Kawasan Laut Sawu merupakan daerah persinggahan perahu dagang dari berbagai wilayah Nusantara dan kawasan Asia lainnya Di samping itu kawasan Laut Sawu. sejak sebelum abad ke-10 M dan puncaknya pada abad ke-15. juga merupakan daerah yang menjadi tujuan pelayaran dan perdagangan karena menghasilkan kayu cendana (Pulau Timor. Solor. dan Sumba) yang dicari oleh pedagang asing. Kehadiran orang-orang dari berbagai wilayah ini tercatat dalam memori masyarakat di kawasan Laut Sawu dalam tradisi lisan Para pendatang atau para pedagang ini oleh penduduk asli disebut sebagai lenek moyang, yang berarti ada kna luar biasa: ada unsur integrasi ntara penduduk asli dan masyarakat mendatang Dalam perspektif lain kedatangan. kehadiran, dan interaksi manusia dari berbagai kawasan tersebut juga menggambarkan proses migrasi dan integrasi antarsukubangsa dan antarpulau, yang jauh mendahului proses integrasi kebangsaan Indonesia.
Betapa banyak-orang yang mengeluhkan kehidupan di tengah dunia sesak media (media saturated world) seperti sekarang ini. Orang tua khawatir dengan perilaku anaknya yang banyak menghabiskan waktu menonton TV dan bermain gadget. Para pemuka agama mengkhawatirkan gaya hidup hedonistik dan serba gampang yang melanda generasi penerus bangsa ini. Para guru merasa apa yang diberikan di lembaga pendidikan tidak mSmbefcas karena-muridnya febih senang berguru padamedia masa. Keluhan-keluhan tersebut kian hari kian nyaring saja terdengar, berbaur dengan berbagai kritik atas praktis dunia media massa di Indonesia. Komodifikasi media massa, yang begitu memanjakan selera khalayak demi manfaat komersial media massa, khususnya televisi melahirkan berbagai akibat yang mengundang kekhawatiran, ketakutan, bahkan antipati terhadap media massa. Nyaris saja media massa tidak dilihat manfaat dan maslahatnya bagi kehidupan sosial Indonesia kontemporer.Untuk menghadapi serbuan media massa dan masyarakat yang sesak media, upaya mengembangkan literasi media atau populer dengan sebutan melek media di kalangan masyarakat dipandang lebih realistis untuk membangun kompetensikhalayak dalam mengendalikan isi media.Sejumlah Fakultas Ilmu Komunikasi di Indonesia pun sudah mulai memberikan tempat pada literasi media dalam kurikulumnya. Kini, mereka mulai memerhatikan upaya memberdayakan khalayak dalam menghadapi 'serbuan' media massa melalui pembelajaran literasi media. Bukan hanya bagaimana menyusun pesan, melainkan juga bagaimana khalayak sebaiknya menafsirkan pesan yang diterima tersebut.Buku ini diterbitkan untuk menyambut kecenderungan baru di lingkungan pendidikan ilmu komunikasi di Indonesia. Membantu mahasiswa dan dosen yang tertarik pada dunia 'baru' literasi media dalam ilmu komunikasi, serta mereka yang meminati literasi media dan ingin memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
Charles Robert Darwin pada tahun 1832 berkelana menjelajahi belahan dunia. Dari hasil pengembaraannya itu dia berpendapat bahwa semua mahkluk yang hidup saat ini berasal dari nenek moyang yang sama. Mereka jadi berbeda karena perubahan secara pelan-pelan akibat keadaan alam. Begitu juga nenek moyang manusia sama dengan nenek moyang kera. Benarkah manusia berasal dari kera?Ternyata teori Darwin itu dapat dimentahkan oleh teori baru bahwa manusia kera itu berbeda dengan manusia. Manusia kera itu nenek moyangnya memang kera. Bagaimanakah dengan manusia? Untuk lebih jelasnya kalian baca saja buku ini. Isinya pasti menarik dan banyak hal yang dapat diketahui tentang peradaban Manusia.Selamat membaca.