sufisme Menjelaskan Evolusi Makhluk Hidup

Perdebatan tentang teori evolusi, yang didengungkan Charles Darwin, antara kalangan evolusionis dan religius masih berkepanjangan hingga saat ini, karena teori evolusi telah menyinggung masalah penciptaan dan diusung oleh kalangan atheis. Oleh Harun Yahya, seorang cendekiawan muslim dari Turki, teori evolusi tersebut argumennya membantah habis teori evolusi tersebut.Dalam dunia Islam, khususnya pada abad pertengahan (abad 9 s/d 15 Masehi). Kalangan ilmuwan muslim banya yang berpandangan evolusionis. Bahkan ajaran evolusi ini diajarkan di sekolah-sekolah. Bahkan, seorang sufisme dari Turki yang hidup pada abad 12M yangn bernama Jalalluddin Rumi memiliki syair yang berpandangan evolusionis yang sangat indah dan terkenal. Suatu ironi, bahwa di abad 21 ini, di Indonesia ada usulan untuk menghapus teori evolusi tersebut dalam dunia pendidikan.Dalam perdebatan antara pendukung dan penolak teori evolusi tersebut seringkali tidak membahas masalah penciptaan sendiri. Oleh karena itu, buku ini bercerita tidak sekedar hanya bertujuan mencari kesesuaian teori evolusi dengan pandangan Islam. Tetapi, lebih mengkritisi argumen penciptaan ala Harun Yahya tersebut, karena pandangan beliau secara tak sadar sesungguhnya dapat meruntuhkan ke-universal-an sifat Ilahiyah.Buku ini mencoba menafsirkan kembali arti penciptaan, khususnya melalui pandangan sufisme. Ternyata, teori evolusi dapat menafsirkan penciptaan yang lebih tinggi dan universal dan juga memiliki kearifan yang sama dengan kearifan sufisme. Bahkan sebaliknya, teori evolusi ini dapat memberikan alasan-alasan rasional bagi pandangan sufisme tersebut.