Buku ? kaki Langit Demokrasi? mencoba memaparkan terjadinya pengingkaran atas cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dari berbagai sudut pandang, politik, ekonomi, sosial, budaya, otonomi daerah, dan gagasan Nasionalisme. Penulis Buku ini memiliki cakrawala berfikir yang luas, berusaha menjawab pertanyaan tadi dari berbagai sendi kehidupan berbangsa bernegara.****Buku Kaki Langit Demokrasi mencoba memaparkan terjadinya pengingkaran atas cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dari berbagai sudut pandang, politik, ekonomi, sosial, budaya, otonomi daerah, dan gagasan nasionalisme. Penulis buku ini memiliki cakrawala berpikir yang luas, berusaha menjawab pertanyaan tadi dari berbagai sendi kehidupan berbangsa bernegara. (Prabowo Subianto Djoyohadikusomo, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Terkadang ia merasa upayanya memperjuangkan apa yang diyakini tak cukup hanya diteriakan di gedung parlemen, karena karena itu ia membaginya ke khalayak yang lebih ramai melalui tulisan-tulisanya di media massa nasional maupun lokal. Buku Kaki Langit Demokrasi ini merupakan tempat bagi Djasarmen memaknai apa yang diperjuangkannya (Irman Gusman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia)Ketika disodorkan kepada saya Dummy, Kaki Langit Demokrasi yang ditulis saudara Djasarmen Purba, SH yang merupakan himpunan tulisannya sejak tahun 2005 hingga 2012. Saya langsung teringat kata-kata Pramoedya Ananta Toer, kata-katanya sangat nyata;Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dari dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.(Dr.H.M.Soerya Respationo, SH.MH. Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau)
Referensikan kembali link ini dan dapatkan bonus poin
Dapatkan bonus sebesar 500 poin untuk pelanggan baru cukup dengan login google