Setiap bangsa atau suku bangsa memilikikebudayaannya sendiri-sendiri yang berbedadengan lainnya. Demikian pula suku Jawa yangmemiliki kebudayaan khas dalam sistem maupun metodebudayanya. Adanya penggunaan simbol-simbol ataulambang-lambang dalam menitipkan pesan ataunasihat nasihat bagi bangsanya. Simbol- Jgsilmbol itu bertebaran dari sejarah hinggakeseharian orang Jawa saat ini.Simbol tentang sejarah Jawa diyakini tercermin dari kisah Aji ^Saka. dongeng Aji Saka adalah suatu simbolisme atau htperlambang yang digunakan nenek moyang orang Jawa fauntuk mempermudah ingatan mulainya tahun Jawa yaitutarikh Saka. Simbolisme tidak berhenti di situ karena masihbanyak simbol-simbol yang melingkupi kehidupan orangJawa. Misalnya, orang Jawa Kuno tidak bersujud danmenyembah batu sekadar sebagai batu saja. Dalam hal ini. batuhanya sebuah fokus perhatian yang mengarahkan merekakepada inti kehidupan yang misterius. Wujud saling mengikatsatu sama lain antara manusia hewan, tumbuhan, serangga,binatang ikut berbagi dalam kehidupan ilahi yang menopangseluruh kosmos. Orang Jawa tidak bisa dilihat dari luarnya saja.karena bagi mereka rasa lebih penting daripada sekadarwujud. Maka. tidaklah mengherankan jika semua benda dantindakan yang dilakukan merupakan simbol yang memilikimakna lebih mendalam.
PenanggalanJawa diberlakukan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyakrakusuma pada JumungahLegi 1 Sura 1555, wuku Kulawu, tahun Alip, winduKuntara untuk bumi Mataram beserta seluruh wilayah kekuasaannya. Keputusan yangdilandasi keadaan politik di Mataram tersebut merupakan kecerdasan budaya:penegasan jatidiri kejawaan, merangkum unsur budaya yang berlaku pada saat itu,dan pernyataan bahwa kebudayaan Jawa sudah berlangsung selama berabad-abad jauhsebelum Hindu-Buddha masuk ke Jawa.Penanggalan Jawa, sebagai penanda dansistem perhitungan waktu, mencerminkan cara berpikir orang Jawa yang induktifserta ketelitian dan kecermatan dalam mengelola waktu. Penanggalan Jawa bukanhanya mengandung berbagi jenis hariberdaur lima, enam, tujuh, delapan, dansembilantanggal, bulan, dan tahun, tetapi juga wuku, windu, dan pranata mangsa yang kesemuanyaberpengaruh pada kehidupan manusia dan alam.
Sultan Agung adalah raja ke-3 di kerajaan Mataram menggantikan Panembahan Hanyokrowati atau Raden Mas Jolang yang memerintah Mataram daritahun 1601 sampai 1613. Sultan Agung mangkat . pada tahun 1645 dan jasadnya dimakamkan di Astana Imogiri. Siapa zaman sekarang yang tidakmengenal sosok beliau? Kerajaan Mataram pada mulanya hanya berstatus daerah perdikan yang dihadiahkan kepada seseorang atau sejumlahpenduduk karena berjasa kepada raja atau negara. Luasnya hanya 800 karya, kemudian berkembang menjadi kerajaan . yang besar. Buku ini mengajak kita untuk pergi menapaki kisah-kisah yang selama ini mungkin hadir setempat-setempat di beberapa babad, serat, maupun kidung. Cerita ini diceritakan kembali agar generasi muda zaman sekarang mengerti dan paham akan sejarahnya.