MAITAKE Lebih dari Sekadar JAMUR ANTIKANKER

Jamur maitake adalah jamur yang sangat populer di Jepang karena kelezatan dan juga khasiatnya. Pada zaman Edo yakni sekitar 1800-an, jamur itu menjadi konsumsi kalangan istana. Keluarga istana biasanya membeli maitake dari para pemburu maitake di hutan belantara kemudian menukarnya dengan perak seberat bobot jamur yang disetorkan. Karenanya maitake menjadi sangat berharga kala itu.Pada 1980 seorang warga Jepang bernama Yoshinobu Odaira berhasil membudidayakan maitake di luar habitat aslinya di alam. Pada 1983 ia lalu mendirikan perusahaan Yukiguni, Co., Ltd., yang memproduksi maitake segar dan suplemen kesehatan berbahan maitake. Kini perusahaan yang berlokasi di kota Minamiuonuma, Prefektur Niigata, Jepang, itu menjadi salah satu produsen maitake terbesar di Jepang.Cerita tentang khasiat maitake juga mencuri perhatian para peneliti di Jepang Salah satunya Prof. Hiroaki Nanba, Ph.D., guru besar emeritus dari Universitas Farmasi Kobe, Jepang. Sejak 1983 ia mulai meneliti khasiat dan akhirnya menemukan senyawa aktif bernama MD-fraction. Senyawa aktif itu ternyata memiliki berbagai khasiat, terutama sebagai antitumor dan antikanker. Di Jepang, khasiat maitake itu bahkan sudah teruji klinis.Di Indonesia sudah banyak pasien kanker dan tumor yang kondisi tubuhnya membaik setelah memperoleh pengobatan kanker yang dikombinasikan dengan konsumsi suplemen berbahan MD-fraction dan kapsul bubuk maitake. MD-fraction dan bubuk maitake bekerja dengan cara mendongkrak sistem kekebalan tubuh pasien. Beragam bukti khasiat maitake itu terangkum dalam buku ini. Selain berisi bukti khasiat, buku ini juga memaparkan budidaya maitake ala Jepang dan teknik menjaga mutu maitake agar kualitasnya tetap terjaga.

Jurus Bebas Alergi Secara Alami, 1000 Solusi Bebas Alergi Tanpa Obat Untuk 50 Jenis Masalah Alergi

Bebas Alergi secara Alami merupakan tulisan yang menceritakan tentang pandangan konvensional, lingkungan, dan alternatif yang berkaitan dengan lingkungan alergi, yang disajikan secara seimbang. Solusi dalam pola hidup, penanganan, dan hubungan tersembunyi memberikan suatu sumber informasi yang berguna bagi konsumen- Marianne Fieri, M.D., Ph. D.Bebas Alergi secara Alami merupakan sumber yang sangat bermanfaat dan mudah digunakan bagi siapa saja yang menderita alergi. Ini telah diteliti secara menyeluruh, didokumentasikan dengan baik, dan cukup komprihensif dalam ruang lingkupnya. Saya memberikan rekomendasi tertinggi saya untuk buku ini.- Robert Rountree, M.D.Lebih dari 150 dokter, herbalis, ahli nutrisi, ahli naturopati, dan dokter holistik terbaik di Amerika bekerja sama dengan para editor dari Prevention Health Books untuk menyajikan kepada Anda suatu kumpulan penyembuhan alergi tanpa obat yang paling komprehensif, terbaru, dan efektif, yang pernah disajikan dalam satu jilid. Anda akan menemukan:? Informasi krusial mengenai hubungan tersembunyi antara makanan, serbuk sari, dan bahan kimia yang memicu serangan alergi.? Ratusan teknik alternatif tanpa obat untuk membantu Anda dalam mengurangi keterkaitan Anda dengan obat konvensional.? Rencana penanganan sendiri yang praktis untuk 15 jenis alergi yang umum terjadi, mulai dari asma dan hay fever sampai makanan, tungau debu, dan hewan peliharaan.? Bagan Solusi Gejala yang memudahkan Anda mencari penyebab masalah dan pilihan penanganan secara cepat.? Lebih dari 40 ilustrasi, termasuk gambar-gambar untuk mengidentifikasi penyebab yang umum ditemukan, seperti poison ivy, oak, dan sumac.? Temuan-temuan inovatif terbaru dalam pengobatan konvensional, alternatif, dan lingkungan untuk membantu Anda membuat pilihan yang terinformasi.? Melegakan alergi secara langsung dan aman, dan meningkatkan kualitas hidup.

Sehat dengan Rempah dan Bumbu Dapur

Rempah-rempah dan bumbu dapur yang selama ini dekat dengan keseharian kita ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Beberapa khasiat yang dimilikinya, antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi yang dapat menurunkan gula darah, menurunkan tekanan darah, mencegah penyumbatan pembuluh darah, dan lainnya. Rempah dapat berasal dari berbagai bagian tanaman, seperti bunga, buah, kulit batang, umbi, daun, dan rimpang. Beberapa jenis rempah dan bumbu dapur yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jahe, kunyit, kencur, temulawak, cengkeh, merica, cabe, ketumbar, jinten, kayu manis, serai, biji pala, kluwak, kemiri, kapulaga, lada, dan daun salam. Begitu dekatnya bahan-bahan alami ini dengan kehidupan kita, karena itu tidak ada alasan lagi untuk tidak mencoba gaya hidup sehat mulai dari sekarang. Sehat tidak perlu mahal. Prof. Dr. Ir. Made Astawan, M.S., lahir di Singaraja, Bali, 2 Februari 1962. Lulus sarjana pertanian, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor, tahun 1985. Sejak 1986, bekerja sebagai staf pengajar dan peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, dengan bantuan beasiswa Tim Manajemen Program Doktor (TMPD) dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 1990 dia memperoleh gelar Magister Sains dalam bidang Ilmu Pangan dari Program Pascasarjana IPB. Selanjutnya, dengan beasiswa dari Pemerintah Jepang (Monbusho), tahun 1995 berhasil memperoleh gelar doktor (Ph.D.) dalam bidang Food Chemistry and Nutrition dari Tokyo University of Agriculture, Jepang. Sejak tangggal 1 Mei 2001 ditetapkan sebagai Guru Besar bidang Pangan, Gizi, dan Kesehatan di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB. Saat ini menjabat sebagai Kepala Bagian Biokimia Pangan.