Waktu dan momentum. Nama Parmenides muncul dalam suatu dialog antara Einstein dan Popper ketika memperdebatkan tentang semesta empat dimesi. Saat ini, kita memahami bahwa yang ada itu hadir atas dasar aktual dan nyata dalam konteks ruang bervolume. Penandaan ini membuat lingkup tentang eksistensi, tidak lepas dari hadirnya momentum. Arsitek dan arsitekturnya hadir dalam dimensi ini. Keberadaan dan kehadirannya menentukan momentum yang akan lahir. Apakah ia akan mengguncangkan eksistensi atau justru diabaikan dan mengingkari keberadaan.Di buku ini, semesta itu ditandi dengan hadirnya semesta ruang bernama Indonesia. Kata ini memberi petunjuk tentang di mana karya ini berada dan diletakkan dalam nadi nusantara. Kemunculan karya KETUJUH arsitek ini tidak lepas dari hadirnya karya mereka dalam konteks ini juga. Ketika semangat kebersamaan dan gotong royong tampak pupus, kemudian lahir kembali dengan naluri baru lewat karya mereka. Waktu dan momentum hadir secara tepat ketika kesadaran akan tema sosial, alam ,dan lingkungan mempengaruhi KETUJUHnya saat berasitektur dan berproses desain.KETUJUH arsitek ini mewakili generasi baru yang berpraktik secara unik dan mencoba hadir dalam kultur identitasnya sendiri. Sangat subjektif, dan di sisi lain mereka membiarkan karyanya hadir untuk menginspirasi dengan cara menampilkan wajah arsitektur yang lain. Kiranya buku ini mampu berpijak dan memberi makna baru karena ada rasa, asa, cinta, dan gelora yang ingin ditularkan.
Referensikan kembali link ini dan dapatkan bonus poin
Dapatkan bonus sebesar 500 poin untuk pelanggan baru cukup dengan login google