Sayat-Sayat Sunyi seperti lorong waktu yang mengembalikan saya ke perkampungan Bugis puluhan tahun silam. Sunyinya benar-benar menyayat. (Dr. Nunding Ram, M. Ed., Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin).Tungke mengajariku tegar, Malik mengajariku setia, dan Daeng Gegge mengajariku bagaimana menyikapi luka. (Intan Deprian. Guru SMKN 1 Painan Sumatra Barat).Saya jatuh cinta dengan tulisan-tulisan Gegge Mappangewa sejak di Aneka Yess dulu. Alur dan bahasanya membuai. Jika diibaratkan musik, karyanya saya kategorikan musik klasik. (Stephanie Aryanti. Penulis dan mantan Redaktur Fiksi Majalah Aneka Yess). Pastikan stok air matamu cukup sebelum menikmati novel ini. Kamu akan terperangkap dalam sunyi yang menyayat dan .... ahhh, membayangkannya saja perih apalagi harus terseret ke dalamnya. (Nurain. IRT paling kece, Gorontalo).Setelah melukaiku di Sabda Luka, Daeng Gegge kembali menyayatku di Sayat-Sayat Sunyi. Saya tidak terima! (Muthi Masfuah, penyiar radio dan trainer menggambar, Bontang-Kaltim).
Refer back this link and get bonus points
Get a bonus of 500 points for new customers just by logging in to Google