Bagaimana bila sebuah buku tentang tauhid justru fokus pada perilaku hidup manusia, alih-alih membahas Tuhan? Dari sinilah, Tauhid Kemanusiaan ini layak dibaca oleh mereka yang ingin mengarungi kehidupan kemanusiaan dengan berlandaskan kebenaran tauhid. Mereka yang ingin membumikan tauhid dalam laku hidup, dalam setiap gerak dan diamnya, dalam segenap tarikan dan hembusan nafasnya. Bukankah sejatinya Allah tidak membutuhkan pengakuan atas ketunggalan-Nya? Bukankah wjuan Allah menekankan kewajiban tauhid melalui seluruh Nabi dan Rasul utusan-Nya di sepanjang sejarah manusia bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk kepentingan manusia itu sendiri?
Referensikan kembali link ini dan dapatkan bonus poin
Dapatkan bonus sebesar 500 poin untuk pelanggan baru cukup dengan login google