Melihat Melalui Mata Surga

Untuk umat Kristiani dari segala denominasi yang ingin mengalami TRANSFORMASI hati dari menghakimi menjadi mengasihiBuku memoar-esai yang ditulis dengan indah ini mengeksplorasi realita kasih Allah Papa kepada Anda, identitas Anda sebagai anak dan ahli waris yang dikasihi-Nya, dan transformasi cara pandang Anda terhadap diri sendiri, orang-orang lain, dan berbagai peristiwa di dunia yang dihadirkan pewahyuan tentang tempat Anda dalam keluarga Allah ini.Bagaikan dokter bertangan dingin, Leif mendiagnosis penyakit manusia dan meresepkan obat yang sempurna. Kata-kata Leif akan mencium Anda, membawa Anda pada tingkat berikutnya. Saya sangat merekomendasikan buku ini bagi siapa saja yang haus akan Surga. - Kris VallottonLeif mengatur kembali fokus kamera kita yang melaluinya kita melihat Allah. Buku ini membantu Anda belajar bagaimana melihat realita melalui mata Surga. - Randy ClarkDengan kerentanan pribadi yang besar, Leif menceritakan perjalanannya sendiri dalam menemukankembali kasih Bapa dan menunjukkan pada kita bagaimana perspektif itu mewarnai semuanya dalam hidup kita. - Jane Hansen HoytLeif menerima suatu impartasi menakjubkan akan kasih Bapa. - Sid Roth Buku Leif memang luar biasa! Renungkanlah judulnya. Begitu Anda mulai bergeser untuk melihat dari suatu perspektif surgawi, semuanya berubah! - Lance Wallnau Leif Hetland adalah kekasih Yesus Kristus yang penuh gelora cinta, dan semangatnya sebagai penginjil adalah inspirasi bagi kita semua. Merekomendasikan buku ini adalah suatu kehormatan. - Heidi Baker, PhDIzinkan Roh Kudus mengubah pengertian Anda saat tatapan Anda menjadi selaras dengan Surga dalam halaman-halaman buku ini, mengubah setiap aspek hidup Anda. - Ch? Ahn

Samudra Keteladanan Muhammad

Perbedaan Muhammad SAW dengan umatnya hanyalah sedikit. Beiiau sedikit-sedikit beribadah, umatnya sedikit beribadah. Beiiau sedikit-sedikit membaca al-Quran, umatnya sedikit membaca al-Quran. Beiiau sedikit-sedikit menangis, umatnya sedikit menangis. Beiiau sedikit-sedikit bertanya tentang umatnya, umatnya sedikit bertanya tentangnya. Beiiau sedikit kenyang, umatnya sedikit-sedikit kenyang. Begitu seterusnya.Itulah sedikit jurang perbedaan menganga antara yang dicintai dan para pecintanya. Untuk mempersempit jurang perbedaan itu, umatnya perlu menyelami keteladanannya yang bagaikan samudra tak bertepi. Andai umatnya kuasa menyusuri bibir pantainya saja, niscaya mereka menjadi pribadi luhur penuh kasih sayang.Buku ini memotret begitu banyak keteladanan sang Nabi dalam kesehariannya. Mengupas kebiasaan beiiau kala menjahit baju robek, ketika di pasar, saat di perjalanan, keakraban dengan anak-anak, memuliakan tamu, dan banyak lagi kebiasaan beiiau sehari-hari lainnya, buku ini diharapkan dapat mengingatkan kembali mutiara keteladanan sosok mulia itu sebagai teladan yang sesungguh-sungguhnya teladan.***Di antara banyak buku yang mengulas sosok Muhammad SAW, buku ini hadir dengan tuturan yang mudah dicerna disertai referensi yang memadai. Membacanya akan menebalkan cinta padanya dan akan menghadirkan kesadaran baru tentang kepribadiannya yang benar-benar purna.?Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., Imam Besar Masjid IstiqialAkhlak Rasulullah SAW adalah al-Quran. Itulah penggarnbaran singkat nan utuh oleh Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. tentang suaminya. Buku ini menampilkan sisi-sisi akhlak qurani yang menjadi mata air keteladanan sepanjang zaman. Buku ini perlu menjadi bahan telaah bagi kaum Muslim yang mencintainya dan berupaya mengamalkan sunnahnya.?Prof. Dr. KH. Said Agil Husin al-Munawwar, M.A., Menteri Agama Kabinet Gotong Royong, Guru Besar Fiqh dan Ushul Fiqh UIN Syarif HidayatullahBuku ini memotret secara multidimensional kemuliaan dan keagungan Nabi Muhammad SAW. Menjadi sumber referensi utama untuk diteladani bagi pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Mudah dibaca dan perlu.?Prof. Dr. KH. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Untirta Banten dan Ketua Tanfidziyah PWNU Banten

Ibumu. Ibumu. Ibumu. Ayahmu

Mari kembali menengok apa yang pernah orangtua lakukan hingga kita berada dalam posisi sekarang ini. Apa pun sanggup dilakukan orangtua demi kebahagiaan kita, anak-anaknya. Dan semua yang dilakukan orangtua tak mungkin kita balas semua.Mencintai orangtua tak membutuhkan syarat. Karena ketulusan mereka menjadi bukti, bahwa kasih orangtua sepanjang jalan. Cinta orangtua selalu utuh dari masa ke masa. Bahkan begitu banyak firman Allah swt meminta kita untuk berbakti kepada orangtua.Mari kita renungi kembali, apa yang telah kita berikan pada orangtua?Masihkah kita menyangkal bahwa segala bakti harus kita berikan pada dua orang yang telah memberi kita kesempatan untuk menikmati kenikmatan dunia ini?Membaca setiap cuplikan kisah di buku ini serasa membawa kembali ke zaman kanak-kanak. Mengingat payahnya kedua orangtua membesarkan dan mendidik, sementara kita sebagai anak seringkali tidak empati dan peduli. Setelah menjadi orangtua barulah kita bisa merasakan sendiri beratnya perjuangan orangtua kita dulu.  Sayangnya saat itu terjadi terkadang orangtua telah pergi mendahului untuk selamanya. Belum sempat berterimakasih dan memohon maaf, mereka telah tiada. Maka jangan sampai itu terjadi pada kita. Bacalah buku ini, resapi kisahnya, lalu sadarilah betapa berharganya kedua orangtua kita.(Deassy M Destiani, penulis buku-buku inspiratif best seller)Ditulis dengan bahasa yang santun, namun menghadirkan kekuatan dahsyat untukbirrul walidain lebih baik lagi, lagi, dan lagi. Must readl(Ririn Astutiningrum, penulis buku-buku Islami best seller)Sehebat apa pun diri kita saat ini, setinggi apa pun jabatan kita, sebanyak apa pun prestasi kita, seberapa pun banyaknya uang kita, semuanya itu belumlah cukup untuk membayar kepayahan orangtua. Lantas apa yang bisa kita baktikan kepada mereka? Temukan jawabannya dalam buku ini, sebelum semuanya terlambat.(Dwi Suwiknyo, penulis buku Ubah Lelah Jadi Lillah)