Hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah(Yatsrib) membuat kaum Yahudi di kota itu merasa terganggu.Bani Quraizhah, Bani Nadhir, dan Bani Qainuqa, tiga komunitasYahudi paling terkenal, pun kompak berusaha membendung pamorNabi yang mulai bersinar. Mereka memang menyepakati PiagamMadinah yang dibuat Nabi bersama warga kota itu. Namun, seiringberjalannya waktu, mereka melanggar dan mengkhianatinya, bahkanpada momen-momen genting, sehingga Nabi pun menghukummereka.Relasi Nabi dan Yahudi Madinah menarik banyak ilmuwan Barat untukmenelaahnya. Fokusnya terutama pada tindakan keras Nabi terhadapkaum Yahudi. Sebagian mereka secara vulgar memandangnya sebagaikebijakan politik yang agresif, kejam, tak berperikemanusiaan, danambisius. Sebagian lagi secara halus mengkritik sikap itu sebagaitindakan terburu-buru. Tak menafikan, ada juga yang melihat secaraproporsional kasus per kasus.Buku yang merupakan disertasi ini memberikan gambaran yang terangdan detail relasi tadi sekaligus kritik yang tajam terhadap pandangankeliru, distorsif, dan delusif sebagian orientalis dalam membaca danmenafsir sejarah Islam klasik. Merujuk pada literatur-literatur otoritatifsejarah Islam, pengkajian yang teliti, tekun, dan cermat, serta sikapilmiah yang ketat, buku ini sangat mencerahkan, menambah wawasan,dan menggugah kita untuk melihat sejarah Islam secara objektif.Masih saja ditemukan orientalis yang mengatakan Nabi Muhammadmenyebarkan Islam dengan pedang di tangan kanan dan al-Quran ditangan kiri. Tuduhan yang tidak berdasar itu sekarang memperolehkritik balik secara ilmiah dari kalangan sarjana muslim. Salah satunyaoleh buku ini.Prof. Dr. Komaruddin HidayatRektor Universitas Islam Internasional Indonesia (Ulll)
Perang Dunia I (WWI) adalah kontes gladiator terbesar sepanjang sejarah umat manusiayang melibatkan para hegemon Eropa serta koloninya. Vladimir Lenin menyebut perang ini sebagai perangnya bangsawan, bukan perang rakyat. Pemikirannya yang dilandasi sikap anti kaum ningrat dan pro rakyat ini nantinya melahirkan gagasan berdirinya negara komunis di Rusia setelah berhasil menumbangkan dinasti Romanov. penguasa terakhir Kekaisaran Rusia, serangkaian revolusi: Revolusi Februari dan Revolusi Oktober 1917.Selain itu, perang ini juga mengubah peta politik dunia: terdisintegrasinya negara Balkan yang sebelumnya dikuasai dinasti Hapsburgdari Kekaisaran Austro-Hongaria, runtuhnya Kekaisaran Turki Utsmani sebagai pemangku kekhalifahan Islam terakhir, terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (yang merupakan benih organisasi PBB), bangkrutnya Jerman yang harus menanggung semua dampak kerugian perang bagi negara-negara Blok Sekutu (yang memicu dendam rakyat jerman hingga merencanakan Perang Dunia II), pengambil-alihan koloni Jerman di Afrika dan Tiongkok oleh aliansi Sekutu (Inggris, Perancis, Jepang), serta pemindahan besar-besaran (eksodus) warga etnis Yahudi Eropa menuju 'tanah yang dijanjikan' (Palestina) yang merupakanimplementasi dari Deklarasi Balfour'. Lalu, apa peran Raja Edward VII dari Inggris dalam konflik PD I, siapa juga tokoh yang disebut-sebut dalam Deklarasi Balfour sebagai Lord Rothschild? Buku ini akan menjawabnya.
Sultan Agung adalah raja ke-3 di kerajaan Mataram menggantikan Panembahan Hanyokrowati atau Raden Mas Jolang yang memerintah Mataram daritahun 1601 sampai 1613. Sultan Agung mangkat . pada tahun 1645 dan jasadnya dimakamkan di Astana Imogiri. Siapa zaman sekarang yang tidakmengenal sosok beliau? Kerajaan Mataram pada mulanya hanya berstatus daerah perdikan yang dihadiahkan kepada seseorang atau sejumlahpenduduk karena berjasa kepada raja atau negara. Luasnya hanya 800 karya, kemudian berkembang menjadi kerajaan . yang besar. Buku ini mengajak kita untuk pergi menapaki kisah-kisah yang selama ini mungkin hadir setempat-setempat di beberapa babad, serat, maupun kidung. Cerita ini diceritakan kembali agar generasi muda zaman sekarang mengerti dan paham akan sejarahnya.
perdamaian, ia meminta sang Sultan memeluk Kristen. Negosiasi tak membuahkan hasil. Namun, pertemuan itu mendorong gagasan revolusioner di kalangan Kristen. Kembali dari pertemuan, St. Fransiskus justru menganjurkan pengikutnya agar hidup damai dengan Muslimsebuah keputusan revolusioner, sebab kala itu umat Kristen menggantungkan harapannya untuk mengubah keyakinan Muslim melalui peperangan.Selama bertahun-tahun, cerita itu hanya samar-samar terdengar. Dan, melalui buku ini, Paul Moses mengungkap informasi yang sangat sedikit diketahui perihal diplomasi damai antara sang Santo dan sang Sultan. Tak hanya mengisahkan kehidupan kedua tokoh tersebut, buku ini juga mengurai intrik politik dan gairah keagamaan pada zaman itu. Lebih dari petualangan dramatis, inilah kisah pergulatan orang kudus dan pendosa, kesetiaan dan pengkhianatan, serta cerita perang yang menggetarkan. Inilah bacaan penting bagi yang menginginkan perdamaian antara Barat dan dunia Islam.***Buku yang harus dibaca, sangat relevan dengan relasi antara dunia Islam dan Barat saat ini.John L. Esposito, Profesor Agama dan Hubungan Internasional di Georgetown UniversityBuku ini memancarkan kekuatan visispiritual baru untuk mengatasi konflik. Kita tak hanya belajar tentang peristiwa sejarah abad pertengahan, tetapi juga pelajaran perdamaian antara Barat dan dunia Islam.Seyyed Hossein Nasr, Profesor Studi Islam di George Washington UniversityBuku ini mengajarkan kepada kita arti penting rekonsiliasi, di tengah kesalah pahaman dan perang yang mengancam semua orang di planet ini.Charles Kimball, penulis When Religion Becomes EvilPaul Moses memberikan pelajaran menarik dari episode sejarah yang hilang, dan menunjukkan pentingnya memahami konflik global saat ini, dan kemungkinan perdamaian melalui dialog agama.David Gibson, penulis The Coming Catholic Church
Sejarah yang berlangsung selama 30 tahun sepanjang abad ke-14. Saat itu kerajaan Sriwijayayang memiliki asal-muasal sebagai sebuah kerajaan kuno dari abad ke-7diduga mulai runtuh. Pada tahun-tahun yang sama, Malaka, Ibukota Melayu abad ke-15 yang tersohor mulai membentuk pondasinya.Dalam sebuah penjelasan singkat, kebenaran tidak bisa dilakukan dengan pengetahuan imajinatif dan ketelitian guna merekonstruksi sejarah perdagangan awal Indonesia. Karya Ini adalah studi yang paling menyeluruh mengenai topik penting tersebut. Kajian ini mungkin akan tetap menjadi karya otoritatif selama bertahun-tahun mendatang. Journal of Asian HistoryPenulis buku ini, O.W. Wolters, selain mempelajari keruntuhan Sriwijaya yang dihubungkan dengan bagian awal sejarah Melayu, yaitu Malaka, sekaligus dengan demikian ia menghasilkan sebuah studi masa awal kemaharajaan maritim tersebut. Sebuah karya yang sangat berharga dari seorang pionir sekaligus ahli sejarah utama Sriwijaya. Adrian B. Lapian, Nakhoda Sejarawan Maritim Asia Tenggara
Buku kumpulan kajian ini diberi judul Kalpalata. Data dan Interpretasi Arkeologi, berisi tujuh karya yang terbagi dalam tema arsitektur kuna (tentang candi dan kelenteng), telaah prasasti sebagai artefak, telaah peralatan upacara agama Hindu-Buddha, dan penelusuran akar kebudayaan Indonesia pada masa Hindu-Buddha.Kalpalata adalah nama ragam hias yang seringkali dipahatkan sebagai orrwtfnen di candi-candi masa klasik tua abad ke-8-10M dan klasik muda abad ke-13-15. Bentuknya berupa tanaman menjalar, suluran yang berdaun, atau suluran tanpa daun melingkar-lingkar mengisi ruang kosong pada panil-panil dinding candi; ada juga yang keluar dari semacam periuk (kalasa) atau bonggol umbi yang dianggap sebagai rahim emas kehidupan manusia (hiranyagarbha). Dengan menggunakan judul kalpalata diharapkan karya-karya dalam buku ini dapat menjadi inspirasi bagi para meninat kajian yang sama, tergugah untuk menghasilkan karya-karya lain, dan ide tentang kajian dapat menjalar ke mana-mana bagikan tanaman kalpa yang melata.
KIAS pada dasarnya syair yang dibacakan dan merupakan peristiwa seni pertunjukan. Teksnya seringkali diciptakan secara spontan oleh si tukang KIAS di atas panggung.Buku ini--semula merupakan disertasi yang dipertahankan di FIB UI--membicarakan keadaan KIAS saat ini di habitat budayanya, Lampung, terutama di lingkup jurai Peminggir, yang harus berhadapan dengan dunia kontemporer dan seni populer. Sudah barang tentu isinya mengalami penyesuaian dan penyempurnaan agar menjadi buku yang lebih dapat dibaca oleh kalangan umum.
Legenda Sang Khalifah dan Kemajuan Peradaban pada Zaman Keemasan IslamTatkala dunia Barat menurun setelah Imperium Romawi runtuh, sebuah peradaban baru--peradaban Arab-Muslim--muncul di Timur, mencapai puncak awalnya di Baghdad di bawah Harun ar-Rasyid, khalifah legendaris negeri Seribu Satu Malam, yang kekuasaanya di dunia nyata semegah kisahnya dalam cerita fiksi.Ketika Harun berkuasa, Islam membentang dari Samudra Atlantik ke China, dan imperium Muslim merupakan kekuasaan terkuat dan terbesar. Meski Islam menyebar terutama melalui perang, kaum Muslim mencapai prestasi budaya amat besar--hingga berabad-abad berikutnya, peradaban Arab-Muslim memberi dampak abadi terhadap Barat dalam astronomi, geometri, aljabar, obat-obatan, kimia, dan ilmu pengetahuan lainnya. Dari teknik, fashion, hingga persenjataan, pengaruh Arab-Muslim membentuk dunia Barat, begitu pula bidang hukum, musik, dan sastra.Dalam buku memikat ini, Benson Bobrick menceritakan kenaikan Harun ar-Rasyid ke tampuk kekuasaan, juga keagungan dan pengaruhnya yang luas. Perseteruan berabad-abad antara bangsa Arab dan Byzantium pun tak luput dari penuturan. Bahkan, melemah hingga jatuhnya kekhalifahan Baghdad akibat friksi internal keluarga istana terkisahkan pula secara dramatis. Dan, buku ini begitu terang merekam zaman keemasan Islam beserta kontribusi permanennya bagi peradaban yang terus terasa sampai kini.TENTANG PENULISBenson Bobrick adalah penulis sejumlah buku yang mendapatkan banyak pujian dari berbagai kalangan. Penyandang gelar doktor dari Columbia University, Amerika Serikat, ini pada 2002 menerima Literature Award dari The American Academy and Institute of Arts and Letters.
Dikelilingi karangan bunga air di selat sempit Bosporus yang membelah Eropa dan Asia, Istanbul--sebelumnya dikenal dengan nama Konstantinopel--menjadi tempat tiada tara bagi pertukaran budaya, sejak awal masanya sebagai koloni Yunani Byzantium. Lebih dari dua puluh enam abad keberadaannya, kota ini selamat dari rangkaian bencana alam, malapetaka politik, penaklukan asing, dan gejolak dinasti. Kota ini mampu pula bertahan dari perubahan fantastis dalam agama, bahasa, status politik, dan nama. Dalam rentetan serangan gencar sang waktu, ruh dan karakter lokal yang menakjubkan tetap hidup: satu-satunya kota yang terletak di dua benua ini mampu mempertahankan daya tariknya yang eksotik serta atmosfer dan identitasnya yang unik.Selama lebih dari 2.000 tahun, para pelancong telah datang dan terpesona akan keajaiban, misteri, dan keagungan kota ini. Kini, untuk dapat merasakan indahnya Istanbul, Anda tak harus datang kesana, sebab buku ini menceritakan semuanya. Inilah kisah luar biasa tentang kota paling memesona di dunia, ibu kota tiga kekaisaran masyhur: Byzantium, Romawi, Usmani. Istanbul adalah kisah menakjubkan tentang kota legendaris ini, dan suasana kehidupan sehari-hari masyarakatnya, seremoni istana, hingga intrik politik para penguasa dari awal hingga sekarang.
Riwayat Hidup sang Nabi dalam Bingkai Sejarah, Politik, Agama, dan PsikologiRiwayat hidup Muhammad adalah sejarah paling penting yang hampir tak tertandingi. Sayangnya, dalam keagungan pemujaan namanya, kisah yang intens tentang sang pengibar Islam ini tidak dimengerti secara mendalam. Banyak buku telah ditulis, namun hanya sedikit yang mengupas secara utuh sisi humanistik sang tokoh.Dalam buku ini, Lesley Hazleton menggambarkan Muhammad dalam suatu cerita yang hidup. Mengurai kisah sang Nabi dalam bingkai sejarah, politik, agama, dan psikologi, ia menampilkan sosok agung ini sebagai manusia seutuhnya, dengan segala kompleksitas dan vitalitasnya. Lebih dari itu, buku ini memaparkan kebangkitan Muhammad: dari lelaki tak berdaya menjadi pemimpin penuh kuasa, dari seorang tak dikenal menjadi pribadi yang namanya terus dikenang, dari sosok tak penting menjadi figur yang pengaruhnya sangat kuat bagi umat manusia. Bagaimana seorang outsider ini akhirnya menjadi insider utama di dunia Arab yang sakit kala itu?Ditulis dengan jernih tanpa tendensi ideologis-politis, Muslim Pertama menyuguhkan narasi yang hidup tentang seorang pria mengagumkan yang berada di antara idealisme dan pragmatisme, iman dan politik, perdamaian dan kekerasan, serta penolakan dan pujian. Dan, buku ini tak hanya menerangi figur sang tokoh, tapi juga warisan pengaruhnya yang terus terasa hingga saat ini.
Buku ini berupaya merekonstruksi perjalanan historis al-Quran yang diharapkan dapat bertahan terhadap kritik sejarah sekaligus bisa berhadapan dengan berbagai prasangka ?ilmiah? Barat. Masalah-masalah utama dalam pewahyuan al-Quran serta pengumpulan dan stabilisasi teksnya menjadi fokus kajian dalam buku ini. Dengan demikian, obyek studi ini mencakup keseluruhan etape perjalanan kesejarahan al-Quran, dan hasilnya diharapkan memberikan kontribusi signifikan di bidang sejarah kitab suci kaum Muslim.Sesuai dengan tujuan utamanya, penulis buku ini berpegang ketat pada pendekatan sejarah. Namun, karena beberapa aspek dari sejarah melibatkan intensitas pemahaman keagamaan, maka interpretasi yang dilakukan tidak bersifat historis semata, melainkan juga bersifat islami. Data kesejarahan tidak diperlakukan sebagai sekadar data mati untuk dianalisis, tetapi sebagai sesuatu yang memiliki implikasi religius bagi masa depan kaum Muslim dan kitab sucinya. Karena itu, buku ini juga bersifat preskriptif dan diharapkan bisa menyumbangkan perspektif-perspektif baru dan segar dalam studi-studi al-Quran.
Buku ini mengajak pembaca menyusuri lorong waktu di antara relung sejarah dan kondisi zaman now. Perpaduan sastra dan sejarah berdasarkan fakta ini menghasilkan model historiografi millenniar - Prof. Dr. Dadan Wildai, M.Hum.Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan-KentensetnegKunjungan budaya ke Praha menginspirasi penulis menarasikan masyarakat konsumen yang diwakili karakter aku, kamu, dan dia dalam relasi historis penuh dinamika dan romantika Indonesia-Eropa- Dr. Aulia A. RachmanDuta Besar RI untuk Republik CbeskaBuku ini bisa memperkaya Pendidikan Sejarah dan IPS, serta layak dikonsumsi dosen, guru, dan mahasiswa lintas disiplin ilmu- Dr. Ersis Warmansyah AbbasAPRIPSI, penulis buku, dan dosen Universitas Lambung Mangkurat, BanjarmasinNarasi buku ini dekat dengan kehidupan masyarakat konsumen. Perlu dibaca oleh pendidik sejarah untuk mengembangkan kompetensi peserta didik agar tidak konsumtif.- Dr. Abdul SyukurKetua Umum Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia-P3Sl, Dosen UNJBegitulah kalau sang profesor mengungkapkan perasaan pada perempuan cantik, rayuannya ilmiah. Saya sebagai pembaca perempuan merasa dihargai bagaikan karakter kamu dalam buku ini- Diah Wahyuningsih Rahayu, S.Pd.Guru Sejarah SMAN 4 Batam
Apa pentingnya mengkaji sebuah taman? Bukankah ia hanya sebidang tanah yang dibuat hanya untuk keindahan semata? Taman-taman kekinian mungkin seperti itu, tetapi tidak dengan taman-taman di era jawa kuno. Ditulis oleh seorang sejarawan sohor karena studi jawa-nya, Denys Lombard memberi pengetahuan kepada kita bahwa taman-taman kuno justru dibangun sebagai medium untuk praktik-praktik yang bersifat transendental dan suci.
Kubur Kalang terbuat dari papan batu.Jumlahnya banyak dan tersebar di daerah Bojonegoro, Jawa Timur, sehingga dapat disebut sebagai kompleks kubur atau nekropolis. Secara teoritis orang Kalang dan budayanya telah ada sejak masa prasejarah di Jawa, dan semakin dikenal pada zaman Hindu-Buddha, Mataram kuna, Majapahit, hingga zaman kesultanan Islam.Mereka bermukim di hutan-hutan. Pemimpin mereka disebut tuha Kalang, yang merupakan salah satu pejabat penting kerajaan sehingga sering disebut dalam prasasti penetapan desa sima 'desa bebas pajak' serta mendapat pasek-pasek 'hadiah' dari penduduk desa yang ditetapkan sebagai sima. Pada masa yang lebih kemudian, orang Kalang tetap dikenal dan tetap mengembara di hutan-hutan Pegunungan Kendeng Utara. Mereka dikenal sebagai ahli perundagian (pertukangan), perkayuan, penjelajah hutan, dan berusaha di bidang pengangkutan barang jarak jauh dengan menggunakan pedati yang dihela sapi. Pada babak terakhir masyarakat Kalang diminta oleh Kesultanan Mataram Islam untuk meninggalkan cara hidup mengembara di hutan dan harus bermasyarakat seperti umumnya orang Jawa.
Kamaruzzaman Bustamam-Ahmdd dilahirkan di Krueng Mane pada 17 September 1978 (6 Muharam 1398). Adapun karya-karya yang pernah dihasilkan adalah Mencari Islam (2000), Relasi Islam dan Negara (2001), Islam Historis (2002), Satu Dasawarsa The Clash of Civilization (2003), Masa Depan Pembidangan Ilmu di PT Al (2003), Wajah Baru Islam di Indonesia (2004), Islamic Law in Southeast Asia: A Study of Its Application in Kelantan and Aceh (2009), Acehnologi (2012), Wahdatul Wujud: Membedah Dunia Kamal (201 3), Ulama, Separatisme, dan Radikalisme di Aceh (2013), Sejarah Islam Politik Indonesia (2013), Aceh Baru Post-Tsunami (2014), Strategi Kebudayaan untuk Bangsa (2014), From Islamic Revivalism to Islamic Radicalism in Southeast Asia: A Study of Jama'ah Tabligh in Malaysia and Indonesia (2015), dan Memahami Potensi Radikalisme dan Terorisme di Aceh (2016).Selain itu menjadi editor buku bersama Patrick Jory dengan judul The Contemporary of Islamic Education and Islamic Studies in Southeast Asia (2011) dan Islamic Thought in Southeast Asia (201 3). Kontributor dalam Culture, Identity and Religion i n Southeast Asia (2007), The Minorities (2008), Asian Transformations in Action (2009), Oxfor? Islamic Studies Online (2012), Living Landscapes Connected Communities Culture, Environment, and Change Across Asia (2014), dan Sejarah & Budaya Syiah di Asia Tenggara (201 3).Sekarang sebagai staf pengajar pada Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Pada tahun 2007 menjadi Fellow pada Asian Public Intellectual (API), Nippon Foundation Jepang. Pada tahun 2008 menjadi Peneliti Senior pada Aceh Justice Resource Center di Banda Aceh sebagai bagian program UNDP. Pada tahun 2011 diangkat menjadi Research Fellow di University of Malaya, Kuala Lumpur. Tahun 2012 ditetapkan sebagai Peneliti Muda Indonesia oleh AIPI dan Biro Oktroei Roosseno.Pada tahun 201 3 mendapat penghargaan dari Japan Foundation sebagai Young Muslim Intellectual di Asia Tenggara. Untuk alamat koresponden silahkan menghubungi: abah.shatilla@gmail.com
SERBA-SERBI MUSEUM NASIONAL JAKARTABuku ini merekam perjalanan sejarah Gedung Arca, nama julukan Museum Nasional Jakarta yang pernah populer tempo doeloe, dalam pelbagai dimensi. Bukan saja asal mulanya, rupa-rupa koleksinya lengkap dengan tips-tips mengenali keaslian benda-benda kuno, tetapi juga kisah-kisah para pengurus dan pengunjungnya yang heroik, unik, lucu dan menyedihkan. Membaca buku ini dapat dirasakan bahwa museum itu bukanlah seperti yang bertahun-tahun belakangan ini dicitrakan, yaitu suatu tempat yang ganjil dan membosankan.
Pahlawan dari Batavia: Narasi Pieter Erberveld Melawan Kompeni Dua Bahasa (Indonesia-Inggris)Satu buku tapi dua bahasa dan cover depan belakang berbeda***Bagaimana jadinya kalau ada seseorang yang berniat memberontak lalu kepalanya dipenggal dan dimuat monumen? Ya, inilah kisah soal Pieter Erberveld, seorang keturunan Eropa yang dieksekusi dengan sadis oleh Belanda di Batavia. Kematiannya diabadikan menjadi sebuah monumen yang kini dikenal sebagai Monumen Pieter Erberveld.Buku ini menceritakan perihal cara orang berinteraksi dengan monumen dan legenda Pieter Erberveld. Kedua tulisan yang ada di buku ini menyajikan pendekatan yang sangat berbeda untuk melihat sejarah monumen Erberveld.
Arab adalah salah satu peradaban penting dan berpengaruh yang pernah ada--bahkan sampai sekarang--di dunia. Ketermasyhuran Arab tidak hanya pada masa Islam,' tetapi juga pada zaman kuno sebelum kemunculan Islam dan ekspansi kaum Muslim ke negeri-negeri lain melalui penaklukan. Sejarah peradaban Arab-lslam telah banyak kita ketahui. Tetapi, riwayat Arab kuno sebelum Islam mungkin tak banyak yang paham. Seperti apakah wajfch Arab sebelum Islam?Dalam buku yang terbagi sembilan jilid ini, Jawwad Ali, seorang sejarawan masyhur, mengisahkan secara gamblang riwayat (bangsa) Arab kuno dari berbagai aspek: geografi, iklim, karakteristik, silsilah; politik, hukum, dan pemerintahan; sosial-budaya; agama dan kepercayaan; sumber daya alam dan perekonomian; bahkan bahasa, literasi, dan kesusastraan. Merujuk pada sumber-sumber klasik seperti manuskrip-manuskrip, artefak-artefak, catatan-catatan orang Yunani, Romawi, Ahli Kitab (Yahudi), serta ditopang penemuan mutakhir ahli arkeologi, buku ini memaparkan dengan narasi yang lugas, deskripsi yang jelas, pengamatan mendalam dan penjelasan komprehensif perihal bangsa Arab kuno sebelum Islam.***Mempelajari sejarah Arab sebelum Islam dan karakter masyarakatnya, sejarawan Jawwad Ali pastilah orang pertama yang terbetik di benak kita. la layak berbangga hati dengan karyanya yang sangat fenomenal ini.- Dr. Ibrahim Khalil al-'Allaf, Pengajar Sejarah Kontemporer di Universitas MosulJawwad Ali adalah harta karun pengetahuan yang tak terkunci, sungai yang meluap dengan ilmu dan bakat. Lewat buku ini, ia menjelaskan masyarakat Arab sebagai tubuh yang diorganisasi dari sekumpulan ikatan dan hubungan ekonomi, sosial, etnisitas, dan pemikiran yang beragam.- Jamal Hasan al-'Attabi, Kritikus Sejarah dan Kebudayaan Arab
Arab adalah salah satu peradaban penting dan berpengaruh yang pernah ada--bahkan sampai sekarang--di dunia. Ketermasyhuran Arab tidak hanya pada masa Islam,' tetapi juga pada zaman kuno sebelum kemunculan Islam dan ekspansi kaum Muslim ke negeri-negeri lain melalui penaklukan. Sejarah peradaban Arab-lslam telah banyak kita ketahui. Tetapi, riwayat Arab kuno sebelum Islam mungkin tak banyak yang paham. Seperti apakah wajfch Arab sebelum Islam?Dalam buku yang terbagi sembilan jilid ini, Jawwad Ali, seorang sejarawan masyhur, mengisahkan secara gamblang riwayat (bangsa) Arab kuno dari berbagai aspek: geografi, iklim, karakteristik, silsilah; politik, hukum, dan pemerintahan; sosial-budaya; agama dan kepercayaan; sumber daya alam dan perekonomian; bahkan bahasa, literasi, dan kesusastraan. Merujuk pada sumber-sumber klasik seperti manuskrip-manuskrip, artefak-artefak, catatan-catatan orang Yunani, Romawi, Ahli Kitab (Yahudi), serta ditopang penemuan mutakhir ahli arkeologi, buku ini memaparkan dengan narasi yang lugas, deskripsi yang jelas, pengamatan mendalam dan penjelasan komprehensif perihal bangsa Arab kuno sebelum Islam.***Mempelajari sejarah Arab sebelum Islam dan karakter masyarakatnya, sejarawan Jawwad Ali pastilah orang pertama yang terbetik di benak kita. la layak berbangga hati dengan karyanya yang sangat fenomenal ini.- Dr. Ibrahim Khalil al-'Allaf, Pengajar Sejarah Kontemporer di Universitas MosulJawwad Ali adalah harta karun pengetahuan yang tak terkunci, sungai yang meluap dengan ilmu dan bakat. Lewat buku ini, ia menjelaskan masyarakat Arab sebagai tubuh yang diorganisasi dari sekumpulan ikatan dan hubungan ekonomi, sosial, etnisitas, dan pemikiran yang beragam.- Jamal Hasan al-'Attabi, Kritikus Sejarah dan Kebudayaan Arab
Serat Yusup merupakan cerita gubahan sastra klasik Jawa yang bersumber pada Surah Yusuf al Quran, surah keduabelas, pangkal masalah ayat keempat yang menyebutkan tentang mimpi 'Yusuf ketika melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud kepada Yusup. Teks ditulis dalam bentuk tembang macapat, berbahasa Jawa. dengan huruf Jawa atau Pegon. Selain dalam khasanah naskah Jawa, teks Serat Yusup juga ditemukan di Lombok, Madura, dan beberapa daerah lain, yang secara keseluruhan berjumlah sekitar 1.000 buah. Di Jawa terdapat 67 naskah Serat Yusup, tersebar di koleksi-koleksi naskah Surakarta, Yogyakarta, dan Jakarta.Buku dengan judul Serat Yusup: Peranan. Fungsi, dan Manfaatnya ini menyajikan suntingan teks dengan kajian filologis berikut kajian mengenai peran, fungsi, dan manfaatnya dalam masyarakat Jawa, terutama yang berkait dengan upacara lingkaranhidup manusia (life cycle).