The Golden Age Of History: Zaman Keemasan Peradaban

Ref by : Best shop

Peradaban umat manusia seperti sebuah roda yang berputar. Kemajuan adalah sebuah siklus―dari puncak ke penurunan dan kemudian, perlahan dan susah payah, kembali ke puncak―bukan jalur lurus dan menanjak sepanjang waktu. Setiap kerajaan berumur panjang memiliki suksesi zaman keemasan dan kegelapan; dan berkali-kali peradaban manusia telah menciptakan pemerintahan luar biasa yang dalam beberapa abad hancur menjadi debu.Namun, belum ada sejarawan yang membuat studi ilmiah tentang kekuatan kreatif yang mengangkat suatu bangsa ke puncak peradaban dan kekuatan destruktif yang menjatuhkan mereka. Padahal, fungsi terpenting sejarah adalah untuk mengajari kita cara sejati untuk mengangkat kehidupan ke tingkat yang lebih tinggi dan alasan utama mengapa pencapaian luar biasa pada suatu abad tenggelam dalam barbarisme pada abad berikutnya.Buku ini mengulas peradaban-peradaban dunia, mulai dari Mesir, Babilonia, Yunani, China, India, Andalusia, Roma, hingga Era Ilmu Pengetahuan yang sudah sampai pada puncak zaman keemasan, dan akhirnya jatuh pada kondisi yang kronis dan menyedihkan. Dengan memilih periode-periode peradaban yang dianggap paling cemerlang dan paling progresif, penulis menguraikan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan kemajuan dan yang menghambat dan menghancurkannya; dan secara khusus menyelidiki tentang kondisi keyakinan agama dan karakter moral dalam masing-masing periode tersebut.

Kebijakan Pengelolaan Wisata Ekoreligi Berkelanjutan Berbasis Mayarakat Adat Bali

Ref by : Best shop

SinopsisImplementasi kebijakan pengelolaan wisata ekoreligi di Bali diatur oleh berbagai kebijak-an dan perundang-undangan, baik yang bersifat nasional maupun daerah (meliputi pengaturan provinsi, kabupaten/kota) serta berpijak pula pada peraturan lokal yang berasal dari adat (berbentuk awig-awig) maupun bersumber pada ajaran agama Hindu Bali. Dengan demikian, pengelolaan wisata ekoreligi di Bali memiliki kekhasan dan keunikan jika dibandingkan pe- nge- lolaan wisata di daerah lain di Indonesia.Pengelolaan wisata ekoreligi di Bali melibatkan berbagai kewenangan yang meliputi kewe- nangan pemerintah pusat, provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pihak investor/swasta, desa pakraman yang mewakili masyarakat hukum adat Bali serta pemuka agama Hindu. Dalam implementasinya, berbagai kewenangan ini, acapkali berjalan sinergi dan harmonis. Kondisi ini, sangat berbeda dari pengeloaan wisata di luar Bali yang acapkali terjadi proses marginalisasi atau peminggiran masyarakat lokal.Berbagai kemajuan telah dicapai dalam pengelolaan wisata ekoreligi di Bali, namun demikian dalam kehidupan dan globalisasi yang pesat memunculkan berbagai problema, baik problema filosofis, hukum, sosial, keagamaan maupun ekologi. Bagaimana menjaga agar pengelolaan wisata ekoreligi berbasis masyarakat hukum adat di Bali berjalan harmonis? Dalam buku ini, dikaji secara utuh (holistis) permasalahan yang berkaitan dengan hal tersebut.

Riwayat Taun Dan Wabah Dalam Sejarah Islam

Ref by : Best shop

Dunia tengah berjuang keras menghadapi wabah atau pandemi Covid-19. Dalam tempo setahun sejak kasus pertama di Wuhan, Tiongkok, pada akhir 2019, lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia dinyatakan positif covid-19 dan lebih dari satu juta orang meninggal akibat virus ini. Semua negara melakukan langkah darurat untuk menekan penyebaran virus, mulai dari isolasi warga yang terjangkit, pembatasan sosial warga hingga karantina wilayah atau lockdown, serta imbauan tegas untuk menjalani protokol kesehatan dengan memakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak.Jauh sebelum itu, sejumlah literatur klasik Islam telah membicarakan wabah, di antaranya karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi (ahli tafsir yang terkenal dengan karyanya, Tafsir al-Jallain) ini. Sebelumnya, Ibnu Hajar al-Asqalani juga telah menulis topik yang sama. Buku ini mengungkapkan sejarah wabah pada masa lalu, masa Islam setelah wafatnya Nabi hingga masa penulisnya. Banyak aspek dikupas, dari hakikat wabah, penyebab, cara menghadapi, karantina, dan hikmah di balik pandemi. Berbeda dari karya sebelumnya, buku ini lebih komprehensif, karena dilengkapi dengan ulasan tentang wabah pada era mutakhir dan dari sisi medis modern.***As-Suyuthi terkenal menguasai semua disiplin ilmu (agama) melampaui rekan-rekannya dan namanya terkenal di mana-mana dengan sebutan yang baik. Beliau juga telah mengarang banyak kitab yang bermanfaat.Imam asy-Syaukani, pengarang kitab Nail al-AuthrPENULISJALALUDDIN AS-SUYUTHI. Lengkapnya, Abdurrahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiquddin bin al-Fakhr Utsman bin Nashiruddin Muhammad bin Saifuddin Khadhari bin Najmuddin Abu ash-Shalah Ayub bin Nashiruddin Muhammad bin asy-Syaikh Hammamuddin al-Hamman al-Khadhari al-Asyuthi. Lahir selepas Maghrib, Ahad malam, bulan Rajab tahun 849 H.As-Suyuthi adalah salah satu ulama yang produktif menulis kitab, di antaranya: al-Itqn fi Ulm al-Qurn, ad-Durr al-Mantsr fi Tafsr al-Matsr, Tarjumn al-Qurn fi at-Tafsr, Lubb an-Nuql fi Asbb an-Nuzl, al-Ikll fi Istinbth at-Tanzl, Maftih al-Ghaib fi at-Tafsr, Syarh al-Istidzah wa al-Basmalah, Ain al-Ishbah fi Marifah ash-Shahbah, Husn al-Muhdharah, Kasyf at-Talbs an Qalbi Ahl at-Tadls, Taqrb al-Gharb, Asm al-Mudallisn, Tafsr al-Jallain (menuntaskan tafsir yang dibuat oleh Jalaluddin al-Mahalli), al-Asybh wa an-Nazhir, M Rawhu al-Wun fi Akhbr ath-Thun (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Pustaka Alvabet, 2020), dan lain-lain.As-Suyuthi wafat pada hari Jumat malam tanggal 19 Jumadil Ula 911 H, dalam usia 61 tahun. Sebelumnya beliau menderita sakit selama tujuh hari. Beliau dikuburkan di pemakaman Qaisun, Kairo

Homo Deva

Ref by : Best shop

Sejarah baru umat manusia sedang berlangsung, akhir dari budaya Homosapiens telah tiba, dan era baru muncul dengan segala tantangannya.Kita mungkin tidak menyukainya, namun perubahan akan terus bergulirdan kita tidak bisa hanya diam menunggu. Kita sedang dan harus melalui transisisemacam itubergerak ke tantangan dan tekanan yang tak diketahui.Bagaimana umat manusia menghadapi tahap baru itu? Dengan kemampuannyaberadaptasi, anggota Homo sapiens berkembang menjadi spesies baru yanglebih kreatif dan inovatifitulah Homo deva. Era Homo deva akan membawakita melintasi ambang evolusi utama, ketika orang belajar mengekspresikanintegrasi antara kecerdasan dan intuisi yang lebih tinggi. Homo deva akanmenjadi inovator umat manusia.Melalui buku ini, Mary Belknap menggambarkan evolusi yang muncul melaluitiga fase transisi alami menuju era kemanusiaan baruintuisi, inovasi, danidentitas, la juga menjelaskan secara ilmiah langkah-langkah alami, yang dapatdiamati dalam dua puluh tahun belakangan ini; termasuk peta visual agendaumat manusia menghadapi masa depan. Dengan paparan memukau danargumen menggugah, ia merangsang dialog lebih dalam antara tradisi sains dan agama.3X!MMary memusatkan perhatiannya pada apa yang belum diperhatikan olehbanyak kalangan, yaitu berubahnya manusia menjadi spesies baru! Saya belumpernah membaca buku yang menguraikan tahapan perubahan yang muncul dimana-mana, tetapi sangat jarang disadari. Perubahan ini adalah langkah besarseperti pergeseran Homo Neanderthal ke Homo Sapiens pada 50.000 tahunyang lalu. Homo Deva lebih dari sekadar buku bagus tentang evolusi umatmanusia. Bravo, Mary!Barbara Marx Hubbard, President, Foundation for Conscious EvolutionBuku yang kaya dan mendalam dalam mengeksplorasi cara-cara baru prosesmenjadi. Menunjukkan bahwa kita tidak memiliki alternatif selain tumbuh ataumati, Mary Belknap menawarkan jalan menuju masa depan kita.Jean Houston, Ph.D, penulis Jump Time dan The Possible HumanTajam dan inspiratif, Homo Deva menyediakan blue print yang detail, penuhdengan perspektif ilmiah dan visioner, tentang evolusi manusia dan bumi. Petaberharga untuk mengarungi masa depan yang penuh ketidakpastian.Martin Fiebert, Ph.D, Profesor Psikologi, California State University