Abdullah bin Mas'ud adalah seorang pengembala kambing yang sangat bertanggung jawab akan binatang gembalanya. Ia mendapatkan kedudukan terhormat di sisi Nabi berkat keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ia menjadi pusat kebencian kaum Quraisy karena keberaniannya membaca ayat Al Quran di hadapan majelis kaum Quraisy dengan lantang. Dalam Perang Badar, Abdullah bin Mas'ud berjasa karena berhasil memenggal kepala Abu Jahal, musuh kaum muslim terbesar.Selain jasanya di arena pertempuran, Abdullah bin Mas'ud juga terkenal memiliki suara yang paling merdu ketika membacakan ayat-ayat suci Al Quran. Ada satu riwayat menerangkan, jika sedang membaca Al Quran, malaikat turun untuk mendengarkan suara beliau.
Abdullah bin Umar atau Ibnu Umar adalah orang yang selalu memegang teguh prinsip hidupnya. Pada saat pepecahan di kaum muslim, ia adalah orang yang tidak memihak golongan manapun. Semua yang ia lakukan senantiasa dikerjakan dengan penuh ketawakalan. Lidahnya yang terlatih baik oleh bimbingan Nabi dan ayahnya Umar, menjadikan ia sahabat Nabi yang tiada cela.Kepribadian Abdullah bin Umar keras dan teguh dalam memegang amanah. Tangan dah hatinya lepas dari perbuatan tercela. Ia bagaikan sebuah gunung mulia yang berisi permata hikmah serta kebijaksanaan.
Kekejaman dan kekejian bangsa Quarisy terhadap orang-orang Islam yang telah mengikrarkan syahadat, sangatlah tidak berperikemanusian. Tindakan ini pula yang kerapkali mendera sahabat Bilal bin Rabah, seorang budak suku Habsyi. Puncak penyiksaan terhadap Bilal oleh kaum kafir Quraish adalah tatkala ia ditindih batu besar di tengah gurun pasir dan tubuhnya diseret sampai jauh. Tapi, di hati Bilal hanya ada Allah. Dalam masa kenabian, Bilal terkenal sebagai seorang muadzin yang mengumandangkan azan setiap tiba waktu shalat. Selain tentang Bilal, dalam buku ini dikupas pula tentang masuk Islamnya Abu Bakar dan Raja Habib bin Malik, berkobarnya Perang Badar, serta mukjizat Nabi membelah bulan.Buku ini secara lengkap mengisahkan pula tenang Bilal yang terlahir sebagai budak, masa pembebasan Bilal dari perbudakan, kehidupan Bilal di masa Raja Habib bin Malik, keterlibatan Bilal dalam Perang Badar, sampai wafatnya Bilal menghadap Allah SWT.
Berbahagialah Nabi Muhammad Saw. karena beliau dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang keimanan dan ketaqwaannya sangat kuat. Salah satu sahabat beliau yang memiliki pengetahuan agama yang luas, khususnya dalam ilmu fiqih ialah Muadz bin Jabal. Pemahaman dan kecerdasan Muadz dalam ilmu agama menyerupai Umar bin Khatab dan cara beribadahnya menyerupai Nabi Ibrahim as. Semoga Allah merahmati Muadz bin Jabal.Di dalam buku ini pun dikisahkan tentang lingkungan yang penuh konflik dan penderitaan pada saat Muadz bin Jabal lahir, ketekunan Muadz dalam menguasai ilmu Fiqih, kehdupan Muadz yang akrab dengan masyarakat, sikap lapang dada, serta keterlibatan Muadz dalam Perang Hunain sampai wafatnya Muadz.
Jafar bin Abi Thalib adalah saudara Nabi yang dikaruniai kelebihan dalam hal berbicara dan bertutur pikiran. Tanya jawab antara kaisar Negus dan Jafar bin Abi Thalib merupakan jembatan penentu apakah kaum muslim berhak menetap di Abbesenia atau kembali pulang ke Mekah dan kembali menerima siksaan dan hinaan kaum Quraisy.Jafar bin Abi Thalib merindukan kematian sebagai syuhada. Arwahnya resah hendak kembali ke pangkuan ilahi Rabbi. Pada saat perang Mu'tah, Jafar bin Abi Thalib gugur sebagai syuhada. Kini arwahnya telah tenang dan tenteram menetap di perkampungan surga bersama para syuhada lain yang juga gugur dalam memperjuangkan syair Islam.
Imran bin Hushain bagaikan pelita yang tak pernah kehabisan minyak. Jika tengah melaksanakan ibadah, ia bagaikan ke dalam lipatan bumi yang sunyi. Dirinya seolah-olah dalam gumpalan cahaya kesucian Illahi Rabbi. Akibat kemantapan dan kezuhudannya, jiwanya bagaikan terbang menghadap Allah. Ia bagaikan malaikat yang hidup di lingkungan malaikat.Cara beribadah Imran bin Hushain kepada Allah SWT telah mencapai tingkat tinggi. Ketika beribadah, ia seperti mampu mematikan seluruh indranya. Ia telah mampu menembus dinding penutup yang memisahkan antara dunia dan akhirat. Baginya hidup hanya sebagian kecil dari tugas manusia di atas dunia fana ini. Oleh sebab itu, hatinya dihadapkan kepada ajaran agama dan kebesaran Allah SWT.
Di hadapan Allah SWT, seorang budak ataupun bangsawan tidaklah jadi pertimbangan. tetapi, keshalehanlah yang menjadi penilaian utama. Khabab bin Arats juga tadinya adalah seorang budak yang kemudian oleh Allah diberi hidayah sehingga ia muslim yang taat.Ia juga seorang pandai besi yang andal. Khabab merupakan salah seorang sahabat Nabi yang setia. Pada awal-awal masa keislamannya, Khabab juga pernah menerima perlakuan keji kaum kafir Quraisy. Tetapi, keimanan pula yang telah menyelamatkan jiwanya dari kemusyrikan.
Mush'ab bin Umair adalah pemuda tampan, penuh dengan semangat kemudaan yang bergelora. Pribadi Mush'ab bin Umair tampak berkilau di antara bayangan pribadi para pemuda lainnya yang ada di Mekah. Selain tampan, namanya paling harum berkat keluhuran kepribadiannya yangbaik dan terpuji.Mush'ab bin Umair adalah sahabat Nabi yang masuk Islam pada golongan pertama. Dia adalah anak orang kaya yang sangat disayangi dan dimanja oleh keluargannya. Demi ketauhidan yang diyakininya, ia rela meninggalkan semua kesenangan serta kemewahan hidup yang selama ini diperoleh dari orang tuanya. Kesetiaannya kepada Islam dan Nabi ditunjukkan dalam perang sebagai syuhada. Ia gugur bersamaan dengan paman Nabi yang bernama Hamzah.
Abdullah bin Zubair adalah putra Asma binti Abu Bakar Siddiq sahabat Rasulullah. Dalam usia 17 tahun, Abdullah telah mengikuti peperangan yang terbesar di Afrika. Ketaqwaan serta kesalehannya mengangkat dia ke tempat terhormat di samping Rasulullah dan sahabat lain.Abdulullah bin Zubair adalah seorang khalifah yang paling tinggi kemampuannya dalam politik. Ia cerdik seperti seekor kancil dan berani bagaikan singa. Pada pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, ia menjadi penghalang yang sulit untuk ditaklukkan. Abdul Malik bin Marwan memilih Hajaj bin Traqif, manusia paling keji dalam membunuh musuhnya, untuk menghancurkan pengaruh Abdullah bin Zubair yang pada saat itu menjadi Amirul Mu'minin.
Uwaimir bin Malik Al Khazraj atau Abu Darda adalah seorang pedagang yang sukses. Sebelum masuk Islam, Abu Darda adalah penyembah berhala yang sangat taat. Setelah ia masuk Islam, hampir tak ada waktu baginya selain untuk menyembah Allah SWT. Pengetahuan yang telah ia gali dari ayat-ayat Al Quran membawanya menjadi seorang ulama. Ia berusaha denan sekuat tenaga untuk menyebarkan syiar Islam.Abu Darda melangkah terus menguakkan masa kebodohan dengan keimanan dan ketaqwaan sampai akhirnya mampu menapai tingkat ulama besar di zaman Rasulullah Saw.banyak suri tauladan yang ditinggalkan untuk bekal hidup umat manusia agar langkahnya tidak terlempar ke dalam lembah kehinaan. Baginya dunia dan harta kekayaan hanya menghambat pengabdiannya kepada Allah SWT.
Abu Musa Al Asy'ari sebelum masuk Islam, ia bernama Abdullah bin Qais. Ia temasuk prajurit Islam yang gagah berani, cerdas, ahli hukum, dan penuh keikhlasan. Suaranya yang merdu bagaikan seruling melantunkan ayat demi ayat suci AL Qur'an yang dibacanya mampu menggetarkan hati siapa saja yang sempat mendengarnya.Ketaqwaan sera keimanannya menjadi satu dalam jiwa yang saleh dan zuhud. Pengetahuannya di dalam bidang agama cukup dalam. Pengorbanan serta perjuangannya dalam sejarah Islam patut dikenang dan dihargai.
Abdullah ibnu Rawahah adalah orang yang paling waspada dan jeli untuk mengawasi gerak-gerik munafik pada masanya. Selain itu, ia memiliki bakat tulis-menulis serta menciptakan syair. Susunan kata serta untaian kalimat yang disusunnya selalu berisikan syair-syair yang menggambarkan keagungan dan kebesaran Allah SWT. Hidupnya diabadikan hanya untuk memuja keagungan Allah SWT.Keahlian Abdullah ibnu Rawahah dalam menulis syiar dibaktikan untuk kebesaran panji-panji Islam yang dibawa Muhammad Saw. Akan tetapi, pada saat peperangan memanggil dirinya untuk ikut mempertahankan agama, ia tidak berpangku tangan. Abdullah ikut terjun dalam kancah peperangan yang dipimpin melawan musuh sangat memukau.
Qais bin Sa'ad tampaknya ditakdirkan untuk menjadi seorang dermawan yang alim, setia atau loyal pada Rasulullah sebagai pemimpin, serta ahli strategi perang ulung. Di manapun ia berada akan selalu berusaha menegakkan keadilan dan kebenaran. Bahkan, ketika kekuasaan kekhalifahan berpindah dari tangan Hasan bin Ali kepada Muawiyyah, Qais mengambil langkah yang tegas, yaitu mundur dari panggung politik karena dalam pandangan beliau, kepemimpinan Muawiyyah sudah melenceng dari kebenaran Islam. Inilah sebagian kisah Qais bin Sa'ad yang diuraikan dalam buku ini. Selain itu, diuraikan pula tentang masa kanak-kanak Qais sampai terjungkalnya ke-khalifah Hasan bin Ali.Di dalam buku ini pun dikisahkan tentang kehidupan keluarga Sa'ad yang menderita padahal beliau adalah putra Pemuka Suku Khazraj, kecerdikan dan kedermawan Sa'ad, keberanian Qais, Qais menjadi Gubernur Mesir, keterlibatan Qais dalam Perang Siffin, dan kesetiaan Qais pada Hasan bin Ali.
Dalam sehari semalam, minimal lima kali kita menghadap ke Qiblat di dalam shalat. Urusan sehari-hari kita pun tak pernah lepas dari Qiblat; berdoa, menyembelih binatang, membaca Al-Qur'an, hingga urusan buang air di toilet. Bahkan ketika kita wafat nanti, pun mayat kita akan dihadapkan ke Qiblat.Demikian pentingnya Qiblat, begitu mulianya. Namun, adakah kita pernah berpikir untuk memahami lebih jauh arah yang demikian penting ini?Buku ini dapat menemani Anda menggali pemahaman yang lebih utuh tentang Qiblat: mulai dari Sejarah Qiblat, Kisah Perubahan Arah Qiblat, Hukum Syari'at Menghadap Qiblat berikut hikmah yang terkandung di dalamnya, Fatwa-Fatwa Kontemporer tentang Qiblat, hingga cara sederhana menghitung dan meluruskan Qiblat Anda.Dengan rumus-rumus dan contoh aplikatifnya yang demikian simpel, Anda bahkan hanya membutuhkan sebuah kalkulator untuk mencari ketepatan arah shalat Anda.
Meskipun studi keislaman terutama studi Al-Qur'an telah banyak dilakukan oleh para sarjana luar dan dalam negeri, dengan menggunakan ragam teori dan dengan fokus kajiannya masing-masing seiring dengan perkembangan keilmuan kontemporer, karya ini tetap layak diapresiasi karena ia berusaha menghadirkan cara pendekatan yang berbeda terhadap Al-Qur'an, dan dengan kemasan sistematika penulisan yang mudah dicerna dan dipahami.Sebagai buku pengantar akademik, penulis berusaha memetakan teori dan pendekatan penafsiran yang biasa dikenal dengan metode hermeneutika. Di sini penulis memperkenalkan empat pendekatan hermeneutik dalam menafsirkan dan memahami Al-Qur'an, yaitu pendekatan dogmatis, pendekatan eklektik, pendekatan sekuler-dikotomik, dan pendekatan fenomenologis-posmodernis. Meskipun keempat pendekatan tersebut tampak berseberangan dalam cara kerjanya dan terkesan tidak bersentuhan, sebenarnya keempatnya dapat dilakukan secara beriringan guna menghasilkan pemahaman yang komprehensif. Atau, biasa kita sebut sebagai multi-pendekatan. Di sini ijtihad penulis cukup pantas diapresiasi dalam upaya kemungkinan menghadirkan multi-pendekatan secara bersamaan, yang disertai dengan contoh-contoh aplikasinya dalam penafsirannya terhadap Al-Qur'an.Buku ini adalah pengenalan awal terhadap studi keislaman, terutama Al-Qur'an. Oleh karena itu, buku ini diperuntukkan bagi mahasiswa/i ataupun pelajar yang konsen terhadap studi penafsiran Al-Qur'an, dan juga bagi para pemerhati kajian Al-Qur'an dan khalayak pada umumnya.
Ada ungkapan bahwa sehat itu mahal. Dengan kesehatan, manusia dapat melakukan beragam aktivitas. Akan tetapi, manusia kerap kali lupa pada nikmat sehat yang diberikan Allah SWT. Mereka jauh dari-Nya pada saat sehat, tetapi baru tersadar pada-Nya saat penyakit menimpa dirinya. Sangat jarang manusia yang tidak pernah sakit selama hidupnya. Penyakit yang diderita setiap orang berbeda-beda. Ada penyakit berkategori ringan, sedang, atau penyakit berat yang sulit disembuhkan, bahkan sampai seseorang menemui ajalnya.Pada dasarnya, tidak ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan di dunia ini. Apa saja sebenarnya penyakit-penyakit yang pernah muncul semasa Rasulullah? Bagaimana ketabiban saat itu? Apakah dunia pengobatan dan ketabiban masa Rasulullah sama dengan dunia kedokteran modern dan cara-cara pengobatan alternatif yang berkembang pesat dewasa ini? Bagiamana pula Rasulullah Saw. berpakaian dan memelihara pakaiannya?Inilah buku yang secara detail dan gamblang membahas berbagai penyembuhan penyakit yang dipraktikkan oleh Rasulullah yang notabene seusai Sunnah-sunnah Pilihan tentang Seluk Beluk Penyakit, Ketabiban, dan Pakaian ini sangat cocok menjadi pedoman umat Islam yang menjadikan seluruh sikap dan perilaku Rasulullah Saw. sebagai anutan atau teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Maukah makan dan minum kita berpahala di sisi Allah? Bagaimana tata cara Rasulullah menyembelih hewan qurban dan jenis hewan apa saja yang bisa diqurbankan? Resepnya hanya satu: Ikuti dan praktikkan etika-etika makan dan minum aja Rasulullah yang dipaparkan dalam buku Sunnah-sunnah Pilihan tentang makanan, minuman, dan hewan qurban sembelihan ini.Bagi umat Islam, etika makan dan minum sangat penting diketahui dan dipraktikkan karena akan berpahala jika dilakukan dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah. Paling tidak, ada beberapa prasyarat makan dan minum yang berpahala dan mendapat keberkahan di sisi Allah SWT. Ada beberapa etika makan dan minum yang perlu menjadi perhatian kaum Muslim, seperti makanan dan minuman yang kita peroleh mutlak harus halalan thayyiban, mencuci kedua belah tangan sebelum makan/minum, minimal mengucapkan basmallah sebelum makan, makanlah secukupnya/ jangan sampai berlebihan dan kekenyangan, dianjurkan memakan makanan yang dekat dengan tempat duduk kita terlebih dulu, dilarang makan dan minum sambil berdiri, dan beberapa etika lainnya.Buku yang merangkum berbagai Sunnah-sunnah Pilihan tentang Makanan (Kitabul Ath'Imah) dan Minuman (Kitabul Asyribah) serta Hewan Qurban Sembelihan ini sangat cocok dan dapat menjadi pilihan utama bagi kaum Muslim agar dalam setiap langkah dan gerak kehidupannya sesuai seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Islam merupakan agama rahmatan III alamin, agama yang diturunkan Allah melalui perantara Nabi Muhammad saw. untuk memberi tuntunan kepada manusia untuk senantiasa berada pada jalan yang lurus. Dibentangkannya jembatan yang kuat dan kokoh untuk menghubungkan antara makhluk-makhluk dengan sang Khalib pencipta alam semesta, inilah yang disebut dengan Iman dan Aqidah.Iman bukan saja amalan hati tetapi perlu direalisasikan dengan suatu amalan atau ibadah. Kewajiban beribadah bagi umat Islam merupakan menifestasi Iman yang hendaknya dilaksanakan dengan tata cara, tempat, dan waktu yang bersumber kepada AL-Qur'an dan Hadits.Buku yang berjudul Pilar Ibadah dan do'a mengupas tentang alifba-ta tata cara pelaksanaan ibadah seperti thaharah, shalat, zikir, do'a, dan bahasa yang singkat dan jelas. Selain itu, buku ini bukan hanya untuk memperluas wawasan pembaca tetapi juga menenteramkan pembaca dalam mengamalkan ibadah dan muamalah dalam Islam.Keistimewaan lain buku ini terdapat pada pencantuman sumber rujukan yang rinci khususnya terkait dengan kutipan hadits yang menambah gizi dan bobot buku ini. Tak ragu lagi, buku ini layak dimiliki untuk memperkaya pengetahuan Anda.
Hadits adalah sumber hukum kedua dalam Islam setelah Kitab Suci AL-Qur'an. Hadits merupakan perkataan, perbuatan, dan takrir Muhammad selama beliau menjadi Nabi dan Rasulullah Saw. Ilmu hadits dalam Islam memiliki jejak rekam sejarah yang panjang.Di dalam Buku Pengantar Ilmu Hadits ini, secara rinci Penulis membedah terminologi hadits, khabar, atsar, sunnah, jenis-jenis hadtis, kedudukan dan fungsi hadits, fase-fase sejarah perkembangan hadits, serta metode peneltian hadits.Hadits digali, dikaji, ditafsirkan oleh para perawi hadits sebagai rangkaian dan bagian sangat penting dalam memotret jejak langkah Nabi Muhammad Saw. Seorang perawi hadits bukanlah orang yang selalu mempunyai hubungan dekat atau sedarah dengan Rasulullah Saw, Dengan dibekali ilmu agama yang luas dan mendalam, para perawi hadits mengungkap kisah, perkataan, sikap, dan perilaku. Nabi Muhammas Saw. yang terserak menjadi rangkaian kesatuan hukum yang menjadi panduan umat Islam untuk hidup dan berbudaya. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menjadi perawi hadits. Keedalaman dan keluasan ilmu agama yang dimiliki para perawi hadits akan menentukan kuat atau lemahnya hadits-hadits (dhaif) yang dihasilkan.
Menafsirkan merupakan upaya kontekstualisasi dari teks. Kontekstualisasi dari teks-teks atau firman Allah SWT dan hadits-hadtis Rasulullah saw. yang dilakukan oleh para mufasirin (penafsir) hasilnya akan berbeda-beda setiap orang. Sangat mungkin terjadi, para penafsir mengkaji suatu ayat yang sama, tetapi tafsirannya atau kesimpulan hasil penafsirannya akan berbeda. Akan tetapi, selalu ada benang merah penafsiran yang mengerucut pada kesimpulan yang sama atau seragam. Hal ini dapat terjadi karena para penafsir mengiluti standar prosedur, tatacara, atau metode yang sama sebagai pakemnya. Pakem itulah yang dinamakan ilmu tafsir.Jadi, tidak semua orang dapat menafsirkan ayat-ayat Allah dalam Al-Quran maupun hadits-hadits. Rasulullah saw secara sembarangan tanpa didasarkan kepada ilmu tafsir. Semua upaya penafsiran Al-Qur'an harus dilandarkan pada ilmu tafsir. Di dalam Buku Pengantar Ilmu Tafsir ini, pembaca akan dibawa kepada pembelajaran dan penguasaaan aspek-aspek yang harus dikuasai apabila seseorang akan melakukan penafsiran suatu ayat atau hadits tertentu. Misalnya, para penafsir harus menguasai ilmu bahasa Arab dan cabang-cabangnya, memiliki kemampuan mengkaji as-Sunnah atau Hadits, mempunya akidah yang benar, tidak dipengaruhi dan dimotivasi oleh hawa nafsu atau motif tertentu, serta harus menguasai minimal 15 cabang ilmu, sepeti ilmu Lughah, ilmu Nahwu, ilmu Sharaf/Tashrif. Ilmu Ma'ani, ilmu Qiraat, dan sebagainya.Terjadinya berbagai pendapat dan penafsiran dari para orientalis di Barat yang selama ini cenderung tendesius dan mendeskreditkan Islam dan kaum dan hadits-hadits Rasulullah saw. secara liar atau membabi buta tanpa diasarkan ilmu tafsir yang memadai. Oleh kerana itu, buku ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan kaum muslimin.Akhirnya, hanya kepada Allah Swt, jualah kita berserah diri dan mohon perlindungan atas segala kekurangpahaman ilmu. Hanya Allah Swt jualah pemilik ilmu dan kebenaran yang sermpurna.